Penyeberangan Sanur-Nusa Penida Ditutup
Cuaca Buruk, Ratusan Wisman Antre di Pelabuhan Padangbai
DENPASAR, NusaBali
Penyeberangan dari Dermaga Sanur (Denpasar)-Nusa Lembongan (Klungkung)-Nusa Penida (Klungkung) terpaksa ditutup sementara, Kamis (19/7), karena cuaca buruk disertai gelombang tinggi. Puluhan buruh yang hendak menyeberang ke Nusa Penida pun terpaksa yang terpaksa menginap di Dermaga Sanur.
Ketua Badan Pengelola Pantai Sanur, Ida Bagus Arwata, 49, mengungkap gelombang besar mengamuk sejak Kamis dinihari pukul 00.30 Wita. Tinggi gelombang di Pantai Sanur mencapai hampir 5 meter. Ini buatr kali pertama terjadi. Sebelumnya, gelombang di Pantai Sanur tidak pernah melebih 2 meter.
Dengan kondisi tersebut, kata IB Arwata, pihaknya selaku pengelola Pantai Sanur terpaksa setujui penutupan penyebrangan Dermaga Sanur-Nusa Lembongan-Nusa Penida, Kamis pagi. Loket penjualan tiket yang biasanya dibuka mulai pukul 07.00 Wita, ditutup semua.
Menurut Arwata, pihaknya pun sudah mengirimkan surat kepada seluruh penelola hotel untuk mengumumkan ke wisatawan terkait penutupan sementara penyeberangan ke Nusa Penida ini. “Kami rencananya lakukan penutupan penyeberangan Sanur-Nusa Penida hingga besok (hari ini, Red). Tapi, kalau kondisi laut tetap tidak bersahabat, bisa saja lebih lama lagi tutup penyeberangan,” jelas Arwata di Pantai Sanur, Kamis kemarin. “Kami tidak mau ambil risiko. Kami menunggu informasi dari BMKG dan Syahbandar situasi cuaca terkini,” imbuhnya.
Arwata mengatakan, kendati sudah diberi imbauan untuk tunda keberangkatan, namun puluhan wisatawan dan warga tetap berdatang mencari tiket guna menyeberang ke Lembongan atau Nusa Penida. Menurut Arwata, wisatawan yang sudah telanjur memesan tiket menyeberang, diberikan waktu mengurus surat pembatalan resmi dari pihak pengelola. Hal itu dilakukan untuk menjamin asuransi mereka tetap bisa dilakukan klaim jika kembali mencari tiket penyeberangan.
Hingga Kamis siang, sudah ada sekitar 12 wisatawan asing yang mengurus surat pembatalan resmi menyeberang dari Dermaga Sanur. Selain itu, ada 36 buruh bangunan asal Jawa Timur yang pilih menginap di ruang tunggu keberangkatan Dermaga Sanur. Mereka semua tidak memiliki kerabat di Denpasar untuk tempat menginap.
Salah satunya, Roy Husnul, 56, asal Madura, Jawa Timur. Roy Hasnul bersama 35 rekannya terpaksa menginap dulu di Dermaga Sanur lantaran telanjur datang karena tidak tahu informasi penutupan penyeberangan. “Kami baru tiba di Bali hendak menyeberang ke Nusa Penida. Tapi, penyeberangan ditutup,” keluh Roy.
Sementara itu, ratusan wisatawan mancanegara yang hendak berwisata ke Gili Tra-wangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat terpaksa antre di Pelabuhan Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem sejak Kamis pagi pukul 06.00 Wita. Masalahnya, kapal cepat yang biasa beraktivitas dari Pelabuhan Rakyat Padangbai menuju objek wisata Gili Trawangan, buat sementara, tidak beroperasi karena cuaca buruk di Selat Lombok.
Berdasarkan surat Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai No HM.103/1/6/KSOP.Pbi-2018 tertanggal 18 Juli yang ditandatangani I Ketut Gede Sudarma, penyeberangan ditutup 19-20 Juli. Konsekuensinya, tercatat 20 fast boat (kapal cepat) ditunda keberangkatannya. Maka, para wisatawan diarahkan berlayar dari Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar, NTB. Selanjutnya, dari Pelabuhan Lembar mereka diberangkatkan ke objek wisata Gili Trawangan.
