Krama Blungbang Gelar Upacara Bendera di Sungai
Krama Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung menggelar apel bendera dengan cara unik untuk merayakan HUT ke-73 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2018.
Warga Candikuning Apel Bendera di Danau
MANGUPURA, NusaBali
Mereka menggelar apel bendera di sungai yang melibatkan 150 orang mulai anak-anak hingga dewasa, Jumat (17/8) pagi pukul 09.00 Wita. Apel bendera HUT Kemerdekaan RI di sungai kawasan Subak Penarungan, Desa Penarungan kemarin pagi diprakarsai Sekaa Teruna (ST) Acarya Perkasa, Banjar Blungbang. Yang dilibatkan adalah 150 orang, laki dan perempuan dari berbagai kalangan usia. Bertugas sebagai pembawa bendera adalah I Putu Mardikayasa, sementara pengerek bendera dipercayakan kepada I Putu Indra Yoga dan Aldi Wibowo. Kelian Banjar Blungbang, I Wayan Ladra Wijaya, langsung bertindak sebagai inspektur upacara.
Namanya juga apel bendera di sungai, seluruh peserta harus rela basah kuyup karena melaksanakan upacara di tengah aliran air berkedalaman sepinggang orang dewasa. Bahkan, Ketua Komisi I DPRD Badung dari Fraksi Golkar, Wayan Suyasa (yang notabene asal Desa Penarungan), juga ikut basah kuyup bersama Pekaseh Subak Penarungan Made Sukayasa dan sejumlah tokoh masyarakat Desa Penarungan lainnya.
Menurut Kelian Banjar Blungbang,Wayan Landra Wijaya, apel bendara di sungai ini untuk kali pertama dilaksanakan. Sungai dipilih sebagai lokasi upacara, sekaligus untuk memperkenalkan alur sungai sebagai atraksi wisata di Desa Penarungan. Pasalnya, Desa Penarungan tengah disiapkan menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Badung.
“Upacara bendera di sungai ini sekaligus sebagai kampanye agar masyarakat mencintai lingkungan, khususnya di wilayah Desa Penarungan. Mereka yang dilibatkan dalam upacara ini adalah krama Banjar Blungbang,” papar Landra Wijaya seusai apel bendera kemarin.
Sedangkan tokoh masyarakat Desa Penarungan yang kini Ketua Komisi I DPRD Badung, I Wayan Suyasa, mengapresiasi kegiatan yang dilaksankan krama Banjar Blungbang dengan menggelar apel bendera di sungai. “Ini merupakan semangat masyarakat dalam memberikan penghormatan kepada para pejuang yang telah berjasa kepada bangsa,” tandas Suyasa.
Sementara itu, kalangan pemuda Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan pilih menggelar apel bendera HUT Kemerdekaan RI di tengah Danau Beratan, Jumat pagi. Menurut Kepala Desa (Perbekel) Candikuning, I Made Mudita, apel bendera di tengah danau juga baru kali pertama dilaksanakan, agar ada nuansa baru. Peserta sekitar 100 orang, termasuk beberapa ibu-ibu. “Ini aksi spontanitas kalangan pemuda di Desa Candikuning," jelas Perbekel Made Mudita.
Teknis pelaksanaan apel bendera di tengah Danau Beratan ini dilakukan sangat sederhana. Mereka ke tengah danau menggunakan 5 jukung, yang posisinya diatur sedemikian rupa hingga seperti bergandengan. Satu jukung digunakan untuk kibarkan bendera. "Ada yang mengerek bendera diiringi lagu Indonesia Raya. Sementara pemuda lainya hormat di jukung lainnya yang telah disediakan," katanya. Setelah pengibaran bendera selesai, bendera kembali dibawa ke tepi danau.
Pada saat bersamaan, Jumat kemarin, krama Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan juga gelar upacara bendera agak unik dengan mengenakan pakian adat. Ini pula untuk kali pertama krama setempat apel bendera dengan pakaian adat, yang bertujuan untuk mengajegkan Bali berikut adat Bali-nya.
