Rudia Siap Memimpin dan Dipimpin
Lobi-lobi dan komunikasi akan sangat menentukan siapa bakal menduduki jabatan bergengsi lembaga pengawasan pemilu di Bali ini.
Hari ini Pemilihan Ketua Bawaslu Bali
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 5 komisioner Bawaslu Bali terpilih bakal memilih posisi ketua pada, Senin (30/7) hari ini selepas mengikuti Inagurasi di Detasemen Latihan Paspampres Bogor, Jawa Barat. Pemilihan dipercepat alias maraton karena tugas-tugas Bawaslu Bali dalam mengawal tahapan Pemilu 2019 sudah sangat mepet dan para Komisioner Bawaslu Bali harus mengikuti kegiatan Bawaslu RI.
Komisioner Bawaslu Bali periode 2018-2023, I Ketut Rudia dihubungi NusaBali di sela-sela kegiatan bertema ‘Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan dan Soliditas Pengawas Pemilu yang Berkarakter bagi Bawaslu Provinsi Tahun 2018’, Minggu (29/7) mengatakan pemilihan Ketua Bawaslu Bali periode 2018-2023 disegerakan karena waktu yang mendesak.
“Komisioner harus sudah bekerja cepat. Ketua Bawaslu Bali sudah harus terpilih, karena banyaknya surat menyurat dan administrasi terkait dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Kita tidak ingin tugas-tugas Bawaslu Bali ini numpuk dan proses pengawasan pemilu ini dapat berjalan,” ujar Rudia.
Para Komisioner Bawaslu Provinsi Bali periode 2018-2023, yang dilantik di Jakarta dan mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) di Bawaslu RI sejak, Jumat (27/7) berlanjut mengikuti pendidikan wawasan kebangsaan di Markas Komando Paspampres. Mereka adalah incumbent I Ketut Rudia (Ketua Bawaslu Bali), I Wayan Widiyardana Putra (anggota Bawaslu Bali), Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi (Ketua KPU Bali), Ketut Ariyani (Ketua Panwaslu Buleleng), dan I Wayan Wirka (anggota Panwaslu Tabanan). Dalam pemilihan pagi ini, Rudia sendiri disebut-sebut bakal bersaing dengan Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi.
Dua nama ini sejak awal dijagokan memimpin Bawaslu Bali, karena sama-sama pernah menyandang sebagai pimpinan. Rudia memimpin Bawaslu Bali dan Raka Sandhi juga pimpinan di KPU Bali periode 2013-2018. Namun kemarin juga muncul kuda hitam I Wayan Widiyardana Putra. Widiyardana Putra sendiri bisa jadi akan menjadi jago alternatif kalau musyawarah berjalan alot. Namun demikian, lobi-lobi dan komunikasi akan sangat menentukan siapa bakal menduduki jabatan bergengsi lembaga pengawasan pemilu ini.
Rudia pun mengatakan dirinya sebagai Komisioner Bawaslu Bali dan menyandang status incumbent sudah siap dengan hasil pemilihan nanti. Pemilihan yang akan dilakukan dengan musyawarah dan mufakat tersebut adalah sepenuhnya sebuah keputusan bersama. “Saya sebagai incumbent siap dipimpin dan memimpin. Apapun hasil pemilihannya nanti tentu kita laksanakan tugas dengan baik dalam melaksanakan pengawasan pemilu,” ujar mantan Ketua Panwaslu Buleleng ini.
Sementara Raka Sandhi akan menunggu proses dan mekanisme pemilihan di Bawaslu Bali. Dirinya tidak mau mendahului. “Intinya saya terimakasih dengan masyarakat Bali yang telah memberikan kepercayaan menjadi anggota Bawaslu Bali. Untuk pemilihan saya tidak mau mendahului proses dan mekanisme,” ujar alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta ini.
