PDIP Belum Siapkan Pengganti Kompiang
Jajaran DPC PDIP Denpasar masih berduka atas meninggalnya kader senior AA Kompiang Raka SH, 59, yang menghembuskan napas terakhir, Selasa (7/8) malam pukul 21.40 Wita.
Putu Rumyawati Berpeluang Jadi PAW
DENPASAR, NusaBali
PDIP pun belum siapkan pengganti AA Kompiang Raka di DPRD Bali dengan status PAW, juga posisi almarhum sebagai caleg DPRD Bali Dapil Denpasar untuk Pileg 2019. Almarhum AA Kompiang Raka selaku incumbent memang telah didaftarkan PDIP sebagai caleg DPRD Bali Dapil Denpasar. Almarhum diausung bersama tiga incumbent DPRD Bali Dapil Denpasar milik PDIP lainnya, I Gusti Putu Budiartha, Wayan Kariartha, dan AA Ngurah Adhi Ardhana.
Karena meninggal dunia, Kompiang Raka dipastikan harus digantikan sebagai caleg PDIP ke Pileg 2019. Masih ada waktu bagi PDIP memasukkan caleg pengganti sebelum penetapan daftar calon tetap (DCT) di KPU Bali, 29 September 2018 mendatang. Namun, sejauh ini PDIP belum siapkan siapa pengganti almarhum Kompyang Raka sebagai caleg DPRD Bali.
Ketua DPC PDIP Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, menolak berbicara proses pergantian caleg, apalagi pengisian PAW di DPRD Bali, pasca meninggalnya Kompyang Raka, dengan alasn masih berduka. “Kami masih berduka, kami tidak bicara proses itu dulu. Mohon maaf,” ujar Ngurah Gese yang juga Ketua DPRD Denpasar 2014-2019 saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu (8/8).
Menurut Ngurah Gede, meskipun almarhum Kompiang Raka sudah tiada, namun semangat perjuangannya akan tetap melekat. Pasalnya, keluarga almarhum Kompiang Raka memang identik dengan perjuangan bersama PDIP. “Ayah beliau itu dulu tokoh PNI. Hingga kemudian lahir PDI, lanjut menjadi PDIP, keluarga almarhum selalu satu garis seperjuangan. Kami tidak khawatir kekuatan PDIP bakal hilang, meski almarhum telah tiada. Kami yakin PDIP akan tetap kuat di Denpasar,” tegas Ngurah Gede.
Ngurah Gede mengatakan, kepergian almarhum Kompiang Raka meninggalkan duka mendalam. Sebab, almarhum selama ini dikenal memiliki dedikasi, loyalitas, dan pengabdian kuat terhadap partai. Selama empat kali periode lolos sebagai wakil rakyat (3 periode di DPRD Denpasar dan 1 periode di DPRD Bali), Kompiang Raka selalu meraih suara signifikan di Pileg.
“Beliau (Kompiang Raka) teman seperjuangan. Dedikasi, pengabdian, loyalitasnya terhadap partai luar biasa. Kami sangat kehilangan. Kami dalam kondisi berduka, jadi sekali lagi tidak berbicara yang lain,” kilah Ngurah Gede.
Sejauh ini, PDIP juga belum menyiapkan siapa pengganti almarhum Kompiang Raka di DPRD Bali 2018-2019 dengan status PAW. Meski demikian, bila merujuk hasil Pileg 2014, yang berpeluang menggantikan almarhum dengan status PAW di DPRD Bali adalah Ni Luh Putu Rumyawati, Srikandi PDIP asal Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.
Luh Putu Rumyawat merupakan putri dari mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Denpasar 1999-2004, Made Pasti Pastika. Dalam Pileg 2014 lalu, Putu Rumyawati menduduki peringkat 5 caleg peraih suara terbanyak untuk kursi DPRD Bali Dapil Denpasar di internal PDIP, dengan perolehan 9.062 suara.
