Novanto-Nazar Tempati Sel Palsu
Mantan Ketua DPR Setya Novanto kembali bikin sandiwarara. Kali ini, terpidana kasus korupsi proyek e-KTP tersebut diduga menempati sel palsu di Lapas Sukamiskin, Jawa Barat.
Kompak Baca Al Qur’an di Sel Sederhana Saat Disidak
JAKARTA, NusaBali
Hal itu terbongkar saat tim Mata Najwa melakukan sidak bersama Ditjen PAS Kemenkum HAM ke Lapas Sukamiskin, Sabtu (21/7) malam. Sel palsu yang ditempati Setya Novanto di Lapas Sukamiskin terlihat lebih sederhana dibanding sel milik terpidana lainnya, seperti Luthfi Hasan Ishaaq, OC Kaligis, dan M Sanusi. Ada sejumlah hal mencurigakan dalam sel sederhana itu. Antara lain, stiker identitas di depan pintu yang tampak baru, begitu juga stiker nama di papan informasi kamar napi. Sejumlah benda yang disorot antara lain parfum wanita merek Victoria's Secret. Tidak ada alat elektronik maupun barang mewah di sana. Dari situ, muncul kegurigaan Novanto sejatinya menempati sel mewah, namun saat disidak dia berada di sel sederhana.
Saat disambangi Najwa Sihab, mantan Ketua Umum DPP Golkar ini tengah duduk di atas kursi plastik berwarna biru, sambil memegang sebuah buku bertulisan 'Kamus Kosakata Al Qur’an'. "Biasa, lagi baca-baca Al Qur’an," kata Novanto saat menyambut Najwa Shihab, host Mata Najwa, dilansir detikcom, Kamis (26/7).
"Karena saya melihat kejanggalan. Ini atas nama penghuni Lapas, tempat masih baru. Kalau kita lihat isi sel, baju, makanan, rasanya tidak sesuai profil Setya Novanto," tegas Najwa Sihab di Studio Trans7 dalam siaran live.
Bukan hanya Novanto yang diduga tempati sel palsu, namun juga Mohammad Nazaruddin. Entah kebetulan atau tidak, terpidana korupsi kakap ini juga melakukan kegiatan yang sama dengan Novanto saat selnya dibuka. Seperti halnya Novanto, Nazar juga ditemukan sedang baca Al Qur’an.
Saat itu, Nazar yang memakai gamis mencium Al Qur’an yang dipegangnya dan melipat sajadah sebelum menyambut tim Mata Najwa. Mantan Bendahara Umum DPP Demokrat ini juga tak mau salaman bersentuhan tangan dengan Najwa. "Habis salat, Bang?" tanya Najwa. "Iya," jawab Nazar singkat. Nazar lalu ditanya kapan masa hukumannya selesai? "Kalau SKBB-nya keluar, pulang akhir tahun ini," jawabnya.
Melihat hal-hal tersebut, Menkum HAM Yasonna Laoly, yang semula mengaku tak mau berkomentar, akhirnya curiga. Yasonna Laoly lalu memastikan bahwa Novanto dan Nazaruddin menempati sel palsu. "Itu bukan sel Nazaruddin dan sel Setya Novanto," kata Yasonna di tayangan Mata Najwa.
Sementara itu, KPK sarankan Kemenkum HAM lakukan pemeriksaan internal soal dugaan sel palsu Novanto dan Nazaruddin di Lapas Sukamiskin. "Pemeriksaan internal sebaiknya dilakukan untuk mengetahui fakta yang sebenarnya, apakah memang sel itu benar dihuni SN (Setya Novanto) atau tidak? Kenapa bisa hal tersebut terjadi?" ujar Kabiro Humas KPK, Febri Diansyah, Kamis kemarin.
Febri menilai persoalan itu harus menjadi perhatian Kemenkum HAM, agar tidak menimbulkan kesan upaya perbaikan yang tidak serius. "Seharusnya hal tersebut menjadi perhatian di KumHAM. Jangan sampai ada kesan di masyarakat upaya perbaikan tidak serius," katanya. "Sikap tegas dan konsisten merupakan syarat mutlak dalam kondisi seperti ini."
Secara terpisah, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho, menilai Menteri Hukum HAM Yasonna Laoly dan seluruh penjabat dibohongi oleh semua staf Lapas Sukamiskin saat sidak. Terkait adanya sel palsu ini, Emerson meminta agar Yasonna melakukan 'bedol desa' semua staf Lapas Sukamiskin.
"Jadi kalau menurut saya, Menkum HAM Yasonna Laoly bahkan Dirjen PAS sendiri dikadalin oleh internal Lapas Sukamiskin. Jadi, nggak ada pilihan Menkum HAM kecuali untuk membuat 'bedol desa' seluruh staf dari OB sampai penjabat Kalapas Sukamiskin itu harus dipindah," kata Emerson, Kamis kemarin.
Di sisi lain, Ketua Komisi III DPR, Erma Suryani Ranik, menilai terungkapnya se palsu Novanto di Lapas Sukamiskin menunjukkan lemahnya pengawasan Dirjen PAS Kemenkum HAM, Sri Puguh Budi Utami. Dia pun minta Dirjen PAS agar dicopot dari jabatannya.