Para wisman yang jumlahnya mencapai ratusan orang ini awalnya sempat protes dan menolak menolak naik kapal ferry dari Pelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Lembar. Namun, setelah diberikan pemahaman, mereka akhirnya bersedia antre hingga 6 jam sebelum kemudian diberangkatkan ke Pelabuhan Lembar.
Pantauan NusaBali, para wisman terliha antre sepanjang 100 meter, dari pintu gerbang Dermaga I Pelabuhan Padangbai hingga menuju pintu kapal. Para pramuwisata yang mengantar wisman berusaha meyakinkan bahwa perusahaan kapal cepat juga sibuk memberikan pengertian agar wisatawan bersedia menerima kenyataan. Mereka diarahkan menumpang kapal ferry dari Pelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Lembar.
Salah seorang pengusaha kapal cepat, I Kadek Jon, mengatakan setiap wisman yang telanjur beli tiket untuk menyeberang ke Gili Trawangan, sudah diberikan pengertian terkait cuaca buruk di Selat Lombok. “Kami tidak bisa memberikan penjelasan sampai kapan harus antre di Pelabuhan Padangbai,” jelas Kadek Jon di hadapan ratusan wisman di Pelabuhan Padangbai, Kamis kemarin.
Sedangkan petugas Balai Pengelolaan Transformasi Darat (BPTD) Padangbai, Roby Asyah, mengatakan antrean panjang itu terjadi mengingat para wisman sudah telanjur membeli tiket. Mereka harusnya berangkat sesuai yang tertuang dalam tiket.
Sebenarnya, kata Roby, biasanya para wisman berlayar ke Objek Wisata Gili Trawangan naik kapal cepat. Tapi, berhubung penyeberangan dari Pelabuhan Rakyat Padangbai ditutup, para wisman diwajibkan naik kapal ferry dari Poelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Lembar. “Nantinya, dari Pelabuhan Lembar mereka berangkat menuju Gili Trawangan,” jelas Roby. *m,k16
Penyeberangan dari Dermaga Sanur (Denpasar)-Nusa Lembongan (Klungkung)-Nusa Penida (Klungkung) terpaksa ditutup sementara, Kamis (19/7), karena cuaca buruk disertai gelombang tinggi. Puluhan buruh yang hendak menyeberang ke Nusa Penida pun terpaksa yang terpaksa menginap di Dermaga Sanur.
Ketua Badan Pengelola Pantai Sanur, Ida Bagus Arwata, 49, mengungkap gelombang besar mengamuk sejak Kamis dinihari pukul 00.30 Wita. Tinggi gelombang di Pantai Sanur mencapai hampir 5 meter. Ini buatr kali pertama terjadi. Sebelumnya, gelombang di Pantai Sanur tidak pernah melebih 2 meter.
Dengan kondisi tersebut, kata IB Arwata, pihaknya selaku pengelola Pantai Sanur terpaksa setujui penutupan penyebrangan Dermaga Sanur-Nusa Lembongan-Nusa Penida, Kamis pagi. Loket penjualan tiket yang biasanya dibuka mulai pukul 07.00 Wita, ditutup semua.
Menurut Arwata, pihaknya pun sudah mengirimkan surat kepada seluruh penelola hotel untuk mengumumkan ke wisatawan terkait penutupan sementara penyeberangan ke Nusa Penida ini. “Kami rencananya lakukan penutupan penyeberangan Sanur-Nusa Penida hingga besok (hari ini, Red). Tapi, kalau kondisi laut tetap tidak bersahabat, bisa saja lebih lama lagi tutup penyeberangan,” jelas Arwata di Pantai Sanur, Kamis kemarin. “Kami tidak mau ambil risiko. Kami menunggu informasi dari BMKG dan Syahbandar situasi cuaca terkini,” imbuhnya.
