Pameran 'Patio' Mahasiswa Desain Interior ISI Denpasar Tampil di Park 23 Mall Kuta
Mahasiswa Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar menggelar pameran Akhir Semester bertajuk ‘Patio’ di Park 23 Mall Kuta, Badung, 26-28 Juli 2018.
DENPASAR, NusaBali
Pameran yang merupakan pameran karya dari hasil belajar mahasiswa semester VI itu, dikerjakan selama satu semester, dan menjadi pameran pertama buat mereka.
Pameran yang mengambil tema ‘Cultural Space for Modern Living’ ini menampilkan hasil desain interior diikuti oleh 33 mahasiswa semester VI yang mengikuti Mata Kuliah Desain Interior Eksplorasi dan 8 peserta umum. Pameran berlangsung di Atrium Lantai 1 Park 23 Mall Kuta. Menurut Ketua Jurusan Desain Interior FSRD ISI Denpasar, I Kadek Dwi Noorwatha SSn MDs, pameran ini merupakan bagian dari mata kuliah Desain Interior Eksplorasi. Pameran di mall ini, menurut Dwi Noorwatha, sekaligus untuk uji publik hasil studi selama di kampus. “Ini sekalian memberikan pengalaman soft skill kepada mahasiswa agar bisa, ya minimal memanage orang, memperjuangkan satu mimpi untuk maju bersama dalam desain interior. Sekaligus kami juga mengundang dosen dan alumni ikut bergabung dalam pameran ini,” jelasnya.
Dekan FSRD ISI Denpasar, Dr AA Gede Bagus Udayana SSn MSi, didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama SE MM, menambahkan, jurusan desain interior di ISI Denpasar saat ini kian diminati. Jurusan Desain Interior menjadi jurusan favorit kedua setelah jurusan Desain Komunikasi Visual. “Ini berarti makin banyak orang tua yang sudah melirik desain interiror ini untuk tujuan pendidikan anak-anaknya,” terang Bagus Udayana.
Menurutnya, Desain Interior khusus di ISI Denpasar memiliki kekhasan corak budaya Bali, sehingga berani bersaing dengan desain interior luar di perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Desain Interior Bali memiliki mata kuliah khusus tentang identitas budaya Bali. “Identitas budaya Bali contohnya Asta Kosala-Kosali. Jadi ukuran Bali ada, warna Bali ada, sehingga itulah yang menjadi kelebihan bagi kita. Ada nilai dalam corak Bali itu,” ungkapnya.
Bagus Udayana sejak dilantik menjadi Dekan FSRD ISI Denpasar memang melakukan terobosan baru dengan berpameran di mall. Sejak Januari, FSRD ISI Denpasar telah beberapa kali mengadakan pameran di dua mall, yakni Park 23 Kuta Mall dan Plaza Renon Denpasar. Menurutnya, mall sebagai pusat perbelanjaan yang ramai dikujungi oleh masyarakat akan sangat bermanfaat bagi ISI Denpasar jika bisa mengadakan pameran di sana. Sebab selain berbelanja, masyarakat sekaligus bisa ‘cuci mata’ melihat isi pameran. Ini tentu sangat bermanfaat untuk jurusan-jurusan di FSRD semakin dikenal masyarakat. “Sejak saya dilantik Januari (2018) kemarin, saya mencoba mengaitkan kapus kami dengan mall. Saya pikir tidak ada salahnya, sebab teman-teman seni rupa dan desain juga banyak yang pameran di mall. Ternyata saat dicoba, sambutannya luar biasa sekali. Tidak menutup kemungkinan, kita juga bisa kuliah di mall. Kerjasama ini sedang coba kami jajaki,” tandasnya.
Sementara terkait tantangan desainer interior ke depan, menurut Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Bali, I Made Pande Artadi MSn, mengatakan, Bali menjadi daya tarik wisatawan mancanegara dan domestik karena kebudayaan yang dimiliki. Desainer-desainer interior Bali pun banyak yang berkompeten. Karena itu, dia berharap desainer-desainer interior di Bali melengkapi diri dengan sertifikat keahlian untuk menghadapi persaingan di era global. “Sekarang sesuai dengan UU nomor 18 tahun 1999, kita diharapkan bise memiliki sertifikat keahlian. Sertifikat itu menjadi tanda bukti kalau adik-adik lulusan desain interior itu berkompeten dan dilegalkan oleh asosiasi profesi jasa konstruksi dan diregistrasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nasional,” ujarnya. *ind
Pameran yang merupakan pameran karya dari hasil belajar mahasiswa semester VI itu, dikerjakan selama satu semester, dan menjadi pameran pertama buat mereka.
