Pasien Bunuh Diri di Rumah Sakit
Korban Ketut Sudarsana yang penyanyi Pop Bali diduga frustrasi karena penyakit paru-parunya tak kunjung sembuh.
Korban Lompat dari Lantai IV RSUD Mangusada
MANGUPURA, NusaBali
Seorang pasien yang telah dirawat di RSUD Mangusada, Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, I Ketut Sudarsana, 41, tewas bunuh diri, Kamis (17/3) sore pukul 15.00 Wita. Diduga frustrasi akibat penyakit paru-paru yang menderanya, korban yang juga penyanyi Pop Bali ini pilih ulahpati dengan melompat dari Lantai IV Gedung RSUD Mangusada.
Korban Ketut Sudarsana, pasien asal Banjar Selat, Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, awalnya dirawat di Ruang Oleg 4 RSUD Mangusada. Tanpa sepengetahuan keluarganya, korban mendadak melompat dari Lantai IV. Tubuhnya nyangkut di Lantai II Gedung RSUD Mangusada, setelah jatuh setinggi 10 meter. Pasien berusia 41 tahun ini pun tewas mengenaskan dengan kondisi kepala pecah.
Korban Ketut Sudarsana yang terluka parah di bagian kepala, masih sempat dibawa ke UGD RSUD Mangusada untuk mendapatkan pertolongan. Namun, nyawanya tetap tidak terselamatkan. Korban diduga sudah tewas sebelum diterima di UGD RSUD Mangusada. Korban berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Ni Ketut Suryantini, 35, dan seorang anak balita, I Gede Yana Jaya, 3.
Jajaran kepolisian kemarin sudah langsung terjun ke lokasi kejadian RSUD Mangusada, sembari melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi atas musibah maut yang menimpa pasien Ketut Sudarsana. Tim kepolisian yang terjun dipimpin langsung Panit I Polsek Mengwi, Iptu I Gusti Lanang Jelantik.
Dari pemeriksaan sejumlah saksi di TKP, termasuk dokter yang menangani si pasien, terungkat korban Ketut Sudarsana nekat bunuh diri dengan melompat dari Lantai IV Gedung RSUD Mangusada, dalam kondisi tangan masih terpasang selang infus. Hal ini juga diperkuat keterangan dokter yang menerima korban di UGD RSUD Mangusada pasca musibah, dr I Made Haryoga.
Berdasarkan keterangan dr Made Haryoga, korban Ketut Sudarsana sudah meninggal saat diterima di UGD RSUD Mangusada. Korban tewas mengenaskan dengan kondisi kepala pecah dan telinga kanan mengeluarkan darah. "Kita sudah mengambil langkah-langkah, dengan menggali keterangan saksi-saksi, termasuk petugas medis dan keluarga korban," ungkap Iptu I Gusti Lanang Jelantik.
Lanang Jelantik menyebutkan, dari keterangan yang digali di RSUD Mangusada, pasien Ketut Sudarsana didiagnose menderita sakit paru-paru. Pasien dirawat di RSUD mangusada, sejak Sabtu (12/3) atau lima hari sebelum tewas ulahpati. "Dugaan awal, korban frustrasi karena penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh," jelas Lanang Jelantik.
Sementara, Kasi Rawat Jalan RSUD Mangusada, dr I Ketut Japa, belum bersedia memberikan komentar terkait aksi upahpati yang menewaskan pasien Ketut Sudarsana. “Sabar, ya masih ditangani polisi. Kami belum bisa memberikan penjelasan. Maaf dulu ya,” elak dr Ketut Japa saat ditemui NusaBali di lokasi TKP, kemarin sore.
Sedangkan Dirut RSUD Mangusada, dr Agus Bintang Suryadhi, belum bisa dimintai konfirmasi. Berkali-kali dihubungi NusaBali melalui sambungan telepon, ponselnya dalam keadaan tidak aktif. Yang jelas, meski terjadi musibah ulahpati, secara umum aktivitas pelayanan kesehatan di RSUD Mangusada, Kamis sore, tetap berjalan normal.
