Jokowi Nginap di Tenda Pengungsi
BNPB mencatat korban tewas akibat gempa di Lombok capai 436 orang
JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk meninjau penanganan gempa di wilayah tersebut. Jokowi berangkat menggunakan pesawat kepresidenan dari Landasan Udara Halim Perdana Kusuma pada 13.10 WIB, dan tiba di Bandara Internasional Lombok pada pukul 16.13 WITA.
Jokowi yang datang tanpa didampingi Ibu Negara, menggunakan baju putih lengan panjang. Jokowi langsung disambut Gubernur NTB M. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang. Tanpa menunggu waktu, Jokowi dan rombongan langsung menaiki helikopter menuju lokasi. Jadwalnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu langsung ke daerah Pemenang, Lombok Utara.
Jokowi menggunakan helikopter Superpuma. Turut mendampingi Kepala Staf Presiden Moeldoko, Menteri Pekerjaan Umum, Basuki Hadimulyono. Tak sekadar mengunjungi korban gempa, Jokowi juga akan menginap di posko pengungsian Tanjung, Lombok Utara.
Jumlah korban gempa 7 skala Richter (SR) terus bertambah. Hingga Senin (13/8), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 436 orang meninggal dunia.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya yang diterima detik, Senin (13/8).
Sebaran korban meninggal dunia masing-masing di Kabupaten Lombok Utara 374 orang, Lombok Barat 37 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Lombok 2 orang. Jumlah 436 orang meninggal dunia tersebut adalah korban yang sudah terdata oleh kepala desa dan babinsa setempat.
Korban yang sudah terverifikasi dan ada surat kematian di Dinas Dukcapil tercatat 259 orang. Sisanya dalam proses administrasi di Dinas Dukcapil kabupaten masing-masing. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa.
"Korban luka-luka tercatat 1.353 orang, di mana 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang. Lombok Utara adalah daerah paling terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa 7 SR," ujar Sutopo.
Sementara itu, lanjut Sutopo, jumlah pengungsi sering berubah. Hal ini disebabkan banyak pengungsi pada siang hari kembali ke rumah atau bekerja di kebun, lalu pada malam hari mereka kembali ke pengungsian. Ada juga pengungsi yang sudah kembali ke rumah masing-masing.
Berdasarkan data Posko Tanggap Gempa Lombok per Senin (13/8), pengungsi tercatat sebanyak 352.793 orang. Sebaran pengungsi terdapat di Kabupaten Lombok Utara 137.182 orang, Lombok Barat 118.818 orang, Lombok Timur 78.368 orang, dan Kota Mataram 18.368 orang.
"Evakuasi korban yang tertimbun bangunan runtuh dan longsor masih dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Distribusi bantuan logistik ke pengungsi juga terus dilanjutkan ke seluruh pelosok daerah yang terdampak gempa. Bantuan air bersih dilakukan dengan tanki air. Bak-bak penampungan air dan hidran umum di pengungsian terus ditambah," ucap Sutopo.
Sejumlah kendala dihadapi dalam proses distribusi logistik untuk para korban gempa. Di antaranya banyaknya akses jalan yang rusak serta transportasi yang minim. Bantuan logistik juga cukup sulit disalurkan ke pengungsi yang berada di perbukitan karena jalurnya sempit dan banyak kendaraan lalu-lalang. *
Presiden Joko Widodo mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk meninjau penanganan gempa di wilayah tersebut. Jokowi berangkat menggunakan pesawat kepresidenan dari Landasan Udara Halim Perdana Kusuma pada 13.10 WIB, dan tiba di Bandara Internasional Lombok pada pukul 16.13 WITA.
Jokowi yang datang tanpa didampingi Ibu Negara, menggunakan baju putih lengan panjang. Jokowi langsung disambut Gubernur NTB M. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang. Tanpa menunggu waktu, Jokowi dan rombongan langsung menaiki helikopter menuju lokasi. Jadwalnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu langsung ke daerah Pemenang, Lombok Utara.
Jokowi menggunakan helikopter Superpuma. Turut mendampingi Kepala Staf Presiden Moeldoko, Menteri Pekerjaan Umum, Basuki Hadimulyono. Tak sekadar mengunjungi korban gempa, Jokowi juga akan menginap di posko pengungsian Tanjung, Lombok Utara.
Jumlah korban gempa 7 skala Richter (SR) terus bertambah. Hingga Senin (13/8), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 436 orang meninggal dunia.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya yang diterima detik, Senin (13/8).
Sebaran korban meninggal dunia masing-masing di Kabupaten Lombok Utara 374 orang, Lombok Barat 37 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Lombok 2 orang. Jumlah 436 orang meninggal dunia tersebut adalah korban yang sudah terdata oleh kepala desa dan babinsa setempat.
Korban yang sudah terverifikasi dan ada surat kematian di Dinas Dukcapil tercatat 259 orang. Sisanya dalam proses administrasi di Dinas Dukcapil kabupaten masing-masing. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa.
"Korban luka-luka tercatat 1.353 orang, di mana 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang. Lombok Utara adalah daerah paling terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa 7 SR," ujar Sutopo.
Sementara itu, lanjut Sutopo, jumlah pengungsi sering berubah. Hal ini disebabkan banyak pengungsi pada siang hari kembali ke rumah atau bekerja di kebun, lalu pada malam hari mereka kembali ke pengungsian. Ada juga pengungsi yang sudah kembali ke rumah masing-masing.
Berdasarkan data Posko Tanggap Gempa Lombok per Senin (13/8), pengungsi tercatat sebanyak 352.793 orang. Sebaran pengungsi terdapat di Kabupaten Lombok Utara 137.182 orang, Lombok Barat 118.818 orang, Lombok Timur 78.368 orang, dan Kota Mataram 18.368 orang.
"Evakuasi korban yang tertimbun bangunan runtuh dan longsor masih dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Distribusi bantuan logistik ke pengungsi juga terus dilanjutkan ke seluruh pelosok daerah yang terdampak gempa. Bantuan air bersih dilakukan dengan tanki air. Bak-bak penampungan air dan hidran umum di pengungsian terus ditambah," ucap Sutopo.
Sejumlah kendala dihadapi dalam proses distribusi logistik untuk para korban gempa. Di antaranya banyaknya akses jalan yang rusak serta transportasi yang minim. Bantuan logistik juga cukup sulit disalurkan ke pengungsi yang berada di perbukitan karena jalurnya sempit dan banyak kendaraan lalu-lalang. *
Komentar