Koster Marah Dibilang Pindahkan Art Centre
Janji teruskan program JKBM, Koster akan evaluasi bansos-hibah yang difasilitasi anggota Dewan
Kemarin Paparkan Visi Misi di Depan Gubernur dan Pejabat Pemprov
DENPASAR, NusaBali
Gubernur-Wakil Gubernur Bali terpilih 2018-2023, Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace) diundang Gubernur Made Mangku Pastika untuk pemaparan visi misi di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur, Niti Mandala Denpasar, Rabu (1/8). Saat pemaoparan visi misi, Wayan Koster sempat marah besar karena diisukan lewat media sosial mau pindahkan Taman Budaya Art Centre Denpasar.
Pemaparan visi misi Koster-Cok Ace dilakukan di hadapan Gubernur Pastika dan jajaran pejabat Eselon II, Eselon III, Eselon IV Pemprov Bali. Wayan Koster memaparkan visi misi ketika nanti memimpin Bali 5 tahun ke depan selama 2 jam, sejak siang pukul 14.00 Wita hingga sore pukul 16.00 Wita. Jajaran pejabat lingkup Pemprov Bali mendengarkan sampai selesai visi misi Gubernur terpilih.
Wayan Koster yang didampingi wakilnya, Cok Ace, memaparkan secara gamblang visi misinya membangun Bali ke depan. Namun, saat penyampaian visi misi menyangkut seni dan budaya, Koster tiba-tiba berhenti sejenak hingga membuat suasana hening. Koster lalu mengungkap isu yang dihembuskan di media soal dirinya akan memindahkan Taman Budaya Art Centre Denpasar. Koster pun meminta supaya berpikir secara logika, tak mungkin Art Centre yang begitu luas dan gedungnya besar-besar bisa dipindahkan.
“Sekarang dihembuskan isu kalau saya akan pindahkan Art Centre. Memang bisa saya pindahkan Art Centre? Bagaimananya caranya? Apakah dengan mencangkul atau bagaimana?” tanya politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster meminta pejabat Pemprov Bali yang selama ini mungkin tidak ‘Satu Jalur’ dengan Koster-Cok Ace supaya tidak ikut memanas-manasi. “Bapak atau ibu yang mungkin selama ini (Pilgub Bali 2018) mendukung kubu sebelah (pasangan IB Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta), jangan ikut-ikut memanasi,” pinta Gubernur terpilih yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP ini.
Menurut Koster, Taman Budaya Art Centre yang dibangun Gubernur Bali (waktu itu) Prof Dr IB Mantra di Jalan Nusa Indah Denpasar itu tidak akan dipindah. Yang ada Art Centre justru akan tetap dimanfaatkan. Namun untuk pengembangan seni dan budaya, Koster berencana membangun pusat kebudayaan yang lahannya masih dicari antara di Padanggalak dan Kesiman Kerthalangu, Kesiman Denpasar Timur.
“Kalau Art Centre itu, tiap tahun berkembang kebutuhannya. Pengunjung sudah semakin banyak juga, jadi harus dipikirkan juga itu. Jangan buat isu saya memindahkan Art Centre,” tandas Koster yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI (membidangi masalah pendidikan, seni, budaya, pemuda, olahraga, pariwisata, dan ekonomi kreatif).
Koster menyebutkan, Pesta Kesenian Bali (PKB) tidak mutlak harus dilaksanakan tiap tahun. Soalnya, tidak ada peraturan yang mengatakan itu harus tiap tahun. “Saya cari itu aturannya, nggak ada itu PKB harus dilaksanakan tiap tahun. Syukur Gubernur Ida Bagus Oka, Gubernur Dewa Beratha, dan Gubernur Mangku Pastika melanjutkan tiap tahun. Kalau ada yang mengagas PKB, tapi tidak ada yang melanjutkan, bagaimana? Bisa jalan itu?” katanya.
Seusai pemaparan visi misi, Koster kembali mengungkap ada isu yang dikembangkan di medsos bawa dirinya memindahkan Art Centre. “Tanya itu namanya Togar di media sosial, bagaimana caranya memindahkan Art Centre? Supaya nggak ngawur itu. Yang ada itu Art Centre mau kita benahi. Kita memang ada mau membangun Pusat Kebudayaan. Kita mau bangun seperti Jakarta Convention Centre, ada gedung teater yang menampung 22.000 orang. Tapi, bukan memindahkan Art Centre,” tegas Koster.
