Lomba Ngejuk Kucit Mata Tertutup Meriahkan HUT Ke–73 RI
Memeriahkan HUT ke–73 Republik Indonesia, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, menggelar lomba ngejuk kucit (menangkap babi), ngejuk siap (menangkap ayam), dan ngejuk bebek di Lapangan Umum Sudimara, Rabu (15/8).
TABANAN, NusaBali
Lomba diikuti oleh 10 orang ibu-ibu dan remaja putri dengan kondisi mata tertutup. Kegiatan yang diselenggarakan sekitar pukul 09.00 Wita ini berlangsung seru dan meriah. Pantauan di lapangan, pelajar SD, SMP, staf Desa Sudimara, panitia, dan warga setempat sudah memenuhi lapangan. Mereka menanti atraksi lomba ngejuk kucit yang baru pertama kali diselenggarakan oleh Karang Taruna Desa Sudimara.
Tampak ibu-ibu yang menjadi peserta juga heboh. Ketika kucit yang berwarna cokelat dengan berat 10 kilogram serta bebek dan ayam dilepas bersamaan, penonton langsung bergemuruh. Lalu ibu-ibu peserta yang matanya sudah ditutup dengan kain warna hitam diminta masuk arena.
Ketika kucit dilepas dan aba-aba sudah dimulai, para ibu dan remaja putri langsung menyerbu sasaran. Seekor kucit yang lari dengan cepat bisa ditangkap meskipun kondisi mata peserta tertutup kain. Sorak penonton pun riuh ketika kucit, ayam, dan bebek yang berlarian ditangkap.
Perbekel Sudimara I Wayan Ariadi menjelaskan, lomba digelar serangkaian HUT ke–73 RI. Memilih lomba ngejuk kucit agar semua warga Desa Sudimara bergembira. “Untuk seru-seruan saja biar semua bergembira. Siapa yang dapat menangkap kucit, bebek, dan ayam bisa diambil,” jelasnya.
Menurutnya, selain lomba ngejuk kucit, juga digelar lomba sepakbola mini dan lomba makan kerupuk. Sementara pada Kamis (16/8) akan digelar parade budaya yang diikuti oleh anak-anak PAUD, SD, dan sekaa teruna. “Jadi ini untuk memeriahkan HUT RI, dan agar semua kalangan terlibat,” ucapnya.
Sementara yang beruntung mendapatkan kucit adalah Gusti Ayu Putu Ratih Komala, 17. Kucit kisaran harga Rp 750.000 berhasil ditangkap. Namun babi yang didapat tidak dibawa pulang karena dia menjadi peserta perwakilan ST Cantika Dharma Banjar Sudimara Kaja. “Nanti ini diserahkan kepada ketua, karena saya mewakili ST,” tuturnya.
Dia mengaku kesulitan menangkap kucit karena mata dalam kondisi tertutup. “Tetapi ada celah untuk melihat karena kain penutupnya transparan,” kata remaja putri asal Banjar Sudimara Kaja, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan. *de
Lomba diikuti oleh 10 orang ibu-ibu dan remaja putri dengan kondisi mata tertutup. Kegiatan yang diselenggarakan sekitar pukul 09.00 Wita ini berlangsung seru dan meriah. Pantauan di lapangan, pelajar SD, SMP, staf Desa Sudimara, panitia, dan warga setempat sudah memenuhi lapangan. Mereka menanti atraksi lomba ngejuk kucit yang baru pertama kali diselenggarakan oleh Karang Taruna Desa Sudimara.
Tampak ibu-ibu yang menjadi peserta juga heboh. Ketika kucit yang berwarna cokelat dengan berat 10 kilogram serta bebek dan ayam dilepas bersamaan, penonton langsung bergemuruh. Lalu ibu-ibu peserta yang matanya sudah ditutup dengan kain warna hitam diminta masuk arena.
Ketika kucit dilepas dan aba-aba sudah dimulai, para ibu dan remaja putri langsung menyerbu sasaran. Seekor kucit yang lari dengan cepat bisa ditangkap meskipun kondisi mata peserta tertutup kain. Sorak penonton pun riuh ketika kucit, ayam, dan bebek yang berlarian ditangkap.
Perbekel Sudimara I Wayan Ariadi menjelaskan, lomba digelar serangkaian HUT ke–73 RI. Memilih lomba ngejuk kucit agar semua warga Desa Sudimara bergembira. “Untuk seru-seruan saja biar semua bergembira. Siapa yang dapat menangkap kucit, bebek, dan ayam bisa diambil,” jelasnya.
Menurutnya, selain lomba ngejuk kucit, juga digelar lomba sepakbola mini dan lomba makan kerupuk. Sementara pada Kamis (16/8) akan digelar parade budaya yang diikuti oleh anak-anak PAUD, SD, dan sekaa teruna. “Jadi ini untuk memeriahkan HUT RI, dan agar semua kalangan terlibat,” ucapnya.
Sementara yang beruntung mendapatkan kucit adalah Gusti Ayu Putu Ratih Komala, 17. Kucit kisaran harga Rp 750.000 berhasil ditangkap. Namun babi yang didapat tidak dibawa pulang karena dia menjadi peserta perwakilan ST Cantika Dharma Banjar Sudimara Kaja. “Nanti ini diserahkan kepada ketua, karena saya mewakili ST,” tuturnya.
Dia mengaku kesulitan menangkap kucit karena mata dalam kondisi tertutup. “Tetapi ada celah untuk melihat karena kain penutupnya transparan,” kata remaja putri asal Banjar Sudimara Kaja, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan. *de
1
Komentar