Pameran yang mengambil tema ‘Cultural Space for Modern Living’ ini menampilkan hasil desain interior diikuti oleh 33 mahasiswa semester VI yang mengikuti Mata Kuliah Desain Interior Eksplorasi dan 8 peserta umum. Pameran berlangsung di Atrium Lantai 1 Park 23 Mall Kuta. Menurut Ketua Jurusan Desain Interior FSRD ISI Denpasar, I Kadek Dwi Noorwatha SSn MDs, pameran ini merupakan bagian dari mata kuliah Desain Interior Eksplorasi. Pameran di mall ini, menurut Dwi Noorwatha, sekaligus untuk uji publik hasil studi selama di kampus. “Ini sekalian memberikan pengalaman soft skill kepada mahasiswa agar bisa, ya minimal memanage orang, memperjuangkan satu mimpi untuk maju bersama dalam desain interior. Sekaligus kami juga mengundang dosen dan alumni ikut bergabung dalam pameran ini,” jelasnya.
Dekan FSRD ISI Denpasar, Dr AA Gede Bagus Udayana SSn MSi, didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama SE MM, menambahkan, jurusan desain interior di ISI Denpasar saat ini kian diminati. Jurusan Desain Interior menjadi jurusan favorit kedua setelah jurusan Desain Komunikasi Visual. “Ini berarti makin banyak orang tua yang sudah melirik desain interiror ini untuk tujuan pendidikan anak-anaknya,” terang Bagus Udayana.
Menurutnya, Desain Interior khusus di ISI Denpasar memiliki kekhasan corak budaya Bali, sehingga berani bersaing dengan desain interior luar di perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Desain Interior Bali memiliki mata kuliah khusus tentang identitas budaya Bali. “Identitas budaya Bali contohnya Asta Kosala-Kosali. Jadi ukuran Bali ada, warna Bali ada, sehingga itulah yang menjadi kelebihan bagi kita. Ada nilai dalam corak Bali itu,” ungkapnya.
Bagus Udayana sejak dilantik menjadi Dekan FSRD ISI Denpasar memang melakukan terobosan baru dengan berpameran di mall. Sejak Januari, FSRD ISI Denpasar telah beberapa kali mengadakan pameran di dua mall, yakni Park 23 Kuta Mall dan Plaza Renon Denpasar. Menurutnya, mall sebagai pusat perbelanjaan yang ramai dikujungi oleh masyarakat akan sangat bermanfaat bagi ISI Denpasar jika bisa mengadakan pameran di sana. Sebab selain berbelanja, masyarakat sekaligus bisa ‘cuci mata’ melihat isi pameran. Ini tentu sangat bermanfaat untuk jurusan-jurusan di FSRD semakin dikenal masyarakat. “Sejak saya dilantik Januari (2018) kemarin, saya mencoba mengaitkan kapus kami dengan mall. Saya pikir tidak ada salahnya, sebab teman-teman seni rupa dan desain juga banyak yang pameran di mall. Ternyata saat dicoba, sambutannya luar biasa sekali. Tidak menutup kemungkinan, kita juga bisa kuliah di mall. Kerjasama ini sedang coba kami jajaki,” tandasnya.
Sementara terkait tantangan desainer interior ke depan, menurut Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Bali, I Made Pande Artadi MSn, mengatakan, Bali menjadi daya tarik wisatawan mancanegara dan domestik karena kebudayaan yang dimiliki. Desainer-desainer interior Bali pun banyak yang berkompeten. Karena itu, dia berharap desainer-desainer interior di Bali melengkapi diri dengan sertifikat keahlian untuk menghadapi persaingan di era global. “Sekarang sesuai dengan UU nomor 18 tahun 1999, kita diharapkan bise memiliki sertifikat keahlian. Sertifikat itu menjadi tanda bukti kalau adik-adik lulusan desain interior itu berkompeten dan dilegalkan oleh asosiasi profesi jasa konstruksi dan diregistrasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nasional,” ujarnya. *ind
Komentar