700 Sekaa Ikuti Pelangi Kite Festival
Sebanyak 700 sekaa dari berbagai daerah di Bali mengikuti Pelangi Denpasar Kite Festival 2018 yang diselenggarakan Persatuan Layang-Layang Indonesia (Pelangi) di Pantai Mertasari, Sanur, Minggu (12/8).
DENPASAR, NusaBali
Event yang selalu diikuti oleh ratusan penggemar layang-layang ini digelar ke-4 kalinya untuk tetap melestarikan tradisi melayangan di Bali. Ketua Pelangi Denpasar yang sekaligus selaku ketua panitia acara, I Wayan Mariyana Wandhira saat ditemui di lokasi mengatakan, Denpasar Kite Festival ke-4 Tahun 2018 ini merupakan upaya Pelangi Denpasar dalam melestarikan tradisi melayangan. Layang-layang tradisional Bali dikatakan sudah diakui publik internasional memiliki ciri khas keunikan baik bentuk, proses pembuatan maupun filosofi yang terkandung didalamnya.
Dari ratusan layangan di Indonesia dapat dilihat perbedaannya. Layangan tradisional Bali dengan jenis layangan di tempat lain dapat dilihat perbedaannya saat menerbangkan. "Untuk menerbangkan layang-layang tradisional Bali dibutuhkan kerjasama tim atau istilah Balinya menyama braya. Hal ini tidak terlihat pada jenis layangan di tempat lain yang biasanya bisa terbang walaupun hanya dimainkan satu orang individu saja. Hal ini tentu hal yang luar biasa telah diterapkan oleh leluhur kita yang berakar pada filosofi gotong royong,” ujarnya Wandira.
Lebih lanjut Mariyana Wandhira mengatakan, Denpasar Kite Festival Tahun 2018 ini diikuti oleh 700 sekaa layang-layang tradisional dari seluruh penjuru Bali. Dengan sistem lomba para peserta mendaftar dimana registrasinya telah dimulai sejak Juli 2018 lalu. Peserta mendapat nomor lomba dan jadwal menerbangkan layangan. Di hari perlombaan, layangan para peserta diukur terlebih dahulu sebelum diterbangkan, setelah dipanggil nomor seri bersangkutan oleh juri.
Setelah dilakukan pengukuran, para peserta bersiap menerbangkan layangan berdasarkan jenis layangannya. Masing- masing peserta diberikan waktu menerbangkan layangan 10 hingga 15 menit dan dalam rentang waktu itulah dinilai tim juri. Peserta dinyatakan didiskualifikasi apabila tidak mengukur layangan sebelum terbang. Layangannya jatuh atau mekorod (bergesekan) dengan layangan peserta lain juga akan didiskualifikasi.
Lanjut Wandira, jenis-jenis layangan yang dilombakan adalah Janggan plastik dengan ukuran maksimal 2 meter, Bebean dengan ukuran maksimal 5 meter, Pecukan dengan ukuran maksimal 5 meter. Janggan buntut (ekor pendek) dengan ukuran min 3,5 meter, Janggan ekor panjang dengan ukuran minimal 3,5 meter dan maksimalnya 5 meter.
Layangan kreasi serta layangan ukuran big size. Kriteria penilaian antara lain dari segi guangan, kombinasi warna, jejer (pembawaan tali), bentuk dan jeharmonisan saat diudara.
Salah satu peserta, Alit Wijaya dari Sekaa Layangan Gamang Langit Banjar Tampak Gangsul, Denpasar melombakan layang- layang kreasi berjudul 'Calonarang'. Kata dia, proses pembuatan layang- layang kreasi Calonarang ini mengahbiskan waktu sekitar dua minggu dan memang sejak awal sekaanya memfokuskan pada jenis layang- layang tradisi. “Tentu kami sangat antusias mengikuti event Denpasar Kite Festival 2018 ini dan senang dapat menjadi bagian pelestarian layang-layang tradsional di Kota Denpasar,” ujar seniman alumnus ISI Denpasar ini. *mi
Dari ratusan layangan di Indonesia dapat dilihat perbedaannya. Layangan tradisional Bali dengan jenis layangan di tempat lain dapat dilihat perbedaannya saat menerbangkan. "Untuk menerbangkan layang-layang tradisional Bali dibutuhkan kerjasama tim atau istilah Balinya menyama braya. Hal ini tidak terlihat pada jenis layangan di tempat lain yang biasanya bisa terbang walaupun hanya dimainkan satu orang individu saja. Hal ini tentu hal yang luar biasa telah diterapkan oleh leluhur kita yang berakar pada filosofi gotong royong,” ujarnya Wandira.
Lebih lanjut Mariyana Wandhira mengatakan, Denpasar Kite Festival Tahun 2018 ini diikuti oleh 700 sekaa layang-layang tradisional dari seluruh penjuru Bali. Dengan sistem lomba para peserta mendaftar dimana registrasinya telah dimulai sejak Juli 2018 lalu. Peserta mendapat nomor lomba dan jadwal menerbangkan layangan. Di hari perlombaan, layangan para peserta diukur terlebih dahulu sebelum diterbangkan, setelah dipanggil nomor seri bersangkutan oleh juri.
Setelah dilakukan pengukuran, para peserta bersiap menerbangkan layangan berdasarkan jenis layangannya. Masing- masing peserta diberikan waktu menerbangkan layangan 10 hingga 15 menit dan dalam rentang waktu itulah dinilai tim juri. Peserta dinyatakan didiskualifikasi apabila tidak mengukur layangan sebelum terbang. Layangannya jatuh atau mekorod (bergesekan) dengan layangan peserta lain juga akan didiskualifikasi.
Lanjut Wandira, jenis-jenis layangan yang dilombakan adalah Janggan plastik dengan ukuran maksimal 2 meter, Bebean dengan ukuran maksimal 5 meter, Pecukan dengan ukuran maksimal 5 meter. Janggan buntut (ekor pendek) dengan ukuran min 3,5 meter, Janggan ekor panjang dengan ukuran minimal 3,5 meter dan maksimalnya 5 meter.
Layangan kreasi serta layangan ukuran big size. Kriteria penilaian antara lain dari segi guangan, kombinasi warna, jejer (pembawaan tali), bentuk dan jeharmonisan saat diudara.
Salah satu peserta, Alit Wijaya dari Sekaa Layangan Gamang Langit Banjar Tampak Gangsul, Denpasar melombakan layang- layang kreasi berjudul 'Calonarang'. Kata dia, proses pembuatan layang- layang kreasi Calonarang ini mengahbiskan waktu sekitar dua minggu dan memang sejak awal sekaanya memfokuskan pada jenis layang- layang tradisi. “Tentu kami sangat antusias mengikuti event Denpasar Kite Festival 2018 ini dan senang dapat menjadi bagian pelestarian layang-layang tradsional di Kota Denpasar,” ujar seniman alumnus ISI Denpasar ini. *mi
Komentar