Sementara itu, pasien Ketut Sudarsana selama ini diketahui sering keluar masuk rumah sakit untuk rawat inap, karena penyakit paru-paru yang dideritanya. Terakhir, korban masuk RSUD Mangusada sejak 12 Maret 2016 lalu, sampai akhirnya nekat ulahpati melompat dari Lantai IV. Selama lima hari dirawat inap, korban menjalani perawatan di Ruang Oleg 4.
Seorang kerabat korban, I Nyoman Subagia, sempat menyatakan sekilas kronologis kematian tragis almarhum Sudarsana, saat ditemui NusaBali di RSUD Mangusada, Kamis sore. Dia mengatakan, sebelum peristiwa maut sore itu, korban Sudarsana ditunggui kakaknya, I Nyoman Sudarma, di rumah sakit.
Nah, ketika aksi ulahpati terjadi, kata Subagia, Nyoman Sudarma sedang pergi ke apotek yang berada di Lantai I RSUD Mangusada, untuk menebus obat. Ternyata, ketika ditinggal sejenak untuk menebus obat itulah, korban Sudarsana nekat melompat dari Lantai IV. “Tubuhnya nyangkut di Lantai II. Almarhum langsung meninggal saat itu juga,” cerita Subagia.
Menurut Subagia, korban Sudarsana memang menderita sakit paru-paru yang tak kunjung sembuh. Penyakit tersebut sudah mendera korban sejak lama. “Mungkin karena frustrasi lantaran sakitnya nggak sembuh-sembuh, almarhum berbuat nekat,” katanya.
Sedangkan kerabat korban lainnya, Ni Ketut Mupu, 50, mengaku sama sekali tidak menyangka almarhum akan mengkahiri hidupnya dengan cara sedemikian tragis.
Menurut Ketut Mupu, dirinya kemarin sempat sempat menjenguk korban Sudarsana di Ruang Oleg 4 RSUD mangusada, siang sekitar pukul 11.00 Wita. Kebetulan, Ketut Mupu juga menunggui salah satu keluarganya yang dirawat di ruang berbeda RSUD Mangusada.
“Waktu itu, saya sebetulnya mau tanya sudah makan apa belum? Tapi, ketika saya jenguk ke kamarnya, dia (korban Sudarsana) masih tidur,” kenang Ketut Mupu. Namun, sore harinya ketika balik lagi ke kamar Sudarsana, Ketut Mupu mendapat kabar duka kalau keponakannya ini nekat melompat dari Lantai IV hingga tewas men genaskan.
Perempuan paruh baya ini menduga korban Sudarsana nekat bunuh diri karena frustrasi, lantaran penyakit yang dideritanya. “Karena lama tak sembuh, dia (Sudarsana) jadi kurus. Mungkin karena tak sembuh-sembuh itu penyebabnya,” beber Ketut Mupu.
Hingga tadi malam, jenazah korban Ketut Sudarsana masih dititikan keluarganya di Instalasi Jenazah RSUD Mangusada. Belum jelas, kapan jenazah korban ulahpati ini akan dimakamkan. Informasi yang dihimpun NusaBali, jenazah almarhum baru akan dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Selat, Desa Pakraman Sobangan setelah Purnamaning Kadasa, Rabu, 23 Maret 2016 nanti.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, tadi malam, Kepala Desa (Perbekel) Sobangan, I Putu Mas Budiarta, menyatakan korban Ketut Sudarsana selama ini menjadi penyanyi Pop Bali. “Almarhum malah sudah bikin album Inguh,” jelas Mas Budiarta.
Menurut Mas Budiarta, kasus ulahpati yang merenggut nyawa Sudarsana membuat banyak warga merasa kehilangan. “Di facebook banyak yang mengucapkan bela sungkawa. Coba saja buka facebook,” katanya. 7 da,asa
1
Komentar