SBY - Prabowo Bersatu di Pilpres
Dua Jenderal Purnawirawan TNI AD, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY (Ketua Umum DPP Demokrat) dan Prabowo Subianto (Ketua Umum DPP Gerindra) akhirnya bersatu di Pilpres 2019 mendatang.
JAKARTA, NusaBali
Keduanya sepakat berkoalisi dalam pertemuan lanjutan di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara Jakarta, Senin (30/7). SBY menyerahkan sepenuhnya Prabowo selaku Calon Presiden (Capres) untuk memilih tandemnya di posisi Calon Waklil Presiden (Cawapres).
Pertemuan SBY dan Prabowo, Senin kemarin, berlangsung selama 3,5 jam. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, Jumat (27/7) malam, dalam pertemuan lanjutan kemarin SBY tanpa didampingi putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang digadang-gadang akan menjadi Cawapres. Menurut Prabowo, dari pertemuan kemarin, dia dan SBY sudah sepakat berkoalisi.
"Ada kehendak dari keduabelah pihak untuk menjalin suatu sinergi, suatu kerjasama yang erat dalam menghadapi keadaan negara yang dalam kesulitan," kata Prabowo dalam jumpa pers bersama SBY seusai pertemuan di rumahnya, Senin siang. "Kita sepakat untuk melaksanakan, untuk melakukan kerja sama politik, tentunya akan terwujud dalam koalisi," lanjutnya.
Prabowo akan mengajak partai-partai lain mengikatkan diri dalam koalisi. Pembicaraan dengan partai lain, termasuk mitra setia PKS, akan segera dijajaki untuk meresmikan koalisi. Dalam pertemuan SBY dan Prabowo kemarin, belum ada me-mbahas posisi Cawapres. Figur Cawapres nantinya baru akan dibahas dalam 10 hari ke depan.
"Mengenai Calon Wakil Presiden, Pak SBY juga ingin menegaskan kembali, sekali lagi, bahwa Presiden SBY tidak menuntut atas nama Partai Demokrat satu nama tertentu. Sama sekali beliau menyampaikan, menyerahkan kepada saya jika saya menjadi Calon Presiden dari koalisi ini," tandas Prabowo.
Bagi Prabowo, pernyataan SBY itu sebuah kehormatan. Tentang nama Cawapres yang akan diusung koalisi ini, nantinya akan dilakukan pertemuan-pertemuan intensif ke depan. "Tentunya nanti pemilihan Calon Wakil Presiden yang merupakan keputusan sangat krusial, akan kita bahas lebih lanjut karena perkembangan dinamika politik dari hari ke hari," tegas mantan Danjen Kopassus ini.
Sejauh ini, sejumlah nama digadang-gadang akan jadi Cawapres pendamping Prabowo. Salah satunya, AHY yang merupakan putra mahkota SBY. Sedangkan Ijtimak Ulama merekomendasikan dua kandidat Cawapres untuk Prabowo, yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan Ustadz Abdul Somad.
SBY sendiri menyerahkan sepenuhnya penentuan posisi Cawapres kepada Prabowo. "Kepemimpinan yang akan datang dan pemerintahan yang akan datang, mestinya pemimpin yang mampu dan mau mengatasi masalah rakyat. Itu akhirnya Pak Prabowo mengambil keputusan nanti siapa yang akan menjadi running mate-nya, yang mampu mengatasi keadaan itu (kesulitan bangsa, Red)," kata SBY.
Intinya, SBY menyerahkan sepenuhnya soal Pilpres 2019 ke Prabowo. Satu hal yang penting, kata SBY, dukungan rakyat kuat. "Menyerahkan penuh kepada Pak Prabowo untuk mengambil keputusan, yang penting rakyat memberi dukungan kuat," ujar Presiden RI ke-6 periode 2004-2009, 2009-2014 ini.
Dalam sesi tanya jawab dengan wartawan, SBY menegaskan Capres yang diusung koalisi Gerindra-Demokrat adalah Prabowo. "Kami datang dengan keyakinan Pak Prabowo Calon Presiden kita," tegas SBY, yang tadi malam lanjut bertemu dengan jajaran PKS untuk koalisi Pilpres 2019.
SBY yakin Prabowo selaku Capres akan memilih tandemnya di posisi Cawapres dengan bijaksana. "Saya yakin Pak Prabowo dengan kearifan, dengan wisdom, dengan pertimbangan yang bijaksana akan memilih yang paling tepat mendampingi. Karena menurut kita bukan hanya harus menang dalam Pilpres, tapi kalau terpilih amanah dia mampu memimpin dan Indonesia menjadi lebih baik 5 tahun mendatang," ujar SBY dilansir detikcom usai bertemu jajaran petinggi PKS di Hotel Gran Melia, Jalan Rasuna Said Jakarta Selatan, tadi malam.
