Stikes Bali Sumbang 2 Unit Mesin dan Bahan Pemotong Pandan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Bali bersama Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bali menyumbang 2 unit mesin pemotong pandan dan bahan baku pandan untuk Kelompok Kader Kesehatan Jiwa (K3J).
DENPASAR, NusaBali
Sumbangan tersebut diberikan langsung saat kegiatan Pembentukan dan Pelatihan K3J di Aula Kantor Lurah Pedungan, Denpasar, Kamis (19/7) lalu. Hal itu dilakukan untuk mengurai permasalahan keluarga sesuai dengan terapi kerja dalam keperawatan jiwa untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Dosen Keperawatan Jiwa Ns I Gusti Ayu Rai Rahayuni, SKep MNS sekaligus penggagas K3J, Senin (23/7) mengungkapkan, pemberian alat dan bahan serta pembinaan pembuatan usaha kecil yakni 'Kembang Rampe' ini merupakan solusi dari permasalahan keluarga sesuai dengan terapi kerja dalam keperawatan jiwa untuk ODGJ terutama permasalahan perekonomian.
Menurutnya, gagasan pembinaan dan pemberian bantuan fasilitasi ini dilakukan karena di dalam keluarga ODGJ yang keluar dari RSJ selama ini kerap tidak diterima secara layak. ODGJ kerap diejek, dihina dan ditelantarkan yang seharusnya mereka diberdayakan atas ketrampilan yang sudah dilatih dan dibekali di RSJ sebelum pulang. "Mereka (ODGJ, red) harusnya diberdayakan. Bukan lagi dihina, dengan pembinaan saat ini kami harapkan respon keluarga terhadap ODGJ bisa lebih positif," jelas Gusti Ayu Rai.
Apalagi kata dia, setelah keluar dari RSJ, ODGJ justru menjadi beban keluarga. Sehingga muncul stigma, masalah ekonomi, sosial dan keagamaan. Dan hingga saat ini hal itu belum bisa diawasi, dirawat dan diberdayakan dengan baik sehingga memunculkan kembali kekambuhan ODGJ. "Harusnya ini menjadi perhatian serius bagi kita bersama untuk memberdayakan masyarakat. Kami memiliki program melalui psikoedukasi kader kesehatan jiwa yakni program kemitraan masyarakat (PKM) untuk masalah ini," imbuhnya.
Kali ini pihaknya berupaya untuk melakukan pemberdayaan itu. ODGJ dilatih yang nantinya bersama keluarga dapat diberdayakan, dan didampingi membuat kembang rampe dari bahan daun pandan harum untuk pelengkap sarana upacaya Yadnya. Dengan menggunakan alat/mesin sederhana yang disediakan bisa mempermudah ODGJ menyesuaikan pekerjaan mereka. Hasil produkasinya nanti berupa kembang rampe akan difasilitasi pemasaran oleh K3J. Hasil penjualan diberikan pada ODGJ untuk menambah income keluarga.
Setelah ODGJ mendapatkan hasil dari program ini, pihaknya akan melakukan evaluasi. "Hasilnya akan disosialisasikan sekaligus dilaksanakan kampanye anti diskriminasi dan stop stigma bagi ODGJ oleh K3J guna mendapat perhatian dan dukungan masyarakat.Terapi yang sudah dilaksanakan akan didokumentasikan menjadi metode terapi kerja ODGJ di keluarga dan masyarakat yang kemudian akan dipublikasikan," jelasnya.