Putu Rumyawati kala itu diunggul 4 caleg yang lolos ke DPRD Bali dari PDIP Dapil Denpasar, yaknu almarhum AA Kompiang Raka (raup 19.782 suara), I Wayan Kariartha (13.868 suara), I Gusti Putu Budiartha (13.356 suara), dan AA Ngurah Adhi Ardhana (10.841 suara). Di bawah Rumyawati, masing-masing Wayan Pande Sudirta (raih 6.578 suara), Ida Ayu Manik (5.953 suara), dan Ni Ketut Ari Wartini (4.349 suara).
Almarhum Kompiang Raka sendiri sudah empat periode jadi wakil reayat di legislatif, sehingga boleh dikata ikut andil membesarkan PDIP. Awalnya, almarhum tiga periode duduk di Fraksi PDIP DPRD Depasar (1999-2004, 2004-2009, 2009-2014), Kemudian, dia lolos ke DPRD Bali 2014-2019 saat Pileg 2014.
Selama mendedikasikan hidupnya untuk PDIP, Kompiang Raka menduduki sejumlah jabatan strategis di partai maupun legislatif. Almarhum adalah Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar 1999-2004. Kemudian, politisi yang juga Bendesa Pakraman Intaran, Kelurahan Sanur, Denpasar Selatan ini menjadi Ketua Komisi A DPRD Denpasar 2004-2009. Saat ini, almarhum masih menjabat sebagi Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPC PDIP Denpasar. Almarhum juga selalu jadi andalan di setiap Kongres PDIP maupunaupun Rakernas PDIP yang digelar di Sanur. “Beliau selalu menggerakkan massa untuk satuan tugas pengamanan di setiap Kongres PDIP,” kenang Ngurah Gede
Catatan NusaBali, selama tiga periode di DPRD Denpasar, Kompiang Raka dikenal vokal bersuara urusan adat dan budaya. Mungkin karena menjadi tokoh adat, identitas pro desa pakraman itu melekat terus sampai dia menjadi anggota DPRD Bali. Politisi low profile ini juga beberapa kali mendukung dan berpartisipasi setiap kegiatan Med-medan (tarik tambang) yang dulu rutin digelar NusaBali setiap HUT Kota Denpasar. *nat
DENPASAR, NusaBali
PDIP pun belum siapkan pengganti AA Kompiang Raka di DPRD Bali dengan status PAW, juga posisi almarhum sebagai caleg DPRD Bali Dapil Denpasar untuk Pileg 2019. Almarhum AA Kompiang Raka selaku incumbent memang telah didaftarkan PDIP sebagai caleg DPRD Bali Dapil Denpasar. Almarhum diausung bersama tiga incumbent DPRD Bali Dapil Denpasar milik PDIP lainnya, I Gusti Putu Budiartha, Wayan Kariartha, dan AA Ngurah Adhi Ardhana.
Karena meninggal dunia, Kompiang Raka dipastikan harus digantikan sebagai caleg PDIP ke Pileg 2019. Masih ada waktu bagi PDIP memasukkan caleg pengganti sebelum penetapan daftar calon tetap (DCT) di KPU Bali, 29 September 2018 mendatang. Namun, sejauh ini PDIP belum siapkan siapa pengganti almarhum Kompyang Raka sebagai caleg DPRD Bali.
Ketua DPC PDIP Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, menolak berbicara proses pergantian caleg, apalagi pengisian PAW di DPRD Bali, pasca meninggalnya Kompyang Raka, dengan alasn masih berduka. “Kami masih berduka, kami tidak bicara proses itu dulu. Mohon maaf,” ujar Ngurah Gese yang juga Ketua DPRD Denpasar 2014-2019 saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu (8/8).
Menurut Ngurah Gede, meskipun almarhum Kompiang Raka sudah tiada, namun semangat perjuangannya akan tetap melekat. Pasalnya, keluarga almarhum Kompiang Raka memang identik dengan perjuangan bersama PDIP. “Ayah beliau itu dulu tokoh PNI. Hingga kemudian lahir PDI, lanjut menjadi PDIP, keluarga almarhum selalu satu garis seperjuangan. Kami tidak khawatir kekuatan PDIP bakal hilang, meski almarhum telah tiada. Kami yakin PDIP akan tetap kuat di Denpasar,” tegas Ngurah Gede.
