PDIP Pamer Kehangatan Mega-Mahfud MD di Rapat BPIP
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut polemik soal Mahfud MD yang tak jadi cawapres Joko Widodo (Jokowi) sudah selesai.
JAKARTA, NusaBali
Bahkan kemarin, Mahfud sudah kembali rapat bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Berdasarkan informasi yang diterima, Rabu (15/8), rapat tersebut digelar di kantor BPIP, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. "Pak Mahfud MD sendiri sangat legowo. Beliau tadi telah bertemu dalam rapat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama dengan Ibu Megawati, Pak Try Sutrisno, Buya Syafei Ma'arif dan lain-lain, dan semua menampakkan keakraban diantara pemimpin," tutur Hasto dalam keterangannya, Rabu (15/8).
Dalam foto, tampak Megawati dan para Anggota BPIP berdiskusi dalam sebuah meja bundar. Hanya saja tak diketahui apa yang dibahas dalam rapat tersebut. Kembali soal Mahfud, Hasto menyatakan Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin dengan hati nurani. Dia menegaskan PDIP mencari pemimpin dan bukan pedagang politik.
"Jangan jadikan pilpres sebagai pertarungan kekuatan uang. Kami bangga dengan Pak Jokowi yang telah memilih KH Mar'uf atas dasar pilihan nurani. Kita mencari pemimpin, bukan pedagang politik," tutur Hasto dilansir detik.com. Sebelumnya dalam acara Indonesia Lawyers Club TVOne, Selasa (15/8) malam, Mahfud MD membeber kronologis dirinya yang sudah hampir pasti jadi Cawapres Jokowi, namun akhirnya batal di last minute.
Mahfud mengatakan dirinya mendapat kabar dirinya bakal jadi cawapres Jokowi sejak Rabu, 1 Agustus 2018, atau 9 hari sebelum pendaftaran capres-cawapres ditutup. Bukan sembarangan orang yang menyampaikan, yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Mahfud bahkan sudah diminta melengkapi syarat-syarat yang diperlukan, plus komunikasi dengan PKB.
Genap sepekan kemudian pada Rabu, 8 Agustus 2018, Mahfud kembali diundang oleh dua orang Istana itu, bahkan sudah ada kata-kata 'besok akan diumumkan'. Tak cuma itu, bahkan sudah sangat detail soal Jokowi-Mahfud bakal berboncengan ke lokasi deklarasi.
Deklarasi Jokowi-Mahfud rencananya bakal digelar Kamis, 9 Agustus 2018, di Plataran Menteng, Jakarta. Kamis, 9 Agustus pagi, Seskab Pramono Anung meminta CV melengkapi form pengajuan capres-cawapres, plus meminta Mahfud mengukur baju.
Dari rentetan peristiwa di atas, seolah sudah hampir pasti Mahfud Md jadi cawapres Jokowi. Namun, di last minute, jalan nasibnya berbelok. Karena pergolakan politik di Pelataran Menteng, Mahfud MD pulang bukan sebagai caapres. "Itu yang terjadi. Nah kemudian ya yang terjadi akhirnya diumumkan Kiai Ma'ruf Amin, kenapa itu berubah sudah ada analis di depan bukan saya. Lalu saya diburu wartawan gimana, Pak, ya nggak apa-apa saya bilang saya menerima sebagai realitas politik begitu," kata Mahfud mengungkap detik-detik dirinya batal jadi cawapres Jokowi. *
Bahkan kemarin, Mahfud sudah kembali rapat bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Berdasarkan informasi yang diterima, Rabu (15/8), rapat tersebut digelar di kantor BPIP, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. "Pak Mahfud MD sendiri sangat legowo. Beliau tadi telah bertemu dalam rapat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama dengan Ibu Megawati, Pak Try Sutrisno, Buya Syafei Ma'arif dan lain-lain, dan semua menampakkan keakraban diantara pemimpin," tutur Hasto dalam keterangannya, Rabu (15/8).
Dalam foto, tampak Megawati dan para Anggota BPIP berdiskusi dalam sebuah meja bundar. Hanya saja tak diketahui apa yang dibahas dalam rapat tersebut. Kembali soal Mahfud, Hasto menyatakan Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin dengan hati nurani. Dia menegaskan PDIP mencari pemimpin dan bukan pedagang politik.
"Jangan jadikan pilpres sebagai pertarungan kekuatan uang. Kami bangga dengan Pak Jokowi yang telah memilih KH Mar'uf atas dasar pilihan nurani. Kita mencari pemimpin, bukan pedagang politik," tutur Hasto dilansir detik.com. Sebelumnya dalam acara Indonesia Lawyers Club TVOne, Selasa (15/8) malam, Mahfud MD membeber kronologis dirinya yang sudah hampir pasti jadi Cawapres Jokowi, namun akhirnya batal di last minute.
Mahfud mengatakan dirinya mendapat kabar dirinya bakal jadi cawapres Jokowi sejak Rabu, 1 Agustus 2018, atau 9 hari sebelum pendaftaran capres-cawapres ditutup. Bukan sembarangan orang yang menyampaikan, yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Mahfud bahkan sudah diminta melengkapi syarat-syarat yang diperlukan, plus komunikasi dengan PKB.
Genap sepekan kemudian pada Rabu, 8 Agustus 2018, Mahfud kembali diundang oleh dua orang Istana itu, bahkan sudah ada kata-kata 'besok akan diumumkan'. Tak cuma itu, bahkan sudah sangat detail soal Jokowi-Mahfud bakal berboncengan ke lokasi deklarasi.
Deklarasi Jokowi-Mahfud rencananya bakal digelar Kamis, 9 Agustus 2018, di Plataran Menteng, Jakarta. Kamis, 9 Agustus pagi, Seskab Pramono Anung meminta CV melengkapi form pengajuan capres-cawapres, plus meminta Mahfud mengukur baju.
Dari rentetan peristiwa di atas, seolah sudah hampir pasti Mahfud Md jadi cawapres Jokowi. Namun, di last minute, jalan nasibnya berbelok. Karena pergolakan politik di Pelataran Menteng, Mahfud MD pulang bukan sebagai caapres. "Itu yang terjadi. Nah kemudian ya yang terjadi akhirnya diumumkan Kiai Ma'ruf Amin, kenapa itu berubah sudah ada analis di depan bukan saya. Lalu saya diburu wartawan gimana, Pak, ya nggak apa-apa saya bilang saya menerima sebagai realitas politik begitu," kata Mahfud mengungkap detik-detik dirinya batal jadi cawapres Jokowi. *
1
Komentar