SBY menegaskan, Demokrat ingin agar apa yang sudah baik dari pemerintahan saat ini untuk terus diperbaiki. "Jika kita dapat amanah, hal-hal yang baik dari Pak Jokowi pun kita lanjutkan. Tapi, banyak hal yang belum baik atau yang kita anggap baik, kita perbaiki. Saya kira inilah hakikat kesinambungan dalam pemerintahan, dengan demikian rakyat juga akan senang," katanya. "Dan, pemimpin-pemimpin barunya pemerintahan Insyaallah akan menjalankan politik, menjalankan pemerintah dengan memegang teguh etika dan moralitas politik," lanjut SBY.
Pada bagian lain, SBY juga meminta Prabowo selaku Capres agar visi misinya tidak muluk-muluk. "Saya harap visi-misi jangan muluk-muluk janjinya, malah nanti nggak bisa ditepati. Rakyat akan ingat itu. Jangan panjang-lebar, yang simpel saja. Yang penting konkret."
Sementara itu, tarung ulang Prabowo vs Jokowo dalam Pilpres 2019 mendatang menjadi lebih menarik, karena SBY turun full back up Prabowo. Sedangkan dalam Pilpres 2014 lalu, SBY masih dalam posisi netral. Kala itu, Jokowi selaku Capres yang diusung PDIP bersama mitra koalisinya berhasil mengalahkan Prabowo yang diusung Gerindra-Golkar bersama mitra koalisinya. Dalam Pilprtes 2019 mendatang, Jokowi akan diusung PDIP-Golkar befsama mitra koalisinya seperti PPP, Nas-Dem, Hanura. PKB ada potensi gabung Jokowi, sementara PAN potensial gabung ke Prabowo.
Sekjen DPP Demokrat, Hinca Pandjaitan, juga mengakui rematch Prabowo vs Jokowi di 2019 akan seru, dengan kehadiran SBY. "Ya, saya kira menarik kalau ada rematch. Energinya akan berlebih. Jangan lupa, tahun (2014) lalu Demokrat, Pak SBY, belum menggunakan kemampuannya untuk turun. Kali ini, kami turun full, jadi rematch ini akan menarik nih," tandas Hinca kepada wartawan di Gran Melia Hotel Jakarta, Senin kemarin. *
Keduanya sepakat berkoalisi dalam pertemuan lanjutan di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara Jakarta, Senin (30/7). SBY menyerahkan sepenuhnya Prabowo selaku Calon Presiden (Capres) untuk memilih tandemnya di posisi Calon Waklil Presiden (Cawapres).
Pertemuan SBY dan Prabowo, Senin kemarin, berlangsung selama 3,5 jam. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, Jumat (27/7) malam, dalam pertemuan lanjutan kemarin SBY tanpa didampingi putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang digadang-gadang akan menjadi Cawapres. Menurut Prabowo, dari pertemuan kemarin, dia dan SBY sudah sepakat berkoalisi.
"Ada kehendak dari keduabelah pihak untuk menjalin suatu sinergi, suatu kerjasama yang erat dalam menghadapi keadaan negara yang dalam kesulitan," kata Prabowo dalam jumpa pers bersama SBY seusai pertemuan di rumahnya, Senin siang. "Kita sepakat untuk melaksanakan, untuk melakukan kerja sama politik, tentunya akan terwujud dalam koalisi," lanjutnya.
Prabowo akan mengajak partai-partai lain mengikatkan diri dalam koalisi. Pembicaraan dengan partai lain, termasuk mitra setia PKS, akan segera dijajaki untuk meresmikan koalisi. Dalam pertemuan SBY dan Prabowo kemarin, belum ada me-mbahas posisi Cawapres. Figur Cawapres nantinya baru akan dibahas dalam 10 hari ke depan.
"Mengenai Calon Wakil Presiden, Pak SBY juga ingin menegaskan kembali, sekali lagi, bahwa Presiden SBY tidak menuntut atas nama Partai Demokrat satu nama tertentu. Sama sekali beliau menyampaikan, menyerahkan kepada saya jika saya menjadi Calon Presiden dari koalisi ini," tandas Prabowo.
Bagi Prabowo, pernyataan SBY itu sebuah kehormatan. Tentang nama Cawapres yang akan diusung koalisi ini, nantinya akan dilakukan pertemuan-pertemuan intensif ke depan. "Tentunya nanti pemilihan Calon Wakil Presiden yang merupakan keputusan sangat krusial, akan kita bahas lebih lanjut karena perkembangan dinamika politik dari hari ke hari," tegas mantan Danjen Kopassus ini.
