Pelabuhan Padangbai Kembali Ditutup
Industri pariwisata Karangasem diuntungkan dengan ditundanya keberangkatan kapal cepat dari Pelabuhan Rakyat Padangbai.
AMLAPURA, NusaBali
Gelombang di Selat Lombok mencapai 4 meter. Imbasnya, Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Padangbai kembali menutup aktivitas Pelabuhan Rakyat Padangbai, Banjar Segara, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem. Ini merupakan penutupan operasional yang kelima kalinya.
Kepala jaga KSOP Padangbai, I Nyoman Parwata, mengungkapkan rilis dari Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menerangkan cuaca di selat Lombok bagian selatan dengan tinggi gelombang 0,75-4 meter, kecepatan angin 7-20 knots, dan langit berawan. Sedangkan selat Lombok bagian utara dengan tinggi gelombang 0,75-2,5 meter, kecepatan angin 6-20 knots. “Gelombang tinggi tidak memungkinkan mengoperasikan kapal cepat yang rata-rata setinggi 3 meter, apalagi disertai angin kencang, sangat berbahaya,” ungkap Parwata, Minggu (5/8).
Atas dasar itulah untuk kelima kalinya penundaan keberangkatan 20 kapal cepat yang selama ini beroperasi di Pelabuhan Rakyat Padangbai. Rekomendasi dikeluarkan agar melakukan penundaan keberangkatan kapal cepat hingga Senin (6/8) hari ini. Jika setelah Senin (6/8) cuaca belum normal, penundaan keberangkatan kapal cepat tetap diperpanjang. Penundaan keberangkatan kapal cepat sebelumnya, pertama selama tanggal 19-20 Juli, penundaan kedua 21-25 Juli, penundaan ketiga 26-28 Juli, penundaan keempat 29-31 Juli dan kelima 1-6 Agustus. “Selama cuaca di selat Lombok belum bersahabat, kami terus keluarkan rekomendasi menunda keberangkatan kapal cepat,” jelas Parwata.
Selain di Pelabuhan Rakyat Padangbai, aktivitas penyeberangan melayani wisatawan ke Gili Trawangan, di pantai Objek Wisata Amed, Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, juga ditutup. Pelaku Pariwisata I Komang Kisid di Banjar Amed mengaku aktivitas wisata bahari telah tutup sejak Kamis (19/7). “Semua aktivitas wisata bahari tutup karena gelombang tinggi, angin kencang, dan ombak pantai,” ungkap Komang Kisid. Sementara Ketua PHRI Karangasem I Wayan Tama mengatakan, industri pariwisata Karangasem tetap diuntungkan dengan ditundanya keberangkatan kapal cepat dari Pelabuhan Rakyat Padangbai. “Sebelum berangkat mereka menginap di Objek Wisata Padangbai,” jelas Wayan Tama. *k16
Kepala jaga KSOP Padangbai, I Nyoman Parwata, mengungkapkan rilis dari Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menerangkan cuaca di selat Lombok bagian selatan dengan tinggi gelombang 0,75-4 meter, kecepatan angin 7-20 knots, dan langit berawan. Sedangkan selat Lombok bagian utara dengan tinggi gelombang 0,75-2,5 meter, kecepatan angin 6-20 knots. “Gelombang tinggi tidak memungkinkan mengoperasikan kapal cepat yang rata-rata setinggi 3 meter, apalagi disertai angin kencang, sangat berbahaya,” ungkap Parwata, Minggu (5/8).
Atas dasar itulah untuk kelima kalinya penundaan keberangkatan 20 kapal cepat yang selama ini beroperasi di Pelabuhan Rakyat Padangbai. Rekomendasi dikeluarkan agar melakukan penundaan keberangkatan kapal cepat hingga Senin (6/8) hari ini. Jika setelah Senin (6/8) cuaca belum normal, penundaan keberangkatan kapal cepat tetap diperpanjang. Penundaan keberangkatan kapal cepat sebelumnya, pertama selama tanggal 19-20 Juli, penundaan kedua 21-25 Juli, penundaan ketiga 26-28 Juli, penundaan keempat 29-31 Juli dan kelima 1-6 Agustus. “Selama cuaca di selat Lombok belum bersahabat, kami terus keluarkan rekomendasi menunda keberangkatan kapal cepat,” jelas Parwata.
Selain di Pelabuhan Rakyat Padangbai, aktivitas penyeberangan melayani wisatawan ke Gili Trawangan, di pantai Objek Wisata Amed, Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, juga ditutup. Pelaku Pariwisata I Komang Kisid di Banjar Amed mengaku aktivitas wisata bahari telah tutup sejak Kamis (19/7). “Semua aktivitas wisata bahari tutup karena gelombang tinggi, angin kencang, dan ombak pantai,” ungkap Komang Kisid. Sementara Ketua PHRI Karangasem I Wayan Tama mengatakan, industri pariwisata Karangasem tetap diuntungkan dengan ditundanya keberangkatan kapal cepat dari Pelabuhan Rakyat Padangbai. “Sebelum berangkat mereka menginap di Objek Wisata Padangbai,” jelas Wayan Tama. *k16
Komentar