"Saya melihatnya Dirjen PAS ini tampak sekali tidak menguasai bidang pekerjaannya. Anak buahnya tampak lebih ahli," tandas politisi Demokrat ini. Erma pun menawarkan solusi, sebaiknya ada penggantian Sekjen Kemenkum HAM Bambang Rantam Sariwanto dan Dirjen PAS, Sri Puguh. “Ganti Sekjen dan Dirjen Lapas," pinta Erma. *
JAKARTA, NusaBali
Hal itu terbongkar saat tim Mata Najwa melakukan sidak bersama Ditjen PAS Kemenkum HAM ke Lapas Sukamiskin, Sabtu (21/7) malam. Sel palsu yang ditempati Setya Novanto di Lapas Sukamiskin terlihat lebih sederhana dibanding sel milik terpidana lainnya, seperti Luthfi Hasan Ishaaq, OC Kaligis, dan M Sanusi. Ada sejumlah hal mencurigakan dalam sel sederhana itu. Antara lain, stiker identitas di depan pintu yang tampak baru, begitu juga stiker nama di papan informasi kamar napi. Sejumlah benda yang disorot antara lain parfum wanita merek Victoria's Secret. Tidak ada alat elektronik maupun barang mewah di sana. Dari situ, muncul kegurigaan Novanto sejatinya menempati sel mewah, namun saat disidak dia berada di sel sederhana.
Saat disambangi Najwa Sihab, mantan Ketua Umum DPP Golkar ini tengah duduk di atas kursi plastik berwarna biru, sambil memegang sebuah buku bertulisan 'Kamus Kosakata Al Qur’an'. "Biasa, lagi baca-baca Al Qur’an," kata Novanto saat menyambut Najwa Shihab, host Mata Najwa, dilansir detikcom, Kamis (26/7).
"Karena saya melihat kejanggalan. Ini atas nama penghuni Lapas, tempat masih baru. Kalau kita lihat isi sel, baju, makanan, rasanya tidak sesuai profil Setya Novanto," tegas Najwa Sihab di Studio Trans7 dalam siaran live.
Bukan hanya Novanto yang diduga tempati sel palsu, namun juga Mohammad Nazaruddin. Entah kebetulan atau tidak, terpidana korupsi kakap ini juga melakukan kegiatan yang sama dengan Novanto saat selnya dibuka. Seperti halnya Novanto, Nazar juga ditemukan sedang baca Al Qur’an.
Saat itu, Nazar yang memakai gamis mencium Al Qur’an yang dipegangnya dan melipat sajadah sebelum menyambut tim Mata Najwa. Mantan Bendahara Umum DPP Demokrat ini juga tak mau salaman bersentuhan tangan dengan Najwa. "Habis salat, Bang?" tanya Najwa. "Iya," jawab Nazar singkat. Nazar lalu ditanya kapan masa hukumannya selesai? "Kalau SKBB-nya keluar, pulang akhir tahun ini," jawabnya.
Melihat hal-hal tersebut, Menkum HAM Yasonna Laoly, yang semula mengaku tak mau berkomentar, akhirnya curiga. Yasonna Laoly lalu memastikan bahwa Novanto dan Nazaruddin menempati sel palsu. "Itu bukan sel Nazaruddin dan sel Setya Novanto," kata Yasonna di tayangan Mata Najwa.
Sementara itu, KPK sarankan Kemenkum HAM lakukan pemeriksaan internal soal dugaan sel palsu Novanto dan Nazaruddin di Lapas Sukamiskin. "Pemeriksaan internal sebaiknya dilakukan untuk mengetahui fakta yang sebenarnya, apakah memang sel itu benar dihuni SN (Setya Novanto) atau tidak? Kenapa bisa hal tersebut terjadi?" ujar Kabiro Humas KPK, Febri Diansyah, Kamis kemarin.
Febri menilai persoalan itu harus menjadi perhatian Kemenkum HAM, agar tidak menimbulkan kesan upaya perbaikan yang tidak serius. "Seharusnya hal tersebut menjadi perhatian di KumHAM. Jangan sampai ada kesan di masyarakat upaya perbaikan tidak serius," katanya. "Sikap tegas dan konsisten merupakan syarat mutlak dalam kondisi seperti ini."
Secara terpisah, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho, menilai Menteri Hukum HAM Yasonna Laoly dan seluruh penjabat dibohongi oleh semua staf Lapas Sukamiskin saat sidak. Terkait adanya sel palsu ini, Emerson meminta agar Yasonna melakukan 'bedol desa' semua staf Lapas Sukamiskin.
"Jadi kalau menurut saya, Menkum HAM Yasonna Laoly bahkan Dirjen PAS sendiri dikadalin oleh internal Lapas Sukamiskin. Jadi, nggak ada pilihan Menkum HAM kecuali untuk membuat 'bedol desa' seluruh staf dari OB sampai penjabat Kalapas Sukamiskin itu harus dipindah," kata Emerson, Kamis kemarin.
Di sisi lain, Ketua Komisi III DPR, Erma Suryani Ranik, menilai terungkapnya se palsu Novanto di Lapas Sukamiskin menunjukkan lemahnya pengawasan Dirjen PAS Kemenkum HAM, Sri Puguh Budi Utami. Dia pun minta Dirjen PAS agar dicopot dari jabatannya.
"Saya melihatnya Dirjen PAS ini tampak sekali tidak menguasai bidang pekerjaannya. Anak buahnya tampak lebih ahli," tandas politisi Demokrat ini. Erma pun menawarkan solusi, sebaiknya ada penggantian Sekjen Kemenkum HAM Bambang Rantam Sariwanto dan Dirjen PAS, Sri Puguh. “Ganti Sekjen dan Dirjen Lapas," pinta Erma. *
Komentar