Sementara, dalam paparan visi misi di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali kemarin siang, Koster menyatakan akan merangkul seluruh elemen masyarakat Bali. Yang tidak ‘Satu Jalur’ pun akan diajak sepanjang mengikuti kebijakan Gubernur-Wakil Gubernur terpilih. “Klungkung, misalnya. tidak Satu Jalur, akan dibantu juga, sepanjang mau mengikuti kebijakan kita. Di Karangasem, walaupun saya kalah dalam Pilgub Bali di sana, saya tetap akan buatkan program di situ. Salah satunya, pembangunan sekolah seperti SMAN/SMKN Bali Mandara di Buleleng,” katanya.
Program-program Gubernur Pastika juga akan dilanjutkan Koster, terutama yang selama ini sudah banyak mengentaskan kemiskinan. Termasuk program bedah rumah yang anggarannya selama ini Rp 30 juta per unit, akan ditingkatkan menjadi seniulai Rp 50 juta per unit. “Kalau selama ini dengan Rp 30 juta belum finishing, nanti kita anggarkan Rp 50 juta finishing. Lebih banyak jumlah yang dibangun kelar daripada jumlahnya banyak, tapi tidak finishing,” ujarnya sambil menoleh ke Gubernur Pastika yang terlihat manggut-manggut.
Progam Bali Mandara lainnya yang akan diteruskan Koster adalah JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara). Menurut Koster, JKBM merupakan pola pemberian layanan publik bidang kesehatan yang jauh lebih bagus dari program nasional BPJS. “Kalau JKBM langsung real cost, sementara BPJS dengan premi. Pakai nggak pakai, hangus,” tegas Koster.
“Kalau JKBM itu dibayarin masyarakatnya oleh pemerintah. Jadi, kita mau usulkan ke Menteri Kesehatan soal JKBM ini dan pelaksanaanya nanti online di seluruh Bali. Pak Presiden Jokowi senang kalau ada yang punya ide bagus. Kita harus sampaikan ke pusat, harus bicara.”
Masalah pembangunan infrastruktur juga disinggung Koster. Untuk di Buleleng, rencana pembangunan infrastruktur Bandara Internasional Bali Utara akan dilanjutkan dan dibangun di daratan. Tapi, terlebih dulu prioritasnya adalah membangun sejumlah Shortcut (jalan pintas) di jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul. “Kita akan usulkan ke pusat, bicara sama dengan Menteri Perhubungan soal Bandara Buleleng. Tapi, Shortcut harus dibangun lebih dulu sebagai prioritas. Kalau tidak ada anggaran pusat, dengan APBD Bali bisa. Nanti Bansos-bansos itu kita kurangi,” sergah Koster.
Yang mengejutkan, Koster mengaku akan evaluasi bantuan hibah bansos yang difasilitasi anggota Dewan. Menurut dia, bansos yang selama ini berjalan nilainya sangat fantastis. Dari Rp 5 triliun APBD Bali, sebanyak Rp 370 miliar di antaranya untuk bansos-hibah. “Dengan bansos-hibah Rp 370 miliar itu, postur APBD yang ada jadi tidak sehat. Saya urusannya selama di DPR adalah anggaran. Jadi, saya tahu yang sehat dan tidak. Nanti kita evaluasi itu. Kalau bansos besar, kapan rakyat dapat menikmati namanya program?” sodok Koster.
Sementara itu, Gubernur Pastika mengatakan tujuan pemaparan visi misi Koster-Cok Ace ini penting agar para pejabat lingkup Pemprov Bali memahami visi misi yang akan dilaksanakan pemerintahan baru nanti. “Tidak ada yang boleh menghalangi pelaksanaan visi misi Gubernur-Wakil Gubernur terpilih, karena dengan demikian akan tercapai tujuan kita bernegara ini,” tandas Pastika.
Pastika menegaskan, jajaran pejabat Pemprov Bali harus melaksanakan apa yang menjadi visi misi Gubernur-Wakil Gubernur terpilih ke depan. Pastika berharap Bali ke depan bisa menjadi lebih baik dan mampu bertahan di tengah persaingan global. “Jika ini didukung oleh kita semua dan seluruh masyarakat Bali, saya optimis visi misi ini bisa dilaksanakan,” katanya.
