Jukung Rusak, Kerugian Rp 142,7 Juta
Kepala Dinas Perikanan merekomendasikan kerugian alat tangkap nelayan sebesar Rp 238 juta ke BPBD Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Para pemilik jukung di Banjar Tukad Tiis, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, kebingungan untuk bisa melaut. Sebab puluhan jukung hancur diterjang ombak pantai, 4 jukung lainnya hanyut. Para nelayan mengalami kerugian sekitar Rp 142,7 juta. Mereka tambah pusing karena jukung-jukung itu masih ngutang. Harapan mereka ada bantuan modal usaha dari pemerintah untuk melanjutkan rutinitas.
Ketua Kelompok Nelayan Segara Abadi Indah, I Wayan Perten, mengatakan Kelompok Nelayan Segara Abadi Indah beranggotakan 60 nelayan. Mereka punya kas sekadar untuk memperbaiki jukung yang rusak ringan. “Jika pemerintah berani memastikan akan dapat bantuan, maka kami bisa pinjam ke kas kelompok untuk perbaikan jukung,” ungkap Perten, Jumat (20/7). Dari hasil pendataannya, akibat kerusakan dan kehilangan jukung, nelayan mengalami kerugian Rp 142,7 juta.
Perten mengungkapkan kasus jukung hilang dan rusak akibat ombak pantai baru pertama kali terjadi. “Padahal kami menambatkan jukung menggunakan tali dan diikat di pohon. Saking kuatnya tarikan air laut, tali putus, jukung berserakan,” katanya. Atas kerusakan puluhan jukung itu, perekonomian desa terhambat. Sebab tidak lagi ada tangkapan, imbasnya bekal untuk anak sekolah jadi macet.
Informasi dari Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, tercatat 3 karung jaring milik I Made Sarba hanyut. Ketiga jarring itu seharga Rp 7,5 juta. Sedangkan di Pantai Songan Banjar Tukad Item, Desa Seraya Timur, jukung milik I Made Diri rusak dengan kerugian Rp 18 juta, mesin tempel 15 PK merk Suzuki milik I Wayan Bagiasa senilai Rp 12,5 juta rusak, mesin merk Yamaha 15 PK milik I Nyoman Putu Sudiana senilai 12,5 juta rusak.
Kapolsek Karangasem, Kompol I Nengah Berata, bersama petugas dari Dinas Perikanan Karangasem dan BPBD Karangasem kembali mengecek data kerusakan agar usulan proposal dari nelayan terkait permohonan bantuan lebih akurat. Sementara Kepala Dinas Perikanan, I Ketut Artama, mengatakan telah mendata kerugian alat tangkap nelayan keseluruhan Rp 238 juta. “Kami telah serahkan ke BPBD agar ditindaklanjuti,” jelas Ketut Artama. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, belum bisa dikonfirmasi via telepon. *k16
Ketua Kelompok Nelayan Segara Abadi Indah, I Wayan Perten, mengatakan Kelompok Nelayan Segara Abadi Indah beranggotakan 60 nelayan. Mereka punya kas sekadar untuk memperbaiki jukung yang rusak ringan. “Jika pemerintah berani memastikan akan dapat bantuan, maka kami bisa pinjam ke kas kelompok untuk perbaikan jukung,” ungkap Perten, Jumat (20/7). Dari hasil pendataannya, akibat kerusakan dan kehilangan jukung, nelayan mengalami kerugian Rp 142,7 juta.
Perten mengungkapkan kasus jukung hilang dan rusak akibat ombak pantai baru pertama kali terjadi. “Padahal kami menambatkan jukung menggunakan tali dan diikat di pohon. Saking kuatnya tarikan air laut, tali putus, jukung berserakan,” katanya. Atas kerusakan puluhan jukung itu, perekonomian desa terhambat. Sebab tidak lagi ada tangkapan, imbasnya bekal untuk anak sekolah jadi macet.
Informasi dari Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, tercatat 3 karung jaring milik I Made Sarba hanyut. Ketiga jarring itu seharga Rp 7,5 juta. Sedangkan di Pantai Songan Banjar Tukad Item, Desa Seraya Timur, jukung milik I Made Diri rusak dengan kerugian Rp 18 juta, mesin tempel 15 PK merk Suzuki milik I Wayan Bagiasa senilai Rp 12,5 juta rusak, mesin merk Yamaha 15 PK milik I Nyoman Putu Sudiana senilai 12,5 juta rusak.
Kapolsek Karangasem, Kompol I Nengah Berata, bersama petugas dari Dinas Perikanan Karangasem dan BPBD Karangasem kembali mengecek data kerusakan agar usulan proposal dari nelayan terkait permohonan bantuan lebih akurat. Sementara Kepala Dinas Perikanan, I Ketut Artama, mengatakan telah mendata kerugian alat tangkap nelayan keseluruhan Rp 238 juta. “Kami telah serahkan ke BPBD agar ditindaklanjuti,” jelas Ketut Artama. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, belum bisa dikonfirmasi via telepon. *k16
Komentar