Sekeluarga Kecelakaan, 1 Tewas, 3 Luka Berat
Dosen Universitas Panji Sakti (Unipas) Buleleng, Ketut Wetan Sastrawan SH MH, 50, mengalami kecelakaan maut bersama istri dan dua anaknya di Kilometer 8-9 Jalur Utama Singaraja-Denpasar kawasan Banjar Pumahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Minggu (5/8) siang.
Korban Tewas Dosen Unipas Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Sang dosan tewas mengenaskan, sementara istri dan dua anaknya selamat dari maut dalam kondisi kritis. Imformasi di lapangan, saat musibah maut terjadi, Minggu siang sekitar pukul 13.00 Wita, korban Ketut Wetan Sastrawan melaju dari arah selatan (Bedugul) menuju Singaraja, dengan mobil Mobil Suzuki Swif warna putih DK 1896 UN. Dosen pengajar mata kuliah Hukum Pidana Unipas Singaraja asal Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng ini mengajak sang istri, Ni Nyoman Puspa Adnyani, 48, serta dua anak perempuannya: Luh Widya Andari Sadnyani,13, dan Made Desiana Andari Sadnyani, 9.
Begitu memasuki lokasi TKP di Banjar Pumahan, Desa Gitgit yang dalam kondisi jalan menurun, mobil Swif DK 1896 UN yang ditumpangi satu keluarga berjumlah 4 orang ini mendadak oleng dan lajutnya tidak dapat dikendalikan. Laju mobil naas warna putih tersebut baru berhenti setelah menabrak pembatas jalan dan pohon nangka yang berada di sisi kiri (barat) jalan. Bahkan, bodi depan mobil sampai penyok.
Akibatnya, keempat korban sekeluaga mengalami luka sangat serius karena kerasnya benturan. Para korban langsung dievakusi warga sekitar dibantu jajaran Polsek Sukasada. Mereka kemudian dilarikan ke RSUD Buleleng di Singaraja. Namun, nyawa Ketut Wetan Sastrawan tak bisa diselamatkan. Dosen Unipas ini dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit. Akademisi berusia 50 tahun ini tewas mengenaskan dalam kondisi luka parah di bagian lutut kiri, dahi kiri, pipi kanan, serta patah paha kiri dan lengan kiri.
Sedangkan istri dan dua putrinya, selamat dari maut dalam kondisi terluka parah. Hingga kemarin sore, korban Nyoman Puspa Adnyani, Luh Widya Andari Sadnyani, dan Made Desiana Andari Sadnyani masih menjalani perawatan intensif di RSUD Buleleng.
“Terakhir kami cek di RSUD, dua anaknya (Widya Andari Sadnyani dan Desiana Andari Sadnyani) belum sadarkan diri, karena lukanya cukup parah,” ungkap Kapolsek Sukasada, Kompol I Gede Juli, saat dikonfirmasi NusaBali.
Korban Puspa Adnyani sendiri mengalami luka robek di pelipis kanan, patah tulang paha kanan, dan merasakan sakit di dada. Sedangkan putri bungsunya, Desiani Andari, mengalami luka robek pada pelipis kiri, memar pada mata kiri dan tidak sadarkan diri. Sebaliknya, si sulung Widya Andari mengalami luka robek di pelipis kiri dan dagu. Hingga kemarin sore, remaja berusia 13 tahun ini belum sadarkan diri.
Kompol Juli mengaku belum dapat memastikan apa penyebab kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa dosen Unipas Buleleng, karena korban keburu meninggal dan keluarga kecilnya masih dalam perawatan intensif. Namun, diduga kuat kecelakaan maut ini terjadi akibat out of control.
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Unipas Buleleng, Putu Sugi Ardana, kemarin sore langsung meluncur ke RSUD Buleleng begitu mengetahui korban Ketut Wetan Sastrawan dan keluarganya kecelakaan maut. “Saya tadi pas kundangan di BEC, ditelepon sama mahasiswa yang bilang Pak Wetan Sastrawan kecelakaan. Saya pun langsung ke rumah sakit. Saat itu, almarhum dinyatakan sudah meninggal dunia,” papar Sugi Ardana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Singaraja, Jumat sore.
Sugi Ardana sendiri mengaku sempat berkomunikasi dengan istri korban, Nyoman Widya Andari. “Sempat saya tanya, dia masih ingat dengan saya. Itu saya, karena dia sedang diambil tindakan oleh tim medis,” lanjut Sugi Ardana.
Menurut Sugi Ardana, sebelum mengalamiu kecelakaan maut, Wetan Sastrawan sempat mengupload kegiatan olahraganya, Minggu pagi. Sugi Ardana menduga seusai olahraga, korban Wetan Sastrawan bersama istri dan kedua anaknya yang dikenal suka traveling dan kuliner, langsung jalan-jalan ke kawasan wisata Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Saat kembali ke Singaraja, korban malah kecelakaan maut.
Korban Wetan Sastrawan yang merupakan dosen Yayasan Korpri Panji Sakti, saat ini menjadi anggota Panwaslu Buleleng. Selama 10 tahun menjadi dosen di Unipas, Wetan Sastrawan dikenal sebagai pengajar yang memiliki dedikasi, rajin, punya loyalitas, dan tanggung jawab tinggi.
