Mulai Senin, Lobi GSD akan Ditutup dan Dijaga Satpol PP
Hindari Antrean Panjang Menggunakan Barang
DENPASAR, NusaBali
Pasca terjadinya kegaduhan di Mall Pelayanan Publik Graha Sewaka Dharma (GSD), Lumintang, Denpasar, beberapa waktu lalu, karena antrean warga menggunakan barang yang dibawanya, lobi GSD akan ditutup dan dijaga Satpol PP hingga waktu pelayanan dibuka. Sistem tersebut akan diterapkan mulai Senin (23/7) ini bersamaan dengan penerapan pendaftaran online.
Kabid Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan Disdukcapil Kota Denpasar I Gusti Ngurah Agung saat dikonfirmasi, Jumat (20/7) mengatakan, penutupan lobi dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kembali antrean menggunakan alat-alat yang dibawa warga. Proses tersebut sudah dilakukan rapat kemarin dengan Asisten I Setda Kota Denpasar I Nyoman Toya.
Hasil rapat tersebut menyatakan bahwa, untuk mengurangi antrean yang terus terjadi, GSD sepakat akan dilakukan penutupan pada lobi dari pagi hingga loket pengambilan nomor pendaftara mulai dibuka pukul 08.00 Wita. Sebelum jam pendaftaran dibuka masyarakat tidak diperkenankan masuk dan akan dijaga oleh Satpol PP Kota Denpasar.
"Tadi (kemarin) sudah di rapatkan. Kesepakatannya dilakukan penutupan pada pagi hari. Warga diberikan masuk saat nomor pendaftaran dan pelayanan sudah siap. Jadi, mereka tidak lagi bisa mengantre menggunakan dan menaruh alat berupa map dan tas berjejer di lantai. Petugas Satpol PP juga akan berjaga di sana, " jelasnya.
Kata Ngurah Agung, para pegawai yang datang pada pagi hari untuk menghindari membludaknya warga akan masuk melalui pintu Satpam sebelah selatan. Jadi, ketika warga diberikan masuk mengambil nomor antrean, pegawai sudah siap melayani mereka. Gangguan terhadap adanya antrean menjejerkan map dan benda lainnya pun tidak akan terjadi lagi.
Namun kata dia, penerapan seperti itu dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru bagi pelayanan. Sebab, saat pintu dibuka warga dipastikan akan membludak dan berebutan ingin masuk. "Setelah warga masuk kami khawatirkan warga malah akan berebut mengambil nomor antrean. Walaupun di Disdukcapil sendiri sudah menyediakan 400 antrean tetap saja kami khawatir akan berebut. Dan harus ada pengamanan juga di dalam," imbuhnya. Sementara Asisten I Setda Kota Denpasar Nyoman Toya saat dikonfirmasi terkait penerapan tersebut via telpon tidak aktif. Hingga beberapa kali di telpon hanya berbunyi mailbox. *m
Pasca terjadinya kegaduhan di Mall Pelayanan Publik Graha Sewaka Dharma (GSD), Lumintang, Denpasar, beberapa waktu lalu, karena antrean warga menggunakan barang yang dibawanya, lobi GSD akan ditutup dan dijaga Satpol PP hingga waktu pelayanan dibuka. Sistem tersebut akan diterapkan mulai Senin (23/7) ini bersamaan dengan penerapan pendaftaran online.
Kabid Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan Disdukcapil Kota Denpasar I Gusti Ngurah Agung saat dikonfirmasi, Jumat (20/7) mengatakan, penutupan lobi dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kembali antrean menggunakan alat-alat yang dibawa warga. Proses tersebut sudah dilakukan rapat kemarin dengan Asisten I Setda Kota Denpasar I Nyoman Toya.
Hasil rapat tersebut menyatakan bahwa, untuk mengurangi antrean yang terus terjadi, GSD sepakat akan dilakukan penutupan pada lobi dari pagi hingga loket pengambilan nomor pendaftara mulai dibuka pukul 08.00 Wita. Sebelum jam pendaftaran dibuka masyarakat tidak diperkenankan masuk dan akan dijaga oleh Satpol PP Kota Denpasar.
"Tadi (kemarin) sudah di rapatkan. Kesepakatannya dilakukan penutupan pada pagi hari. Warga diberikan masuk saat nomor pendaftaran dan pelayanan sudah siap. Jadi, mereka tidak lagi bisa mengantre menggunakan dan menaruh alat berupa map dan tas berjejer di lantai. Petugas Satpol PP juga akan berjaga di sana, " jelasnya.
Kata Ngurah Agung, para pegawai yang datang pada pagi hari untuk menghindari membludaknya warga akan masuk melalui pintu Satpam sebelah selatan. Jadi, ketika warga diberikan masuk mengambil nomor antrean, pegawai sudah siap melayani mereka. Gangguan terhadap adanya antrean menjejerkan map dan benda lainnya pun tidak akan terjadi lagi.
Namun kata dia, penerapan seperti itu dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru bagi pelayanan. Sebab, saat pintu dibuka warga dipastikan akan membludak dan berebutan ingin masuk. "Setelah warga masuk kami khawatirkan warga malah akan berebut mengambil nomor antrean. Walaupun di Disdukcapil sendiri sudah menyediakan 400 antrean tetap saja kami khawatir akan berebut. Dan harus ada pengamanan juga di dalam," imbuhnya. Sementara Asisten I Setda Kota Denpasar Nyoman Toya saat dikonfirmasi terkait penerapan tersebut via telpon tidak aktif. Hingga beberapa kali di telpon hanya berbunyi mailbox. *m
1
Komentar