Disperindag Bali Jajaki Pasar China
Pemprov Bali, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) terus berupaya melakukan penjajakan lebih jauh meningkatkan pasar ekspor produk-produk atau komoditas Bali. Salah satunya dengan China.
DENPASAR, NusaBali
Pihak China, lewat konjennya, telah memotret dan mendata potensi Bali. Selanjutnya akan dikonfirmasi kepada pasar China, kira-kira apa nanti komoditi dari Bali yang potensial terjual di China. Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali Anak Agung Ngurah Bagawatra, menyampaikan Jumat (3/8). “Itulah penjajakan yang sedang kami lakukan untuk upaya perluasan pasar ekspor,” jelasnya. Penjajakan tersebut, kata Gung Baga, sapaan Kabid Perdagangan Luar Negeri ini, dalam pertemuan antara Disperindag dangan pihak Konjen China, pertengan Juli lalu. “Mereka nanti akan menyampaikan hasilnya,” ujar Gung Baga.
Tentu saja, penjajagan pasar tersebut kata Gung Baga dalam posisi saling menguntungkan. Karena pihak China pun berharap, komoditas mereka juga bisa dijual di sini. Hanya tidak disebutkan, jenis-jenis produk dari China yang ditawarkan kepada Bali. “Kebutuhan impor kita biasanya kan dominan bahan baku kepentingan pariwisata seperti milk, keju dan bahan lainnya,” ujarnya.
Sedang salah satu potensi ekspor dan sudah terealisasi adalah manggis. “Pasarnya cukup besar,” ungkap Gung Baga. Seandainya manggis bisa panen dua kali setahun, menurutnya pasti laku di China. Dari data menunjukkan potensi pasar komoditas Bali ke China memang cukup potensial. Indikasi tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai ekspor Bali ke China.
Berdasarkan data dari Disperindag sampai bulan April 2018, nilai ekspor Bali ke China 18 juta dollar AS. Meningkat 69,66 persen dari tahun sebelumnya, Januari-April 2017, senilai 10,9 juta dollar AS. Untuk negara di kawasan Pasifik, ekspor Bali ke China berada di posisi empat, setelah Amerika Serikat, Australia dan Jepang. Namun demikian dari data BPS, China belum masuk 10 besar negara tujuan ekspor Bali. *k17
Pihak China, lewat konjennya, telah memotret dan mendata potensi Bali. Selanjutnya akan dikonfirmasi kepada pasar China, kira-kira apa nanti komoditi dari Bali yang potensial terjual di China. Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali Anak Agung Ngurah Bagawatra, menyampaikan Jumat (3/8). “Itulah penjajakan yang sedang kami lakukan untuk upaya perluasan pasar ekspor,” jelasnya. Penjajakan tersebut, kata Gung Baga, sapaan Kabid Perdagangan Luar Negeri ini, dalam pertemuan antara Disperindag dangan pihak Konjen China, pertengan Juli lalu. “Mereka nanti akan menyampaikan hasilnya,” ujar Gung Baga.
Tentu saja, penjajagan pasar tersebut kata Gung Baga dalam posisi saling menguntungkan. Karena pihak China pun berharap, komoditas mereka juga bisa dijual di sini. Hanya tidak disebutkan, jenis-jenis produk dari China yang ditawarkan kepada Bali. “Kebutuhan impor kita biasanya kan dominan bahan baku kepentingan pariwisata seperti milk, keju dan bahan lainnya,” ujarnya.
Sedang salah satu potensi ekspor dan sudah terealisasi adalah manggis. “Pasarnya cukup besar,” ungkap Gung Baga. Seandainya manggis bisa panen dua kali setahun, menurutnya pasti laku di China. Dari data menunjukkan potensi pasar komoditas Bali ke China memang cukup potensial. Indikasi tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai ekspor Bali ke China.
Berdasarkan data dari Disperindag sampai bulan April 2018, nilai ekspor Bali ke China 18 juta dollar AS. Meningkat 69,66 persen dari tahun sebelumnya, Januari-April 2017, senilai 10,9 juta dollar AS. Untuk negara di kawasan Pasifik, ekspor Bali ke China berada di posisi empat, setelah Amerika Serikat, Australia dan Jepang. Namun demikian dari data BPS, China belum masuk 10 besar negara tujuan ekspor Bali. *k17
1
Komentar