Arwata mengatakan, kendati sudah diberi imbauan untuk tunda keberangkatan, namun puluhan wisatawan dan warga tetap berdatang mencari tiket guna menyeberang ke Lembongan atau Nusa Penida. Menurut Arwata, wisatawan yang sudah telanjur memesan tiket menyeberang, diberikan waktu mengurus surat pembatalan resmi dari pihak pengelola. Hal itu dilakukan untuk menjamin asuransi mereka tetap bisa dilakukan klaim jika kembali mencari tiket penyeberangan.
Hingga Kamis siang, sudah ada sekitar 12 wisatawan asing yang mengurus surat pembatalan resmi menyeberang dari Dermaga Sanur. Selain itu, ada 36 buruh bangunan asal Jawa Timur yang pilih menginap di ruang tunggu keberangkatan Dermaga Sanur. Mereka semua tidak memiliki kerabat di Denpasar untuk tempat menginap.
Salah satunya, Roy Husnul, 56, asal Madura, Jawa Timur. Roy Hasnul bersama 35 rekannya terpaksa menginap dulu di Dermaga Sanur lantaran telanjur datang karena tidak tahu informasi penutupan penyeberangan. “Kami baru tiba di Bali hendak menyeberang ke Nusa Penida. Tapi, penyeberangan ditutup,” keluh Roy.
Sementara itu, ratusan wisatawan mancanegara yang hendak berwisata ke Gili Tra-wangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat terpaksa antre di Pelabuhan Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem sejak Kamis pagi pukul 06.00 Wita. Masalahnya, kapal cepat yang biasa beraktivitas dari Pelabuhan Rakyat Padangbai menuju objek wisata Gili Trawangan, buat sementara, tidak beroperasi karena cuaca buruk di Selat Lombok.
Berdasarkan surat Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai No HM.103/1/6/KSOP.Pbi-2018 tertanggal 18 Juli yang ditandatangani I Ketut Gede Sudarma, penyeberangan ditutup 19-20 Juli. Konsekuensinya, tercatat 20 fast boat (kapal cepat) ditunda keberangkatannya. Maka, para wisatawan diarahkan berlayar dari Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar, NTB. Selanjutnya, dari Pelabuhan Lembar mereka diberangkatkan ke objek wisata Gili Trawangan.
Para wisman yang jumlahnya mencapai ratusan orang ini awalnya sempat protes dan menolak menolak naik kapal ferry dari Pelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Lembar. Namun, setelah diberikan pemahaman, mereka akhirnya bersedia antre hingga 6 jam sebelum kemudian diberangkatkan ke Pelabuhan Lembar.
Pantauan NusaBali, para wisman terliha antre sepanjang 100 meter, dari pintu gerbang Dermaga I Pelabuhan Padangbai hingga menuju pintu kapal. Para pramuwisata yang mengantar wisman berusaha meyakinkan bahwa perusahaan kapal cepat juga sibuk memberikan pengertian agar wisatawan bersedia menerima kenyataan. Mereka diarahkan menumpang kapal ferry dari Pelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Lembar.
Salah seorang pengusaha kapal cepat, I Kadek Jon, mengatakan setiap wisman yang telanjur beli tiket untuk menyeberang ke Gili Trawangan, sudah diberikan pengertian terkait cuaca buruk di Selat Lombok. “Kami tidak bisa memberikan penjelasan sampai kapan harus antre di Pelabuhan Padangbai,” jelas Kadek Jon di hadapan ratusan wisman di Pelabuhan Padangbai, Kamis kemarin.
Sedangkan petugas Balai Pengelolaan Transformasi Darat (BPTD) Padangbai, Roby Asyah, mengatakan antrean panjang itu terjadi mengingat para wisman sudah telanjur membeli tiket. Mereka harusnya berangkat sesuai yang tertuang dalam tiket.
Sebenarnya, kata Roby, biasanya para wisman berlayar ke Objek Wisata Gili Trawangan naik kapal cepat. Tapi, berhubung penyeberangan dari Pelabuhan Rakyat Padangbai ditutup, para wisman diwajibkan naik kapal ferry dari Poelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Lembar. “Nantinya, dari Pelabuhan Lembar mereka berangkat menuju Gili Trawangan,” jelas Roby. *m,k16
Komentar