Pastika menyebutkan, hasil Pilgub Bali, 27 Juni 2018, dengan terpilihnya Koster- Cok Ace, sudah benar. Sehingga Bali bisa makin maju dan sejahtera. “Jadi, kita sudah yakin Bali ini jatuh ke pemimpin yang benar. Kita berharap nanti Bali makin maju dan sejahtera,” ujar Pastika. *nat
DENPASAR, NusaBali
Gubernur-Wakil Gubernur Bali terpilih 2018-2023, Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace) diundang Gubernur Made Mangku Pastika untuk pemaparan visi misi di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur, Niti Mandala Denpasar, Rabu (1/8). Saat pemaoparan visi misi, Wayan Koster sempat marah besar karena diisukan lewat media sosial mau pindahkan Taman Budaya Art Centre Denpasar.
Pemaparan visi misi Koster-Cok Ace dilakukan di hadapan Gubernur Pastika dan jajaran pejabat Eselon II, Eselon III, Eselon IV Pemprov Bali. Wayan Koster memaparkan visi misi ketika nanti memimpin Bali 5 tahun ke depan selama 2 jam, sejak siang pukul 14.00 Wita hingga sore pukul 16.00 Wita. Jajaran pejabat lingkup Pemprov Bali mendengarkan sampai selesai visi misi Gubernur terpilih.
Wayan Koster yang didampingi wakilnya, Cok Ace, memaparkan secara gamblang visi misinya membangun Bali ke depan. Namun, saat penyampaian visi misi menyangkut seni dan budaya, Koster tiba-tiba berhenti sejenak hingga membuat suasana hening. Koster lalu mengungkap isu yang dihembuskan di media soal dirinya akan memindahkan Taman Budaya Art Centre Denpasar. Koster pun meminta supaya berpikir secara logika, tak mungkin Art Centre yang begitu luas dan gedungnya besar-besar bisa dipindahkan.
“Sekarang dihembuskan isu kalau saya akan pindahkan Art Centre. Memang bisa saya pindahkan Art Centre? Bagaimananya caranya? Apakah dengan mencangkul atau bagaimana?” tanya politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster meminta pejabat Pemprov Bali yang selama ini mungkin tidak ‘Satu Jalur’ dengan Koster-Cok Ace supaya tidak ikut memanas-manasi. “Bapak atau ibu yang mungkin selama ini (Pilgub Bali 2018) mendukung kubu sebelah (pasangan IB Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta), jangan ikut-ikut memanasi,” pinta Gubernur terpilih yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP ini.
Menurut Koster, Taman Budaya Art Centre yang dibangun Gubernur Bali (waktu itu) Prof Dr IB Mantra di Jalan Nusa Indah Denpasar itu tidak akan dipindah. Yang ada Art Centre justru akan tetap dimanfaatkan. Namun untuk pengembangan seni dan budaya, Koster berencana membangun pusat kebudayaan yang lahannya masih dicari antara di Padanggalak dan Kesiman Kerthalangu, Kesiman Denpasar Timur.
“Kalau Art Centre itu, tiap tahun berkembang kebutuhannya. Pengunjung sudah semakin banyak juga, jadi harus dipikirkan juga itu. Jangan buat isu saya memindahkan Art Centre,” tandas Koster yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI (membidangi masalah pendidikan, seni, budaya, pemuda, olahraga, pariwisata, dan ekonomi kreatif).
Koster menyebutkan, Pesta Kesenian Bali (PKB) tidak mutlak harus dilaksanakan tiap tahun. Soalnya, tidak ada peraturan yang mengatakan itu harus tiap tahun. “Saya cari itu aturannya, nggak ada itu PKB harus dilaksanakan tiap tahun. Syukur Gubernur Ida Bagus Oka, Gubernur Dewa Beratha, dan Gubernur Mangku Pastika melanjutkan tiap tahun. Kalau ada yang mengagas PKB, tapi tidak ada yang melanjutkan, bagaimana? Bisa jalan itu?” katanya.
Seusai pemaparan visi misi, Koster kembali mengungkap ada isu yang dikembangkan di medsos bawa dirinya memindahkan Art Centre. “Tanya itu namanya Togar di media sosial, bagaimana caranya memindahkan Art Centre? Supaya nggak ngawur itu. Yang ada itu Art Centre mau kita benahi. Kita memang ada mau membangun Pusat Kebudayaan. Kita mau bangun seperti Jakarta Convention Centre, ada gedung teater yang menampung 22.000 orang. Tapi, bukan memindahkan Art Centre,” tegas Koster.
