Pemprov Siapkan Operasi Pasar
Pemprov Bali melalui Dinas Ketahanan Pangan siap menggelar operasi pasar (OP ) sehubungan belum ‘meredanya’ harga daging ayam dan telur.
Harga Telur dan Daging Masih Tinggi
DENPASAR, NusaBali
OP rencananya digelar akhir pekan ini, dengan melibatkan beberapa perusahan terkait sebagai pendukung pelaksanaan operasi pasar. Diantaranya, PT Charoen Pikphan Indonesia Tbk, Bali dan PT Japfa Comdeed Indonesia Tbk.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Tanaman Pangan Ir I Wayan Mardiana di Denpasar pada Selasa (31/7). Menurutnya, operasi pasar rencanakan dilakukan dua kali pada bulan Agustus ini. Pertama di kawasan Monumen Bajra Sandhi Lapangan Puputan Margarana, Renon Denpasar. Kedua saat Idul Adha pada 22 Agustus. “Di sela-sela pelaksanaan car free day nanti,” jelas Mardiana.
Dikatakan Mardiana, bahan kebutuhan pangan, dua jenis komoditas ini, yakni daging ayam (broiler) dan telur harganya masih cukup tinggi. Apalagi harga daging ayam sampai Rp 45 ribu/Kg. Dia juga tidak menampik, ada keluhan dari masyarakat, khususnya konsumen terkait harga daging dan telur ayam.
Harapannya lewat operasi pasar ini, harga daging dan telur ayam terkoreksi atau mengalami penurunan, karena ketersediaan yang memadai. Harga operasi pasar dipatok sesuai harga eceran tertinggi (Het), yakni daging ayam Rp 32.000/Kg dan telur Rp 24.000/Kg.
Mardiana juga mengatakan belum bisa memastikan apakah akan ada pembatasan pembelian kedua kebutuhan tersebut. Ia masih melihat di lapangan.
Sementara data Dinas Perindustrian dan Perdagangan /Disperindag, harga rata-rata daging ayam di pasar pada Selasa (31/7) Rp Rp 41.000/Kg, yang berarti mengalami penurunan Rp 3000 dari sebelumnya Rp 44.000/Kg. Sedang harga telur ayam ras bertahan Rp 26.000/kg
“Berdasarkan pantauan, pasokan daging ayam bertambah, sehingga berpengaruh pada penurunan harga,” ujar Kasi Pengendalian Harga Barang Pokok dan Penting Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gatot Supriatin. Selain daging ayam, cabe merah besar juga tercatat menurun. Harga cabe merah besar turun Rp 21.000 /Kg dari Rp 22.750/Kg. Sedang rawit merah bertahan Rp Rp 43.000/Kg.
Sedangkan yang mengalami lonjakan harga paling tinggi adalah ikan kembung, meningkat hingga 30 persen. Dari Rp 37.500/Kg pada Senin (30/7) menjadi Rp 40.000/Kg pada Selasa (31/7). “Cuaca, ombak dan gelombang tinggi menyebabkan pasokan ikan berkurang,” ujar Gatot Supriatin. *K17.
1
Komentar