Ombak Bangkitkan Kerangka Manusia
Karena satu keluarga ini menderita penyakit lepra sehingga penguburannya dikhususkan oleh warga.
GIANYAR, NusaBali
Warga sekitar Pantai Lembeng, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, digegerkan dengan temuan kerangka manusia, Rabu (25/7) sekitar pukul 17.00 Wita. Tulang belulang ini ditemukan di wilayah Banjar Jaya Kerta, Desa Ketewel, tepatnya depan sebuah restoran, pasca digempur ombak besar.
Kerangka manusia dengan struktur lengkap dari tengkorak hingga tulang kaki itu diperkirakan mayat Nenek I Lungid, warga Banjar Luglug, Desa Ketewel, meninggal puluhan tahun lalu. Menurut Bendesa Pakraman Lembeng I Made Cakra, Nenek Lungid beserta keluarga memang tinggal di pesisir Pantai Lembeng. Alasannya, karena satu keluarga ini menderita penyakit lepra sehingga penguburannya dikhususkan oleh warga. "Saya sudah koordinasi dengan tokoh sesepuh disini, katanya keluarga ini memang tinggal hingga mati di pesisir pantai. Mereka punya dua anak, Pakel dan Pakil tapi keduanya juga sudah meninggal. Saat ini keluarga ini sudah putung tidak ada keturunan, pekarangannya juga sudah ditempati sama warga lain," jelasnya.
Pihaknya pun masih berkoordinasi terkait prosesi upacara penemuan tulang belulang tersebut. "Kami tanyakan dan rembukkan dulu, bagaimana sebaiknya. Karena sudah tidak ada keturunannya yang hidup," jelasnya.
Kanit Reskrim Polsek Sukawati Iptu I Gusti Ngurah Winangun mengatakan, untuk sementara waktu tulang belulang tersebut dititip di Forensik RSUP sanglah Denpasar. Dijelaskan, awal mula penemuan belulang manusia ini ketika para pekerja di restoran itu menggali pasir guna menguruk senderan yang tergerus ombak. Saat menggali itulah, tiba-tiba muncul tengkorak manusia.
Setelah ditelusuri, tengkorak yang masih lengkap susunan tulang belulangnya diketahui merupakan warga Lembeng yang dulu meninggal akibat sakit lepra. "Gelombang cukup besar masuk ke area restoran kemudian pada pukul 16.00 Wita, pekerja menggali pasir dengan kedalaman 20 cm merasa kaget tiba-tiba ada tulang belulang yang tertanam dalam pasir," ujar Winangun. Selanjutnya pekerja menyampaikan kepada temannya lalu melaporkan temuan itu ke pihak berwajib.
Polisi yang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyimpulkan jika tulang belulang muncul akibat gelombang tinggi. "Karena terkena abrasi," imbuh Winangun. Air laut dalam keadaan pasang sampai masuk ke areal restoran, serta gelombang cukup tinggi.
Tulang kerangka manusia itu panjang kurang lebih 153 cm. Saat ditemukan, posisi tengkorak mengarah ke timur. "Saat ditemukan tulang dalam keadaan kering," ungkapnya.
Menurut keterangan dari salah satu warga Lembeng, I Wayan Turun, di areal lokasi penemuan tulang trulang-belulang merupakan kuburan dari orang-orang yang meninggal dunia karena sakit lepra. Tulang itu diketahui berasal dari Banjar Luglug yang bernama I Lungid. "Dikubur di areal ini sekitar 70 tahun yang lalu karena sakit lepra," ujarnya. Warga juga menemukan sejumlah uang kepeng dan sarana upakara penguburan tulang itu.*nvi
Warga sekitar Pantai Lembeng, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, digegerkan dengan temuan kerangka manusia, Rabu (25/7) sekitar pukul 17.00 Wita. Tulang belulang ini ditemukan di wilayah Banjar Jaya Kerta, Desa Ketewel, tepatnya depan sebuah restoran, pasca digempur ombak besar.
Kerangka manusia dengan struktur lengkap dari tengkorak hingga tulang kaki itu diperkirakan mayat Nenek I Lungid, warga Banjar Luglug, Desa Ketewel, meninggal puluhan tahun lalu. Menurut Bendesa Pakraman Lembeng I Made Cakra, Nenek Lungid beserta keluarga memang tinggal di pesisir Pantai Lembeng. Alasannya, karena satu keluarga ini menderita penyakit lepra sehingga penguburannya dikhususkan oleh warga. "Saya sudah koordinasi dengan tokoh sesepuh disini, katanya keluarga ini memang tinggal hingga mati di pesisir pantai. Mereka punya dua anak, Pakel dan Pakil tapi keduanya juga sudah meninggal. Saat ini keluarga ini sudah putung tidak ada keturunan, pekarangannya juga sudah ditempati sama warga lain," jelasnya.
Pihaknya pun masih berkoordinasi terkait prosesi upacara penemuan tulang belulang tersebut. "Kami tanyakan dan rembukkan dulu, bagaimana sebaiknya. Karena sudah tidak ada keturunannya yang hidup," jelasnya.
Kanit Reskrim Polsek Sukawati Iptu I Gusti Ngurah Winangun mengatakan, untuk sementara waktu tulang belulang tersebut dititip di Forensik RSUP sanglah Denpasar. Dijelaskan, awal mula penemuan belulang manusia ini ketika para pekerja di restoran itu menggali pasir guna menguruk senderan yang tergerus ombak. Saat menggali itulah, tiba-tiba muncul tengkorak manusia.
Setelah ditelusuri, tengkorak yang masih lengkap susunan tulang belulangnya diketahui merupakan warga Lembeng yang dulu meninggal akibat sakit lepra. "Gelombang cukup besar masuk ke area restoran kemudian pada pukul 16.00 Wita, pekerja menggali pasir dengan kedalaman 20 cm merasa kaget tiba-tiba ada tulang belulang yang tertanam dalam pasir," ujar Winangun. Selanjutnya pekerja menyampaikan kepada temannya lalu melaporkan temuan itu ke pihak berwajib.
Polisi yang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyimpulkan jika tulang belulang muncul akibat gelombang tinggi. "Karena terkena abrasi," imbuh Winangun. Air laut dalam keadaan pasang sampai masuk ke areal restoran, serta gelombang cukup tinggi.
Tulang kerangka manusia itu panjang kurang lebih 153 cm. Saat ditemukan, posisi tengkorak mengarah ke timur. "Saat ditemukan tulang dalam keadaan kering," ungkapnya.
Menurut keterangan dari salah satu warga Lembeng, I Wayan Turun, di areal lokasi penemuan tulang trulang-belulang merupakan kuburan dari orang-orang yang meninggal dunia karena sakit lepra. Tulang itu diketahui berasal dari Banjar Luglug yang bernama I Lungid. "Dikubur di areal ini sekitar 70 tahun yang lalu karena sakit lepra," ujarnya. Warga juga menemukan sejumlah uang kepeng dan sarana upakara penguburan tulang itu.*nvi
Komentar