Tembakau Diserang Virus Mozaik dan Lanas
Virus mozaik kembali menghantui petani tembakau di Buleleng. Penyakit yang cukup mematikan untuk tanaman tembakau ini sudah ditemukan di sejumlah lahan tembakau milik petani di sejumlah wilayah Buleleng menjangkiti kurang lebih lima hektare dari 335 hektare luas lahan tembakau tahun ini.
Digagas Asuransi Petani Tembakau
SINGARAJA, NusaBali
Virus Mozaik ini diketahui menyerang tanaman tembakau saat Dinas Pertanian Buleleng melakukan pematauan ke lapangan. Kasi Pembenihan dan Perlindungan Perkebunan, Dinas Pertanian Buleleng, I Gusti Agung Made Adnyana, mengatakan penyakit tembakau ini sangat merugikan petani. Karena penyebarannya sangat cepat melalui pengairan dan angin. Sehingga satu pohon tanaman tembakau yang terserang mozaik harus cepat dicabut agar tidak menulari pohon lainnya.
“Ciri-cirinya pohon kerdil dan daun keriput. Karena disebabkan virus sangat cepat penyebarannya apalagi dengan pengairan, kalau tidak segera ditangani bisa habis satu lahan,” kata dia. Dari lima hektare lahan yang sudah dilaporkan terjangkiti mozaik terpantau di lahan tembakau Desa Panji Kecamatan Sukasada, Desa Baktiseraga di Kecamatan Buleleng, dan beberapa di Kecamatan Gerokgak.
Selain serangan mozaik, kini juga ditemukan serangan ‘lanas’ yang lebih mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh jamur pitaktora yang menyebabkan pembusukan pada tanaman tembakau. Biasanya menurut Adnyana, tanaman tembakau yang sudah terjangkit Lanas memiliki ciri-ciri batang hitam dan membusuk.
Serangan Lanas disebutnya disebabkan oleh lahan yang tidak sehat. Terutama lahan bekas ditanami bunga pacah atau gumitir. Lahan bekas bunga disebutnya tidak coock untuk lahan tembakau. Sistem pengairan yang sangat sering pada tanaman bunga menyebabkan lahan memiliki tingkat kelembaban dan keasaman cukup tinggi. Biasanya serangan Lanas baru teridentifikasi setelah tanaman tembakau berumur 2-3 bulan, saat akar sudah masuk dan menyatu dengan tanah.
Dari serangan hama itu pihaknya pun sudah menyarankan penyuluh lapangan dan petani untuk mengatisipasinya dengan mencabut pohon yang terjangkit dan segera mengaplikasikan fungisida dan kapur untuk pencegahan penularan ke pohon lainnya. Sementara itu dengan potensi kerugian petani tembakau dengan biaya operasional sangat tinggi, pihaknya pun sedang mengajukan program asuransi petani tembakau.
Petani akan mendapatkan ganti kerugian, jika lahannya mengalami gagal panen akibat cuaca dan serangan hama, sama seperti sistem asuransi padi. “Harapannya dengan asuransi ini petani tembakau saat mengalami gagal panen bisa tetap menyicil hutang mereka di bank karena biya produksi sangat tinggi. Asuransi ini yang sedang kami ajukan,” kata dia.*k23
SINGARAJA, NusaBali
Virus Mozaik ini diketahui menyerang tanaman tembakau saat Dinas Pertanian Buleleng melakukan pematauan ke lapangan. Kasi Pembenihan dan Perlindungan Perkebunan, Dinas Pertanian Buleleng, I Gusti Agung Made Adnyana, mengatakan penyakit tembakau ini sangat merugikan petani. Karena penyebarannya sangat cepat melalui pengairan dan angin. Sehingga satu pohon tanaman tembakau yang terserang mozaik harus cepat dicabut agar tidak menulari pohon lainnya.
“Ciri-cirinya pohon kerdil dan daun keriput. Karena disebabkan virus sangat cepat penyebarannya apalagi dengan pengairan, kalau tidak segera ditangani bisa habis satu lahan,” kata dia. Dari lima hektare lahan yang sudah dilaporkan terjangkiti mozaik terpantau di lahan tembakau Desa Panji Kecamatan Sukasada, Desa Baktiseraga di Kecamatan Buleleng, dan beberapa di Kecamatan Gerokgak.
Selain serangan mozaik, kini juga ditemukan serangan ‘lanas’ yang lebih mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh jamur pitaktora yang menyebabkan pembusukan pada tanaman tembakau. Biasanya menurut Adnyana, tanaman tembakau yang sudah terjangkit Lanas memiliki ciri-ciri batang hitam dan membusuk.
Serangan Lanas disebutnya disebabkan oleh lahan yang tidak sehat. Terutama lahan bekas ditanami bunga pacah atau gumitir. Lahan bekas bunga disebutnya tidak coock untuk lahan tembakau. Sistem pengairan yang sangat sering pada tanaman bunga menyebabkan lahan memiliki tingkat kelembaban dan keasaman cukup tinggi. Biasanya serangan Lanas baru teridentifikasi setelah tanaman tembakau berumur 2-3 bulan, saat akar sudah masuk dan menyatu dengan tanah.
Dari serangan hama itu pihaknya pun sudah menyarankan penyuluh lapangan dan petani untuk mengatisipasinya dengan mencabut pohon yang terjangkit dan segera mengaplikasikan fungisida dan kapur untuk pencegahan penularan ke pohon lainnya. Sementara itu dengan potensi kerugian petani tembakau dengan biaya operasional sangat tinggi, pihaknya pun sedang mengajukan program asuransi petani tembakau.
Petani akan mendapatkan ganti kerugian, jika lahannya mengalami gagal panen akibat cuaca dan serangan hama, sama seperti sistem asuransi padi. “Harapannya dengan asuransi ini petani tembakau saat mengalami gagal panen bisa tetap menyicil hutang mereka di bank karena biya produksi sangat tinggi. Asuransi ini yang sedang kami ajukan,” kata dia.*k23
Komentar