Sementara, dalam paparan visi misi di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali kemarin siang, Koster menyatakan akan merangkul seluruh elemen masyarakat Bali. Yang tidak ‘Satu Jalur’ pun akan diajak sepanjang mengikuti kebijakan Gubernur-Wakil Gubernur terpilih. “Klungkung, misalnya. tidak Satu Jalur, akan dibantu juga, sepanjang mau mengikuti kebijakan kita. Di Karangasem, walaupun saya kalah dalam Pilgub Bali di sana, saya tetap akan buatkan program di situ. Salah satunya, pembangunan sekolah seperti SMAN/SMKN Bali Mandara di Buleleng,” katanya.
Program-program Gubernur Pastika juga akan dilanjutkan Koster, terutama yang selama ini sudah banyak mengentaskan kemiskinan. Termasuk program bedah rumah yang anggarannya selama ini Rp 30 juta per unit, akan ditingkatkan menjadi seniulai Rp 50 juta per unit. “Kalau selama ini dengan Rp 30 juta belum finishing, nanti kita anggarkan Rp 50 juta finishing. Lebih banyak jumlah yang dibangun kelar daripada jumlahnya banyak, tapi tidak finishing,” ujarnya sambil menoleh ke Gubernur Pastika yang terlihat manggut-manggut.
Progam Bali Mandara lainnya yang akan diteruskan Koster adalah JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara). Menurut Koster, JKBM merupakan pola pemberian layanan publik bidang kesehatan yang jauh lebih bagus dari program nasional BPJS. “Kalau JKBM langsung real cost, sementara BPJS dengan premi. Pakai nggak pakai, hangus,” tegas Koster.
“Kalau JKBM itu dibayarin masyarakatnya oleh pemerintah. Jadi, kita mau usulkan ke Menteri Kesehatan soal JKBM ini dan pelaksanaanya nanti online di seluruh Bali. Pak Presiden Jokowi senang kalau ada yang punya ide bagus. Kita harus sampaikan ke pusat, harus bicara.”
Masalah pembangunan infrastruktur juga disinggung Koster. Untuk di Buleleng, rencana pembangunan infrastruktur Bandara Internasional Bali Utara akan dilanjutkan dan dibangun di daratan. Tapi, terlebih dulu prioritasnya adalah membangun sejumlah Shortcut (jalan pintas) di jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul. “Kita akan usulkan ke pusat, bicara sama dengan Menteri Perhubungan soal Bandara Buleleng. Tapi, Shortcut harus dibangun lebih dulu sebagai prioritas. Kalau tidak ada anggaran pusat, dengan APBD Bali bisa. Nanti Bansos-bansos itu kita kurangi,” sergah Koster.
Yang mengejutkan, Koster mengaku akan evaluasi bantuan hibah bansos yang difasilitasi anggota Dewan. Menurut dia, bansos yang selama ini berjalan nilainya sangat fantastis. Dari Rp 5 triliun APBD Bali, sebanyak Rp 370 miliar di antaranya untuk bansos-hibah. “Dengan bansos-hibah Rp 370 miliar itu, postur APBD yang ada jadi tidak sehat. Saya urusannya selama di DPR adalah anggaran. Jadi, saya tahu yang sehat dan tidak. Nanti kita evaluasi itu. Kalau bansos besar, kapan rakyat dapat menikmati namanya program?” sodok Koster.
Sementara itu, Gubernur Pastika mengatakan tujuan pemaparan visi misi Koster-Cok Ace ini penting agar para pejabat lingkup Pemprov Bali memahami visi misi yang akan dilaksanakan pemerintahan baru nanti. “Tidak ada yang boleh menghalangi pelaksanaan visi misi Gubernur-Wakil Gubernur terpilih, karena dengan demikian akan tercapai tujuan kita bernegara ini,” tandas Pastika.
Pastika menegaskan, jajaran pejabat Pemprov Bali harus melaksanakan apa yang menjadi visi misi Gubernur-Wakil Gubernur terpilih ke depan. Pastika berharap Bali ke depan bisa menjadi lebih baik dan mampu bertahan di tengah persaingan global. “Jika ini didukung oleh kita semua dan seluruh masyarakat Bali, saya optimis visi misi ini bisa dilaksanakan,” katanya.
Pastika menyebutkan, hasil Pilgub Bali, 27 Juni 2018, dengan terpilihnya Koster- Cok Ace, sudah benar. Sehingga Bali bisa makin maju dan sejahtera. “Jadi, kita sudah yakin Bali ini jatuh ke pemimpin yang benar. Kita berharap nanti Bali makin maju dan sejahtera,” ujar Pastika. *nat
Komentar