Ada Lomba Adu Panjang Lengar
Kegiatan Unik Serangkatan HUT Desa Penyaringan
NEGARA, NusaBali
Lomba tergolong unik digelar dalam kegiatan serangkaian HUT ke-168 Desa Penyaringan, Mendoyo, Jembrana, Minggu (29/7) pagi. Bentuknya, berupa lomba adu panjang lengar (kepala botak) yang diikuti kaum pria. Selain itu, ada juga lomba rambut panjang yang diikuti kaum wanita perwakilan dari 13 banjar se-Desa Penyaringan.
Lomba lengar dan lomba rambut panjang yang digelar pemerintah Desa Penyaringan, Minggu pagi, masing-masing dibagi menjadi dua kategori, yakni kelompok remaja dan kelompok umum. Untuk lomba lengar, kriteria pemenangnya adalah peserta yang memiliki lengar terpanjang, di mana panjangnya diukur mulai dari bagian dahi ke belakang.
Untuk lomba lengar kelompok remaja, keluar sebagai pemenang adalah I Komang Purnamayasa, 28, asal Banjar Anyar Tengah, Desa Penyaringan. Pria berusia 28 tahun---tapi oleh panitia disebut masuk kategori remaja---ini memiliki lengar dengan panjang 30 centimeter. Sedangkan untuk lomba lengar kategori umum dimenangkan oleh I Made Sudiarta, 55, asal Banjar Tibu Tangga, Desa Penyaringan. Dia memiliki lengar sepanjang 32 centimeter.
Sementara untuk lomba rambut panjang kategori remaja dimenangkan Ni Putu Mei Indrawati, 29. Perempuan asal Banjar Sembung, Desa Penyaringan ini memiliki panjang rambut mencapai 119 centimeter. Sebaliknya, untuk lomba lomba rambut panjang kategori umum dimenangkan Gusti Ayu Putu Sudiartini, 34, asal Banjar Pangkung Kua, Desa Penyaringan yang memiliki panjang rambut mencapai 141 centi-meter.
“Lomba lengar itu untuk sekadar memeriahkan kegiatan HUT ke-168 Desa Penyaringan. Sedangkan untuk lomba rambut panjang bagi wanita, iini merupakan bagian upaya kami untuk melestarikan adat. Sebab, putri Bali kan identik dengan rambut panjang. Rambut sengaja dipanjangkan untuk dipusung dan bisa konde waktu acara-acara tertentu,” ujar Kepala Desa (Perbekel) Penyaringan, I Made Dresta, di sela lomba kemarin.
Lomba lengar dan lomba rambut panjang itu sendrii digelar setelah kegiatan jalan santai bersama yang diikuti ribuan warga se-Desa Penyaringan, Minggu pagi. Dalam kegiatan jalan santai mengelilingi sebagian kawasan jalan desa, termasuk areal persawahan subak, dengan menempuh rute sejauh 4 kilometer. Kegiatan jalan santai juga diisi door prize.
Selain itu, kegiatan jalan santai juga dibarengi lomba memungut sampah. “Jadi, selama dalam perjalanan, warga juga memungut sampah. Setelah jalan santai, sebelum lomba lengar dan lomba rambut panjang itu, kami juga adakan senam lansia secara massal, yang diikuti sekitar 200-an ibu-ibu PKK,” papar Made Dresta yang didampingi Sekretaris Desa (Sekdes) Penyaringan, I Made Intan Dwi Saputra, yang sekaligus Ketua Panitia HUT ke-168 Desa Penyaringan.
Made Dresta memaparkan, angkaian kegiatan HUT ke-168 Desa Penyaringan ini sudah dimulai sejak 29 Juni 2018 lalu. Sudah digelar berbagai perlombaan antar banjar. Mulai dari pertandingan voli, lomba gerak jalan yang khusus diikuti ibu-ibu PKK, hingga sejumlah lomba permainan tradisional, seperti hadang, tarik tambang, tajog, dan lari karung. Selain itu, juga ada lomba gerak jalan yang diikuti 9 SD se-desa Penyaringan, lomba melukis tingkat SD, dan lomba mewarnai yang diikuti 6 sekolah TK se-Desa Penyaringan.
HUT ke-168 Desa Penyaringan sendiri jatih pada 31 Juli 2018 besok. Pada puncak HUT besok, akan digelar beragam lomba melibatkan 12 Sekaa Teruna Teruni (STT) se-Desa Penyaringan, yakni lomba membuat pejati dan tamiang (khusus untuk teruni) dan lomba membuat hiasan rangkaian janur (khusus untuk teruna).
