Dinas LHK Bakal Tata Taman di Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai
Pemkab Badung melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) akan mempercantik taman di sekitar proyek underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta.
MANGUPURA, NusaBali
Untuk pembenahan taman dimaksud, Dinas LHK menyiapkan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar. Dengan penataan taman utama di pintu keluar dan masuk Bandara I Gusti Ngurah Rai — yang tak lain pintu gerbang Pulau Dewata, Pemkab Badung berharap menambah kesan elegan untuk menyambut para delegasi yang akan hadir pada pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) – World Bank pada Oktober mendatang.
Kepala Dinas LHK Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, mengatakan proyek penataan taman dibagi menjadi dua. Untuk median jalannya dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung. Sedangkan, untuk taman dikerjakan oleh Dinas LHK Badung.
“Pengerjaan fisik itu meliputi pembangunan tembok pembatas taman, sepenuhnya dikerjakan oleh Dinas PUPR atas seizin dari Satker atau pemilik jalan. Sedangkan taman dikerjakan oleh kami di Dinas LHK, ” jelas Merthawan, pejabat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, Minggu (22/7).
Untuk desain taman tersebut, ungkap Merthawan, mengikuti proyek underpass yang penggarapannya didanai langsung oleh pemerintah pusat. Namun, secara garis besar mencakup beberapa hal, yakni pembangunan patung, air mancur, serta lighting atau pencahayaan. “Jadi nanti ada aneka tanaman di sana. Dan untuk pencahayaan air mancur warna-warni. Tapi kami bikinnya tidak terlalu besar karena kejar target juga,” katanya.
Konsepnya pun disesuaikan dengan konsep kebudayaan yang ada di Bali. “Underpass sendiri ada style Bali-nya, jalan tol juga begitu. Makanya taman kami akan bikin style Bali supaya tambah berkesan dan kelihatan lebih elegan,” tuturnya.
Disinggung mengenai anggaran, Merthawan mengungkapkan untuk penataan taman yang jadi tanggungjawabnya disiapkan senilai Rp 1,5 miliar. “Target awal Agustus 2018 ini sudah mulai dikerjakan. Karena kami proyeksikan satu setengah bulan sudah harus jadi, karena kita kerja waktu juga sebelum digelarnya pertemuan International Monetary Fund (IMF) – World Bank,” tegasnya.
“Kami optimis bisa menyelesaikannya tepat waktu. Apalagi, sejak awal Bapak Bupati sudah komit mendukung pelaksanaan pertemuan International Monetary Fund (IMF) – World Bank yang akan dilangsungkan di Nusa Dua,” tandas Merthawan. *asa
Untuk pembenahan taman dimaksud, Dinas LHK menyiapkan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar. Dengan penataan taman utama di pintu keluar dan masuk Bandara I Gusti Ngurah Rai — yang tak lain pintu gerbang Pulau Dewata, Pemkab Badung berharap menambah kesan elegan untuk menyambut para delegasi yang akan hadir pada pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) – World Bank pada Oktober mendatang.
Kepala Dinas LHK Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, mengatakan proyek penataan taman dibagi menjadi dua. Untuk median jalannya dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung. Sedangkan, untuk taman dikerjakan oleh Dinas LHK Badung.
“Pengerjaan fisik itu meliputi pembangunan tembok pembatas taman, sepenuhnya dikerjakan oleh Dinas PUPR atas seizin dari Satker atau pemilik jalan. Sedangkan taman dikerjakan oleh kami di Dinas LHK, ” jelas Merthawan, pejabat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, Minggu (22/7).
Untuk desain taman tersebut, ungkap Merthawan, mengikuti proyek underpass yang penggarapannya didanai langsung oleh pemerintah pusat. Namun, secara garis besar mencakup beberapa hal, yakni pembangunan patung, air mancur, serta lighting atau pencahayaan. “Jadi nanti ada aneka tanaman di sana. Dan untuk pencahayaan air mancur warna-warni. Tapi kami bikinnya tidak terlalu besar karena kejar target juga,” katanya.
Konsepnya pun disesuaikan dengan konsep kebudayaan yang ada di Bali. “Underpass sendiri ada style Bali-nya, jalan tol juga begitu. Makanya taman kami akan bikin style Bali supaya tambah berkesan dan kelihatan lebih elegan,” tuturnya.
Disinggung mengenai anggaran, Merthawan mengungkapkan untuk penataan taman yang jadi tanggungjawabnya disiapkan senilai Rp 1,5 miliar. “Target awal Agustus 2018 ini sudah mulai dikerjakan. Karena kami proyeksikan satu setengah bulan sudah harus jadi, karena kita kerja waktu juga sebelum digelarnya pertemuan International Monetary Fund (IMF) – World Bank,” tegasnya.
“Kami optimis bisa menyelesaikannya tepat waktu. Apalagi, sejak awal Bapak Bupati sudah komit mendukung pelaksanaan pertemuan International Monetary Fund (IMF) – World Bank yang akan dilangsungkan di Nusa Dua,” tandas Merthawan. *asa
1
Komentar