Festival Jatiluwih Gelar Mejukut Massal
DTW Jatiluwih di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan juga akan menggelar festival pada 14 – 15 September mendatang.
TABANAN, NusaBali
Pada festival yang kedua kalinya ini akan digelar atraksi majukut massal (membersihkan lahan pertanian dari rumput). Manajer DTW Jatiluwih I Nengah Sutirtayasa, mengatakan festival yang kedua dini akan berbeda dibanding festival sebelumnya. Festival sebelumnya lebih mengenalkan parade budaya pertanian yang melibatkan subak. “Namun untuk festival kedua lebih menonjolkan seni bambu yang ada di Desa Jatiluwih dengan Eko Prawoto (seniman arsitektur dari Jogjakarta),” ujarnya, Minggu (5/8).
Mengapa bambu, Sutirtyasa mengatakan karena Desa Jatiluwih merupakan penghasil bambu, sehingga sangat perlu berkolaborasi dengan seniman instalasi yang hasil karyanya sudah merambah ke tingkat nasional dan internasional. “Yang terpenting kami akan menggelar atraksi majukut massal yang bisa diikuti oleh wisawatan yang kebetulan berkunjung,” tegasnya.
Menurut Sutirtayasa, festival kedua bertema Tri Hita Karana ini diadakan bukan semata-mata untuk meningkatkan kunjungan. Namun lebih mengkolaborasikan bidang musik, kerajinan lokal, kuliner lokal, dan ciri kas dari objek Jatiluwih dengan masyarakat lokal untuk memberikan dampak keikutsertaan dalam festival itu. “Sebab dalam festival kami mengedepankan produk lokal, kuliner makanan terbuat dari keladi, beras merah, dan lainnya,” bebernya.
Festival yang kedua ini akan melibatkan artis, seniman papan atas, serta masyarakat lokal Desa Jatiluwih. *de
Mengapa bambu, Sutirtyasa mengatakan karena Desa Jatiluwih merupakan penghasil bambu, sehingga sangat perlu berkolaborasi dengan seniman instalasi yang hasil karyanya sudah merambah ke tingkat nasional dan internasional. “Yang terpenting kami akan menggelar atraksi majukut massal yang bisa diikuti oleh wisawatan yang kebetulan berkunjung,” tegasnya.
Menurut Sutirtayasa, festival kedua bertema Tri Hita Karana ini diadakan bukan semata-mata untuk meningkatkan kunjungan. Namun lebih mengkolaborasikan bidang musik, kerajinan lokal, kuliner lokal, dan ciri kas dari objek Jatiluwih dengan masyarakat lokal untuk memberikan dampak keikutsertaan dalam festival itu. “Sebab dalam festival kami mengedepankan produk lokal, kuliner makanan terbuat dari keladi, beras merah, dan lainnya,” bebernya.
Festival yang kedua ini akan melibatkan artis, seniman papan atas, serta masyarakat lokal Desa Jatiluwih. *de
1
Komentar