Sejauh ini, sejumlah nama digadang-gadang akan jadi Cawapres pendamping Prabowo. Salah satunya, AHY yang merupakan putra mahkota SBY. Sedangkan Ijtimak Ulama merekomendasikan dua kandidat Cawapres untuk Prabowo, yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan Ustadz Abdul Somad.
SBY sendiri menyerahkan sepenuhnya penentuan posisi Cawapres kepada Prabowo. "Kepemimpinan yang akan datang dan pemerintahan yang akan datang, mestinya pemimpin yang mampu dan mau mengatasi masalah rakyat. Itu akhirnya Pak Prabowo mengambil keputusan nanti siapa yang akan menjadi running mate-nya, yang mampu mengatasi keadaan itu (kesulitan bangsa, Red)," kata SBY.
Intinya, SBY menyerahkan sepenuhnya soal Pilpres 2019 ke Prabowo. Satu hal yang penting, kata SBY, dukungan rakyat kuat. "Menyerahkan penuh kepada Pak Prabowo untuk mengambil keputusan, yang penting rakyat memberi dukungan kuat," ujar Presiden RI ke-6 periode 2004-2009, 2009-2014 ini.
Dalam sesi tanya jawab dengan wartawan, SBY menegaskan Capres yang diusung koalisi Gerindra-Demokrat adalah Prabowo. "Kami datang dengan keyakinan Pak Prabowo Calon Presiden kita," tegas SBY, yang tadi malam lanjut bertemu dengan jajaran PKS untuk koalisi Pilpres 2019.
SBY yakin Prabowo selaku Capres akan memilih tandemnya di posisi Cawapres dengan bijaksana. "Saya yakin Pak Prabowo dengan kearifan, dengan wisdom, dengan pertimbangan yang bijaksana akan memilih yang paling tepat mendampingi. Karena menurut kita bukan hanya harus menang dalam Pilpres, tapi kalau terpilih amanah dia mampu memimpin dan Indonesia menjadi lebih baik 5 tahun mendatang," ujar SBY dilansir detikcom usai bertemu jajaran petinggi PKS di Hotel Gran Melia, Jalan Rasuna Said Jakarta Selatan, tadi malam.
SBY menegaskan, Demokrat ingin agar apa yang sudah baik dari pemerintahan saat ini untuk terus diperbaiki. "Jika kita dapat amanah, hal-hal yang baik dari Pak Jokowi pun kita lanjutkan. Tapi, banyak hal yang belum baik atau yang kita anggap baik, kita perbaiki. Saya kira inilah hakikat kesinambungan dalam pemerintahan, dengan demikian rakyat juga akan senang," katanya. "Dan, pemimpin-pemimpin barunya pemerintahan Insyaallah akan menjalankan politik, menjalankan pemerintah dengan memegang teguh etika dan moralitas politik," lanjut SBY.
Pada bagian lain, SBY juga meminta Prabowo selaku Capres agar visi misinya tidak muluk-muluk. "Saya harap visi-misi jangan muluk-muluk janjinya, malah nanti nggak bisa ditepati. Rakyat akan ingat itu. Jangan panjang-lebar, yang simpel saja. Yang penting konkret."
Sementara itu, tarung ulang Prabowo vs Jokowo dalam Pilpres 2019 mendatang menjadi lebih menarik, karena SBY turun full back up Prabowo. Sedangkan dalam Pilpres 2014 lalu, SBY masih dalam posisi netral. Kala itu, Jokowi selaku Capres yang diusung PDIP bersama mitra koalisinya berhasil mengalahkan Prabowo yang diusung Gerindra-Golkar bersama mitra koalisinya. Dalam Pilprtes 2019 mendatang, Jokowi akan diusung PDIP-Golkar befsama mitra koalisinya seperti PPP, Nas-Dem, Hanura. PKB ada potensi gabung Jokowi, sementara PAN potensial gabung ke Prabowo.
Sekjen DPP Demokrat, Hinca Pandjaitan, juga mengakui rematch Prabowo vs Jokowi di 2019 akan seru, dengan kehadiran SBY. "Ya, saya kira menarik kalau ada rematch. Energinya akan berlebih. Jangan lupa, tahun (2014) lalu Demokrat, Pak SBY, belum menggunakan kemampuannya untuk turun. Kali ini, kami turun full, jadi rematch ini akan menarik nih," tandas Hinca kepada wartawan di Gran Melia Hotel Jakarta, Senin kemarin. *
1
Komentar