“Malamnya, kami gelar resepsi HUT sekaligus penyerahan hadiah pemebang lomba. Dalam resepsi nanti, kami juga siapkan hidangan prasmanan dan nasi bungkus untuk 1.000 orang,” ujar Sekdes Made Intan Dwi Saputra. Dia menyebutkan, berbagai kegiatan serangkaian HUT ke-168 Desa Penyaringan kali ini menggunakan dana sebesar Rp 55 juta, masing-masing Rp 35 juta bersumber dari APBDes dan Rp 20 juta dari donatur maupun partisipasi masyarakat setempat. *ode
Lomba lengar dan lomba rambut panjang yang digelar pemerintah Desa Penyaringan, Minggu pagi, masing-masing dibagi menjadi dua kategori, yakni kelompok remaja dan kelompok umum. Untuk lomba lengar, kriteria pemenangnya adalah peserta yang memiliki lengar terpanjang, di mana panjangnya diukur mulai dari bagian dahi ke belakang.
Untuk lomba lengar kelompok remaja, keluar sebagai pemenang adalah I Komang Purnamayasa, 28, asal Banjar Anyar Tengah, Desa Penyaringan. Pria berusia 28 tahun---tapi oleh panitia disebut masuk kategori remaja---ini memiliki lengar dengan panjang 30 centimeter. Sedangkan untuk lomba lengar kategori umum dimenangkan oleh I Made Sudiarta, 55, asal Banjar Tibu Tangga, Desa Penyaringan. Dia memiliki lengar sepanjang 32 centimeter.
Sementara untuk lomba rambut panjang kategori remaja dimenangkan Ni Putu Mei Indrawati, 29. Perempuan asal Banjar Sembung, Desa Penyaringan ini memiliki panjang rambut mencapai 119 centimeter. Sebaliknya, untuk lomba lomba rambut panjang kategori umum dimenangkan Gusti Ayu Putu Sudiartini, 34, asal Banjar Pangkung Kua, Desa Penyaringan yang memiliki panjang rambut mencapai 141 centi-meter.
“Lomba lengar itu untuk sekadar memeriahkan kegiatan HUT ke-168 Desa Penyaringan. Sedangkan untuk lomba rambut panjang bagi wanita, iini merupakan bagian upaya kami untuk melestarikan adat. Sebab, putri Bali kan identik dengan rambut panjang. Rambut sengaja dipanjangkan untuk dipusung dan bisa konde waktu acara-acara tertentu,” ujar Kepala Desa (Perbekel) Penyaringan, I Made Dresta, di sela lomba kemarin.
Lomba lengar dan lomba rambut panjang itu sendrii digelar setelah kegiatan jalan santai bersama yang diikuti ribuan warga se-Desa Penyaringan, Minggu pagi. Dalam kegiatan jalan santai mengelilingi sebagian kawasan jalan desa, termasuk areal persawahan subak, dengan menempuh rute sejauh 4 kilometer. Kegiatan jalan santai juga diisi door prize.
Selain itu, kegiatan jalan santai juga dibarengi lomba memungut sampah. “Jadi, selama dalam perjalanan, warga juga memungut sampah. Setelah jalan santai, sebelum lomba lengar dan lomba rambut panjang itu, kami juga adakan senam lansia secara massal, yang diikuti sekitar 200-an ibu-ibu PKK,” papar Made Dresta yang didampingi Sekretaris Desa (Sekdes) Penyaringan, I Made Intan Dwi Saputra, yang sekaligus Ketua Panitia HUT ke-168 Desa Penyaringan.
Made Dresta memaparkan, angkaian kegiatan HUT ke-168 Desa Penyaringan ini sudah dimulai sejak 29 Juni 2018 lalu. Sudah digelar berbagai perlombaan antar banjar. Mulai dari pertandingan voli, lomba gerak jalan yang khusus diikuti ibu-ibu PKK, hingga sejumlah lomba permainan tradisional, seperti hadang, tarik tambang, tajog, dan lari karung. Selain itu, juga ada lomba gerak jalan yang diikuti 9 SD se-desa Penyaringan, lomba melukis tingkat SD, dan lomba mewarnai yang diikuti 6 sekolah TK se-Desa Penyaringan.
HUT ke-168 Desa Penyaringan sendiri jatih pada 31 Juli 2018 besok. Pada puncak HUT besok, akan digelar beragam lomba melibatkan 12 Sekaa Teruna Teruni (STT) se-Desa Penyaringan, yakni lomba membuat pejati dan tamiang (khusus untuk teruni) dan lomba membuat hiasan rangkaian janur (khusus untuk teruna).
“Malamnya, kami gelar resepsi HUT sekaligus penyerahan hadiah pemebang lomba. Dalam resepsi nanti, kami juga siapkan hidangan prasmanan dan nasi bungkus untuk 1.000 orang,” ujar Sekdes Made Intan Dwi Saputra. Dia menyebutkan, berbagai kegiatan serangkaian HUT ke-168 Desa Penyaringan kali ini menggunakan dana sebesar Rp 55 juta, masing-masing Rp 35 juta bersumber dari APBDes dan Rp 20 juta dari donatur maupun partisipasi masyarakat setempat. *ode
Komentar