“Astungkara berkat Sesuhunan Ida Hyang Widi Wasa, kami dapat menggelar upacara bersama masyarakat dengan mengenakan pakaian adat. Hal ini bermaksud untuk mengajegkan adat Bali," jelas Bendesa Pakraman Yeh Gangga, Wayan Winda. *asa,de
MANGUPURA, NusaBali
Mereka menggelar apel bendera di sungai yang melibatkan 150 orang mulai anak-anak hingga dewasa, Jumat (17/8) pagi pukul 09.00 Wita. Apel bendera HUT Kemerdekaan RI di sungai kawasan Subak Penarungan, Desa Penarungan kemarin pagi diprakarsai Sekaa Teruna (ST) Acarya Perkasa, Banjar Blungbang. Yang dilibatkan adalah 150 orang, laki dan perempuan dari berbagai kalangan usia. Bertugas sebagai pembawa bendera adalah I Putu Mardikayasa, sementara pengerek bendera dipercayakan kepada I Putu Indra Yoga dan Aldi Wibowo. Kelian Banjar Blungbang, I Wayan Ladra Wijaya, langsung bertindak sebagai inspektur upacara.
Namanya juga apel bendera di sungai, seluruh peserta harus rela basah kuyup karena melaksanakan upacara di tengah aliran air berkedalaman sepinggang orang dewasa. Bahkan, Ketua Komisi I DPRD Badung dari Fraksi Golkar, Wayan Suyasa (yang notabene asal Desa Penarungan), juga ikut basah kuyup bersama Pekaseh Subak Penarungan Made Sukayasa dan sejumlah tokoh masyarakat Desa Penarungan lainnya.
Menurut Kelian Banjar Blungbang,Wayan Landra Wijaya, apel bendara di sungai ini untuk kali pertama dilaksanakan. Sungai dipilih sebagai lokasi upacara, sekaligus untuk memperkenalkan alur sungai sebagai atraksi wisata di Desa Penarungan. Pasalnya, Desa Penarungan tengah disiapkan menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Badung.
“Upacara bendera di sungai ini sekaligus sebagai kampanye agar masyarakat mencintai lingkungan, khususnya di wilayah Desa Penarungan. Mereka yang dilibatkan dalam upacara ini adalah krama Banjar Blungbang,” papar Landra Wijaya seusai apel bendera kemarin.
Sedangkan tokoh masyarakat Desa Penarungan yang kini Ketua Komisi I DPRD Badung, I Wayan Suyasa, mengapresiasi kegiatan yang dilaksankan krama Banjar Blungbang dengan menggelar apel bendera di sungai. “Ini merupakan semangat masyarakat dalam memberikan penghormatan kepada para pejuang yang telah berjasa kepada bangsa,” tandas Suyasa.
Sementara itu, kalangan pemuda Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan pilih menggelar apel bendera HUT Kemerdekaan RI di tengah Danau Beratan, Jumat pagi. Menurut Kepala Desa (Perbekel) Candikuning, I Made Mudita, apel bendera di tengah danau juga baru kali pertama dilaksanakan, agar ada nuansa baru. Peserta sekitar 100 orang, termasuk beberapa ibu-ibu. “Ini aksi spontanitas kalangan pemuda di Desa Candikuning," jelas Perbekel Made Mudita.
Teknis pelaksanaan apel bendera di tengah Danau Beratan ini dilakukan sangat sederhana. Mereka ke tengah danau menggunakan 5 jukung, yang posisinya diatur sedemikian rupa hingga seperti bergandengan. Satu jukung digunakan untuk kibarkan bendera. "Ada yang mengerek bendera diiringi lagu Indonesia Raya. Sementara pemuda lainya hormat di jukung lainnya yang telah disediakan," katanya. Setelah pengibaran bendera selesai, bendera kembali dibawa ke tepi danau.
Pada saat bersamaan, Jumat kemarin, krama Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan juga gelar upacara bendera agak unik dengan mengenakan pakian adat. Ini pula untuk kali pertama krama setempat apel bendera dengan pakaian adat, yang bertujuan untuk mengajegkan Bali berikut adat Bali-nya.
“Astungkara berkat Sesuhunan Ida Hyang Widi Wasa, kami dapat menggelar upacara bersama masyarakat dengan mengenakan pakaian adat. Hal ini bermaksud untuk mengajegkan adat Bali," jelas Bendesa Pakraman Yeh Gangga, Wayan Winda. *asa,de
1
Komentar