Sugi Ardana mengatakan, belakangan almarhum Wetan Sastrawan sering curhat tentang kehidupan dan keluarganya. “Ya, belakangan almarhum sering cerita tentang keluarga, tentang dirinya. Dia kerap mengeluh sakit rematik dan tidak boleh makan ini-itu,” ungkap Sugi Ardana. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Sang dosan tewas mengenaskan, sementara istri dan dua anaknya selamat dari maut dalam kondisi kritis. Imformasi di lapangan, saat musibah maut terjadi, Minggu siang sekitar pukul 13.00 Wita, korban Ketut Wetan Sastrawan melaju dari arah selatan (Bedugul) menuju Singaraja, dengan mobil Mobil Suzuki Swif warna putih DK 1896 UN. Dosen pengajar mata kuliah Hukum Pidana Unipas Singaraja asal Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng ini mengajak sang istri, Ni Nyoman Puspa Adnyani, 48, serta dua anak perempuannya: Luh Widya Andari Sadnyani,13, dan Made Desiana Andari Sadnyani, 9.
Begitu memasuki lokasi TKP di Banjar Pumahan, Desa Gitgit yang dalam kondisi jalan menurun, mobil Swif DK 1896 UN yang ditumpangi satu keluarga berjumlah 4 orang ini mendadak oleng dan lajutnya tidak dapat dikendalikan. Laju mobil naas warna putih tersebut baru berhenti setelah menabrak pembatas jalan dan pohon nangka yang berada di sisi kiri (barat) jalan. Bahkan, bodi depan mobil sampai penyok.
Akibatnya, keempat korban sekeluaga mengalami luka sangat serius karena kerasnya benturan. Para korban langsung dievakusi warga sekitar dibantu jajaran Polsek Sukasada. Mereka kemudian dilarikan ke RSUD Buleleng di Singaraja. Namun, nyawa Ketut Wetan Sastrawan tak bisa diselamatkan. Dosen Unipas ini dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit. Akademisi berusia 50 tahun ini tewas mengenaskan dalam kondisi luka parah di bagian lutut kiri, dahi kiri, pipi kanan, serta patah paha kiri dan lengan kiri.
Sedangkan istri dan dua putrinya, selamat dari maut dalam kondisi terluka parah. Hingga kemarin sore, korban Nyoman Puspa Adnyani, Luh Widya Andari Sadnyani, dan Made Desiana Andari Sadnyani masih menjalani perawatan intensif di RSUD Buleleng.
“Terakhir kami cek di RSUD, dua anaknya (Widya Andari Sadnyani dan Desiana Andari Sadnyani) belum sadarkan diri, karena lukanya cukup parah,” ungkap Kapolsek Sukasada, Kompol I Gede Juli, saat dikonfirmasi NusaBali.
Korban Puspa Adnyani sendiri mengalami luka robek di pelipis kanan, patah tulang paha kanan, dan merasakan sakit di dada. Sedangkan putri bungsunya, Desiani Andari, mengalami luka robek pada pelipis kiri, memar pada mata kiri dan tidak sadarkan diri. Sebaliknya, si sulung Widya Andari mengalami luka robek di pelipis kiri dan dagu. Hingga kemarin sore, remaja berusia 13 tahun ini belum sadarkan diri.
Kompol Juli mengaku belum dapat memastikan apa penyebab kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa dosen Unipas Buleleng, karena korban keburu meninggal dan keluarga kecilnya masih dalam perawatan intensif. Namun, diduga kuat kecelakaan maut ini terjadi akibat out of control.
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Unipas Buleleng, Putu Sugi Ardana, kemarin sore langsung meluncur ke RSUD Buleleng begitu mengetahui korban Ketut Wetan Sastrawan dan keluarganya kecelakaan maut. “Saya tadi pas kundangan di BEC, ditelepon sama mahasiswa yang bilang Pak Wetan Sastrawan kecelakaan. Saya pun langsung ke rumah sakit. Saat itu, almarhum dinyatakan sudah meninggal dunia,” papar Sugi Ardana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Singaraja, Jumat sore.
Sugi Ardana sendiri mengaku sempat berkomunikasi dengan istri korban, Nyoman Widya Andari. “Sempat saya tanya, dia masih ingat dengan saya. Itu saya, karena dia sedang diambil tindakan oleh tim medis,” lanjut Sugi Ardana.
Menurut Sugi Ardana, sebelum mengalamiu kecelakaan maut, Wetan Sastrawan sempat mengupload kegiatan olahraganya, Minggu pagi. Sugi Ardana menduga seusai olahraga, korban Wetan Sastrawan bersama istri dan kedua anaknya yang dikenal suka traveling dan kuliner, langsung jalan-jalan ke kawasan wisata Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Saat kembali ke Singaraja, korban malah kecelakaan maut.
Korban Wetan Sastrawan yang merupakan dosen Yayasan Korpri Panji Sakti, saat ini menjadi anggota Panwaslu Buleleng. Selama 10 tahun menjadi dosen di Unipas, Wetan Sastrawan dikenal sebagai pengajar yang memiliki dedikasi, rajin, punya loyalitas, dan tanggung jawab tinggi.
Sugi Ardana mengatakan, belakangan almarhum Wetan Sastrawan sering curhat tentang kehidupan dan keluarganya. “Ya, belakangan almarhum sering cerita tentang keluarga, tentang dirinya. Dia kerap mengeluh sakit rematik dan tidak boleh makan ini-itu,” ungkap Sugi Ardana. *k23
1
Komentar