Raka Sandhi pun menegaskan seluruh komisioner yang lolos dilantik menjadi anggota Bawaslu Bali punya peluang sama, memiliki kesempatan yang sama juga. “Semua anggota Bawaslu Bali terpilih memiliki peluang yang sama. Kita tunggu saja pemilihannya besok (hari ini). Sekarang kita masih di Paspampres,” elak Raka Sandhi. *nat
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 5 komisioner Bawaslu Bali terpilih bakal memilih posisi ketua pada, Senin (30/7) hari ini selepas mengikuti Inagurasi di Detasemen Latihan Paspampres Bogor, Jawa Barat. Pemilihan dipercepat alias maraton karena tugas-tugas Bawaslu Bali dalam mengawal tahapan Pemilu 2019 sudah sangat mepet dan para Komisioner Bawaslu Bali harus mengikuti kegiatan Bawaslu RI.
Komisioner Bawaslu Bali periode 2018-2023, I Ketut Rudia dihubungi NusaBali di sela-sela kegiatan bertema ‘Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan dan Soliditas Pengawas Pemilu yang Berkarakter bagi Bawaslu Provinsi Tahun 2018’, Minggu (29/7) mengatakan pemilihan Ketua Bawaslu Bali periode 2018-2023 disegerakan karena waktu yang mendesak.
“Komisioner harus sudah bekerja cepat. Ketua Bawaslu Bali sudah harus terpilih, karena banyaknya surat menyurat dan administrasi terkait dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Kita tidak ingin tugas-tugas Bawaslu Bali ini numpuk dan proses pengawasan pemilu ini dapat berjalan,” ujar Rudia.
Para Komisioner Bawaslu Provinsi Bali periode 2018-2023, yang dilantik di Jakarta dan mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) di Bawaslu RI sejak, Jumat (27/7) berlanjut mengikuti pendidikan wawasan kebangsaan di Markas Komando Paspampres. Mereka adalah incumbent I Ketut Rudia (Ketua Bawaslu Bali), I Wayan Widiyardana Putra (anggota Bawaslu Bali), Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi (Ketua KPU Bali), Ketut Ariyani (Ketua Panwaslu Buleleng), dan I Wayan Wirka (anggota Panwaslu Tabanan). Dalam pemilihan pagi ini, Rudia sendiri disebut-sebut bakal bersaing dengan Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi.
Dua nama ini sejak awal dijagokan memimpin Bawaslu Bali, karena sama-sama pernah menyandang sebagai pimpinan. Rudia memimpin Bawaslu Bali dan Raka Sandhi juga pimpinan di KPU Bali periode 2013-2018. Namun kemarin juga muncul kuda hitam I Wayan Widiyardana Putra. Widiyardana Putra sendiri bisa jadi akan menjadi jago alternatif kalau musyawarah berjalan alot. Namun demikian, lobi-lobi dan komunikasi akan sangat menentukan siapa bakal menduduki jabatan bergengsi lembaga pengawasan pemilu ini.
Rudia pun mengatakan dirinya sebagai Komisioner Bawaslu Bali dan menyandang status incumbent sudah siap dengan hasil pemilihan nanti. Pemilihan yang akan dilakukan dengan musyawarah dan mufakat tersebut adalah sepenuhnya sebuah keputusan bersama. “Saya sebagai incumbent siap dipimpin dan memimpin. Apapun hasil pemilihannya nanti tentu kita laksanakan tugas dengan baik dalam melaksanakan pengawasan pemilu,” ujar mantan Ketua Panwaslu Buleleng ini.
Sementara Raka Sandhi akan menunggu proses dan mekanisme pemilihan di Bawaslu Bali. Dirinya tidak mau mendahului. “Intinya saya terimakasih dengan masyarakat Bali yang telah memberikan kepercayaan menjadi anggota Bawaslu Bali. Untuk pemilihan saya tidak mau mendahului proses dan mekanisme,” ujar alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta ini.
Raka Sandhi pun menegaskan seluruh komisioner yang lolos dilantik menjadi anggota Bawaslu Bali punya peluang sama, memiliki kesempatan yang sama juga. “Semua anggota Bawaslu Bali terpilih memiliki peluang yang sama. Kita tunggu saja pemilihannya besok (hari ini). Sekarang kita masih di Paspampres,” elak Raka Sandhi. *nat
1
Komentar