Pasien DB Membeludak, RS Kurang Kamar
Pasien penderita demam berdarah terpaksa dirawat di UGD RS Mangusada Badung. Wilayah Kuta Selatan menduduki peringkat teratas jumlah kasus demam berdarah.
MANGUPURA, NusaBali
Tingginya kasus demam berdarah (DB) di Kabupaten Badung berimbas pada menumpuknya pasien DB di RSUD Mangusada di Jalan Raya Kapal Desa Kapal, Kecamatan Mengwi. Alhasil tidak sedikit pasien yang harus menjalani perawatan di unit gawat darurat (UGD), lantaran tidak ada kamar inap. Ruang UGD sebetulnya hanya khusus untuk penanganan pasien darurat yang baru saja tiba.
Saking penuhnya ruang inap, ada pasien yang telah beberapa hari tetap dirawat di ruang UGD. Keluarga pasien hanya bisa pasrah, karena demikianlah kondisinya agar keluarganya mendapatkan perawatan medis.
Pihak rumah sakit tidak membantah bila kekurangan tempat tidur (bed) karena pasien DB membeludak. “Ya pasien DB terus bertambah, jadi kami kekurangan kamar,” aku Kabid Pelayanan RSUD Mangusada Badung dr Made Nurija, Minggu (27/3).
Karena keterbatasan tempat, yang bisa dilakukan pihak rumah sakit yakni menyiapkan tempat seadanya terlebih dahulu agar masyarakat tetap mendapatkan pelayanan. Karena yang ada hanya di ruang UGD, maka di sanalah pasien sementara dirawat. Sambil menunggu bila kamar sudah ada yang kosong.
“Sementara dirawat di sana dulu (di UGD). Nanti kalau sudah ada (pasien) yang pulang, baru kami naikkan ke kamar (rawat inap),” imbuhnya. Menurut dr Nurija, sejumlah pasien justru menolak untuk dirujuk ke rumah sakit yang lain.
Meski dirawat di luar, kata dia, pasien tetap mendapat pelayanan kesehatan dengan baik. “Pelayanan kesehatan tetap sama. Dan untuk biaya akan diklaim dari jaminan kesehatan jika menggunakan jaminan kesehatan,” tandasnya.
Sayangnya dr Nurija mengaku tidak hafal berapa saat ini pihak rumah sakit merawat pasien kasus DB. “Yang jelas di Ruang Oleg saja ada puluhan pasien DB, ada juga di Ruang Silinaya, dan ruang VIP juga ada,” jelasnya.
Sementara berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Diskes Badung) pada awal bulan atau Januari 2016, kasus DB tercatat sebanyak 99 kasus. Pada puncak musim penghujan Februari, sempat mengalami meningkat drastis menjadi 271 kasus. Nah, pada pertengahan Maret kasus DB di Gumi Keris sudah tercatat 180 kasus. Sampai akhir bulan, tidak menutup kemungkinan kasus DB akan bertambah. Bisa jadi melampui bulan Februari dan bisa jadi di bawahnya.
Kawasan paling banyak terdapat kasus DB, berdasarkan catatan Diskes yakni Kecamatan Kuta Selatan. Walau masuk sebagai kawasan pariwisata sejak Januari 2016, Kuta Selatan selalu menduduki ranking pertama kasus DB. Pada Januari lalu, Kuta Selatan ada 44 kasus, Februari 117 kasus, dan Maret tercatat 89 kasus.
Di urutan kedua kasus DB terdata di wilayah Mengwi, yakni bulan Januari 28 kasus, Februari ada 62 kasus, dan Maret 32 kasus. Berikutnya adalah Kecamatan Abiansemal di urutan ketiga, rinciannya 10 kasus di bulan Januari, 38 kasus di Februari, dan pada Maret ini ada 35 kasus. Sementara wilayah yang kasus DB-nya kecil hanya Kecamatan Petang, yakni Januari hanya 4 kasus, Februari ada 5 kasus, dan Maret ini hanya 2 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kabupaten Badung dr Gede Putra Suteja, menjelaskan, meningkatnya DB di Badung tidak lepas dari musim penghujan yang beberapa bulan terakhir intensitasnya meningkat. Ia juga tidak menampik bila kasus terbanyak ada di wilayah Kecamatan Kuta Selatan.
Untuk itu, dr Suteja berharap gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) digencarkan. Sehingga nyamuk tidak sampai berkembangbiak. “Gerakan PSN perlu terus digencarkan,” kata Suteja.
Sejak awal tahun, lanjutnya, pemerintah telah mengeluarkan surat edaran. Intinya agar seluruh kecamatan bergotongroyong melakukan gerakan PSN tersebut. Begitupun langkah yang dilakukan telah melakukan kegiatan fogging. Tingginya kasus DB tahun ini, menurutnya tidak termasuk kasus dengan kategori kejadian luar biasa (KLB). 7 asa
Komentar