Pemkab Badung Bantu Dana Rp 1,6 Miliar
Puncak Karya Atma Wedana di Desa Adat Kedonganan
MANGUPURA, NusaBali
Rangkaian upacara ngaben bersama tiga tahunan di Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung, memasuki puncak karya atma wedana pada Anggara Umanis Uye, Selasa (14/8). Prosesi ini berlangsunga di lokasi upacara purwa daksina.
Untuk upacara atiwa-tiwa atau ngaben bersama diikuti sebanyak 155 sawa yang terdiri dari 92 ngelangkir, 13 ngelungah, dan 50 ngaben. Sementara untuk upacara atma wedana/nyekah diikuti sebanyak 97 puspa. Dengan rincian 52 puspa lanang dan 45 puspa istri. Prosesi purwa daksina serangkaian upacara atma wedana ini dipuput oleh dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Budha dan Ida Pedanda Siwa.
“Ini merupakan program rutin Desa Adat Kedonganan yang digelar tiga tahun sekali. Program ini sudah berjalan lima kali sejak 2005. Krama tak mengeluarkan biaya sepeser pun. Biaya yang digunakan adalah dari usaha milik desa adat yaitu melalui LPD Desa Adat Kedonganan,” tutur Bendesa Adat Kedonganan Wayan Mertha.
Selain dana dari LPD, ada juga yang dikumpulkan dari krama dalam bentuk punia untuk berpartisipasi. Namun tahun ini krama sama sekali tak mengeluarkan biaya. Hal itu karena Pemkab Badung membantu sepenuhnya untuk pendanaan sebesar Rp 1,6 miliar sesuai dengan anggaran yang disusun.
“Bupati tahun ini memberikan bantuan sebesar Rp 1,6 miliar. Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Badung karena sudah meringankan beban krama Kedonganan,” ucapnya. Ngaben bersama ini disambut baik oleh salah seorang pemilik sawa, Gede Rai Wijaya. Dikatakannya, kegiatan ini sangat membantu krama Desa Adat Kedonganan, karena jika dilakukan sendiri-sendiri biayanya sangat besar. Dia berharap agar kegiatan ini dipertahankan.
“Prosesi seperti ini tak memandang kaya atau miskin. Ini merupakan suatu keharusan bagi umat Hindu. Kami berharap agar ngaben bersama ini dipertahankan, karena dapat meringankan beban krama adat secara umum,” ucapnya. *po
Rangkaian upacara ngaben bersama tiga tahunan di Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung, memasuki puncak karya atma wedana pada Anggara Umanis Uye, Selasa (14/8). Prosesi ini berlangsunga di lokasi upacara purwa daksina.
Untuk upacara atiwa-tiwa atau ngaben bersama diikuti sebanyak 155 sawa yang terdiri dari 92 ngelangkir, 13 ngelungah, dan 50 ngaben. Sementara untuk upacara atma wedana/nyekah diikuti sebanyak 97 puspa. Dengan rincian 52 puspa lanang dan 45 puspa istri. Prosesi purwa daksina serangkaian upacara atma wedana ini dipuput oleh dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Budha dan Ida Pedanda Siwa.
“Ini merupakan program rutin Desa Adat Kedonganan yang digelar tiga tahun sekali. Program ini sudah berjalan lima kali sejak 2005. Krama tak mengeluarkan biaya sepeser pun. Biaya yang digunakan adalah dari usaha milik desa adat yaitu melalui LPD Desa Adat Kedonganan,” tutur Bendesa Adat Kedonganan Wayan Mertha.
Selain dana dari LPD, ada juga yang dikumpulkan dari krama dalam bentuk punia untuk berpartisipasi. Namun tahun ini krama sama sekali tak mengeluarkan biaya. Hal itu karena Pemkab Badung membantu sepenuhnya untuk pendanaan sebesar Rp 1,6 miliar sesuai dengan anggaran yang disusun.
“Bupati tahun ini memberikan bantuan sebesar Rp 1,6 miliar. Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Badung karena sudah meringankan beban krama Kedonganan,” ucapnya. Ngaben bersama ini disambut baik oleh salah seorang pemilik sawa, Gede Rai Wijaya. Dikatakannya, kegiatan ini sangat membantu krama Desa Adat Kedonganan, karena jika dilakukan sendiri-sendiri biayanya sangat besar. Dia berharap agar kegiatan ini dipertahankan.
“Prosesi seperti ini tak memandang kaya atau miskin. Ini merupakan suatu keharusan bagi umat Hindu. Kami berharap agar ngaben bersama ini dipertahankan, karena dapat meringankan beban krama adat secara umum,” ucapnya. *po
Komentar