Sementara Lurah Pedungan Anak Agung Gede Oka, mengungkapkan bantuan dari Stikes Bali dan RSJ Bali sangat diharapkan bagi ODGJ yang saat ini ada 3 orang di Kelurahan Pedungan. Dengan bantuan tersebut pihaknya berharap kedepannya dapat memacu pola hidup ODGJ kearah yang lebih baik. Bahkan pihaknya mengapresiasi inisiatif tersebut agar keluarga ODGJ juga sadar bahwa ODGJ bisa diberdayakan. "Kami berterimakasih atas bantuan yang diberikan. Kami harap dengan kegiatan ini ODGJ yang ada di wilayah kami bisa menjalani kehidupan yang lebih baik. Stigma dari keluarga juga diharapkan bisa dihapus karena ODGJ juga perlu mendapat perhatian yang lebih terutama dalam berkreatifitas," ungkapnya. *m
Dosen Keperawatan Jiwa Ns I Gusti Ayu Rai Rahayuni, SKep MNS sekaligus penggagas K3J, Senin (23/7) mengungkapkan, pemberian alat dan bahan serta pembinaan pembuatan usaha kecil yakni 'Kembang Rampe' ini merupakan solusi dari permasalahan keluarga sesuai dengan terapi kerja dalam keperawatan jiwa untuk ODGJ terutama permasalahan perekonomian.
Menurutnya, gagasan pembinaan dan pemberian bantuan fasilitasi ini dilakukan karena di dalam keluarga ODGJ yang keluar dari RSJ selama ini kerap tidak diterima secara layak. ODGJ kerap diejek, dihina dan ditelantarkan yang seharusnya mereka diberdayakan atas ketrampilan yang sudah dilatih dan dibekali di RSJ sebelum pulang. "Mereka (ODGJ, red) harusnya diberdayakan. Bukan lagi dihina, dengan pembinaan saat ini kami harapkan respon keluarga terhadap ODGJ bisa lebih positif," jelas Gusti Ayu Rai.
Apalagi kata dia, setelah keluar dari RSJ, ODGJ justru menjadi beban keluarga. Sehingga muncul stigma, masalah ekonomi, sosial dan keagamaan. Dan hingga saat ini hal itu belum bisa diawasi, dirawat dan diberdayakan dengan baik sehingga memunculkan kembali kekambuhan ODGJ. "Harusnya ini menjadi perhatian serius bagi kita bersama untuk memberdayakan masyarakat. Kami memiliki program melalui psikoedukasi kader kesehatan jiwa yakni program kemitraan masyarakat (PKM) untuk masalah ini," imbuhnya.
Kali ini pihaknya berupaya untuk melakukan pemberdayaan itu. ODGJ dilatih yang nantinya bersama keluarga dapat diberdayakan, dan didampingi membuat kembang rampe dari bahan daun pandan harum untuk pelengkap sarana upacaya Yadnya. Dengan menggunakan alat/mesin sederhana yang disediakan bisa mempermudah ODGJ menyesuaikan pekerjaan mereka. Hasil produkasinya nanti berupa kembang rampe akan difasilitasi pemasaran oleh K3J. Hasil penjualan diberikan pada ODGJ untuk menambah income keluarga.
Setelah ODGJ mendapatkan hasil dari program ini, pihaknya akan melakukan evaluasi. "Hasilnya akan disosialisasikan sekaligus dilaksanakan kampanye anti diskriminasi dan stop stigma bagi ODGJ oleh K3J guna mendapat perhatian dan dukungan masyarakat.Terapi yang sudah dilaksanakan akan didokumentasikan menjadi metode terapi kerja ODGJ di keluarga dan masyarakat yang kemudian akan dipublikasikan," jelasnya.
Sementara Lurah Pedungan Anak Agung Gede Oka, mengungkapkan bantuan dari Stikes Bali dan RSJ Bali sangat diharapkan bagi ODGJ yang saat ini ada 3 orang di Kelurahan Pedungan. Dengan bantuan tersebut pihaknya berharap kedepannya dapat memacu pola hidup ODGJ kearah yang lebih baik. Bahkan pihaknya mengapresiasi inisiatif tersebut agar keluarga ODGJ juga sadar bahwa ODGJ bisa diberdayakan. "Kami berterimakasih atas bantuan yang diberikan. Kami harap dengan kegiatan ini ODGJ yang ada di wilayah kami bisa menjalani kehidupan yang lebih baik. Stigma dari keluarga juga diharapkan bisa dihapus karena ODGJ juga perlu mendapat perhatian yang lebih terutama dalam berkreatifitas," ungkapnya. *m
Komentar