Ngurah Gede mengatakan, kepergian almarhum Kompiang Raka meninggalkan duka mendalam. Sebab, almarhum selama ini dikenal memiliki dedikasi, loyalitas, dan pengabdian kuat terhadap partai. Selama empat kali periode lolos sebagai wakil rakyat (3 periode di DPRD Denpasar dan 1 periode di DPRD Bali), Kompiang Raka selalu meraih suara signifikan di Pileg.
“Beliau (Kompiang Raka) teman seperjuangan. Dedikasi, pengabdian, loyalitasnya terhadap partai luar biasa. Kami sangat kehilangan. Kami dalam kondisi berduka, jadi sekali lagi tidak berbicara yang lain,” kilah Ngurah Gede.
Sejauh ini, PDIP juga belum menyiapkan siapa pengganti almarhum Kompiang Raka di DPRD Bali 2018-2019 dengan status PAW. Meski demikian, bila merujuk hasil Pileg 2014, yang berpeluang menggantikan almarhum dengan status PAW di DPRD Bali adalah Ni Luh Putu Rumyawati, Srikandi PDIP asal Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.
Luh Putu Rumyawat merupakan putri dari mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Denpasar 1999-2004, Made Pasti Pastika. Dalam Pileg 2014 lalu, Putu Rumyawati menduduki peringkat 5 caleg peraih suara terbanyak untuk kursi DPRD Bali Dapil Denpasar di internal PDIP, dengan perolehan 9.062 suara.
Putu Rumyawati kala itu diunggul 4 caleg yang lolos ke DPRD Bali dari PDIP Dapil Denpasar, yaknu almarhum AA Kompiang Raka (raup 19.782 suara), I Wayan Kariartha (13.868 suara), I Gusti Putu Budiartha (13.356 suara), dan AA Ngurah Adhi Ardhana (10.841 suara). Di bawah Rumyawati, masing-masing Wayan Pande Sudirta (raih 6.578 suara), Ida Ayu Manik (5.953 suara), dan Ni Ketut Ari Wartini (4.349 suara).
Almarhum Kompiang Raka sendiri sudah empat periode jadi wakil reayat di legislatif, sehingga boleh dikata ikut andil membesarkan PDIP. Awalnya, almarhum tiga periode duduk di Fraksi PDIP DPRD Depasar (1999-2004, 2004-2009, 2009-2014), Kemudian, dia lolos ke DPRD Bali 2014-2019 saat Pileg 2014.
Selama mendedikasikan hidupnya untuk PDIP, Kompiang Raka menduduki sejumlah jabatan strategis di partai maupun legislatif. Almarhum adalah Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar 1999-2004. Kemudian, politisi yang juga Bendesa Pakraman Intaran, Kelurahan Sanur, Denpasar Selatan ini menjadi Ketua Komisi A DPRD Denpasar 2004-2009. Saat ini, almarhum masih menjabat sebagi Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPC PDIP Denpasar. Almarhum juga selalu jadi andalan di setiap Kongres PDIP maupunaupun Rakernas PDIP yang digelar di Sanur. “Beliau selalu menggerakkan massa untuk satuan tugas pengamanan di setiap Kongres PDIP,” kenang Ngurah Gede
Catatan NusaBali, selama tiga periode di DPRD Denpasar, Kompiang Raka dikenal vokal bersuara urusan adat dan budaya. Mungkin karena menjadi tokoh adat, identitas pro desa pakraman itu melekat terus sampai dia menjadi anggota DPRD Bali. Politisi low profile ini juga beberapa kali mendukung dan berpartisipasi setiap kegiatan Med-medan (tarik tambang) yang dulu rutin digelar NusaBali setiap HUT Kota Denpasar. *nat
Komentar