Ibu Tewas Ditusuk Anak Tiri
I Ketut Budiastawa menghujamkan pisau pengutik hingga gagang pisaunya patah dan mata pisau bersarang di perut ibu tirinya Ni Wayan Gunami.
SINGARAJA, NusaBali
Ni Wayan Gunami, 60, warga Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, tewas ditusuk anak tirinya, I Ketut Budiastawa, 24, pada Sabtu (18/8) sekitar pukul 17.00 Wita. Tragedi berdarah itu terjadi di Pasar Desa Tamblang yang berlokasi di Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Tamblang. Korban Gunami yang sehari-harinya berjualan di Pasar Desa Tamblang, mengalami luka tusuk di perut kiri dan tidak dapat bertahan saat perjalanan menuju Rumah Sakit Kertha Usada.
Menurut adik korban, Made Rediani, 45, yang menyaksikan langsung peristiwa itu, pelaku yang mendadak datang itu langsung menghampiri dirinya dan kakaknya saat sedang mengobrol di los dagangan korban Gunami. Pelaku Budi dilihatnya langsung mengeluarkan pisau pengutik dan langsung menancapkannya di perut kiri Gunami.
“Tadi saya sedang ngobrol sama kakak di dagangannya, tiba-tiba anak tirinya datang langsung menarik dan menusuk kakak saya pakai pisau pengutik,” katanya.
Setelah ditikam sekali di bagian perut kiri, Gunami pun tersungkur. Namun pelaku Budi saat itu disaksikan Rediani, terus menghujam sebanyak dua kali, hingga gagang pisaunya patah dan mata pisau masih bersarang di perut Gunami.
Rediani mengaku saat pergulatan itu sempat berusaha menarik baju pelaku Budi. Namun upaya menyelamatkan kakaknya dari maut tak berhasil. “Kakak saya tidak sempat melawan, saya sempat tarik baju anak tirinya, saya juga hampir ditusuk. Tapi saya kalah tenaga sama dia,” imbuh Rediani yang ditemui di depan UGD RS Kertha Usada, Sabtu malam kemarin. Setelah melihat Gunami tergeletak, pelaku Budi langsung pergi meninggalkan TKP. Pelaku Budi disebut mengamankan diri ke rumah kelian banjarnya.
Sementara, Gunami dalam keadaan lemas dan berdarah langsung dilarikan saudaranya ke RS Kertha Usada. Namun saat tiba di rumah sakit, Gunami sudah dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.
Kapolsek Kubutambahan AKP Made Mustiada, ditemui di rumah sakit membenarkan adanya peristiwa penusukan yang terjadi di Desa Tamblang yang melibatkan ibu dan anak tirinya.
“Seizin bapak Kapolres, sejauh ini kami masih mempersiapkan pengiriman jenazah korban ke RSUP Sanglah untuk diotopsi. Tetapi untuk sementara kami titip dulu di RSUD Buleleng. Kalau pelakunya sudah kami amankan di Mapolsek,” ucapnya.
Pihaknya mengaku belum dapat memastikan modus pelaku melakukan penusukan terhadap ibu tirinya. AKP Mustiada masih melakukan penyelidikan dan pendalaman kasus itu. Sejauh ini tim penyidiknya masih mengumpulkan data dan meminta keterangan saksi.
Korban Gunami merupakan istri kedua almarhum Made Dika, yang juga tewas tertusuk pada Februari 2017 lalu. Sejak ditinggal suaminya, Gunami hidup sendiri tanpa dikaruniai anak. Dia tinggal terpisah dengan keluarga madu dan anak tirinya, namun masih dalam satu banjar.
Mengenai Made Dika, dia kesehariannya sopir pick up sewaan. Dia dihadang dan dibantai tersangka Gede Susila setelah lebih dulu aksi serempetan di jalan ketika Made Dika bersama istri keduanya, Ni Wayan Gunami dalam perjalanan kundangan ke Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bangli, Minggu (26 Februari 2017). Saat itu korban Made Dika juga mengemudikan mobil pick up sewaannya. Awalnya, kaca depan mobil korban dihantam menggunakan kayu balok. Setelah kacanya pecah berantakan, korban Made Dika diserang hingga tewas di belakang kemudi. Penganiayaan maut itu disaksikan Ni Wayan Gunami.
Korban Made Dika meninggalkan dua istri, yakni Ni Nyoman Budiarmi, 57, (istri pertama) dan Ni Wayan Gunami (istri kedua), serta empat orang anak. Keempat anaknya itu merupakan buah pernikahan dengan istri pertama. Mereka masing-masing Luh Pariani, I Made Anggardita, Ni Komang Wiriani, dan I Ketut Budiastawa. Sedangkan istri keduanya, Wayan Gunami, tidak memiliki anak. Kedua istri korban ini tinggal di rumah berbeda. *k23
Ni Wayan Gunami, 60, warga Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, tewas ditusuk anak tirinya, I Ketut Budiastawa, 24, pada Sabtu (18/8) sekitar pukul 17.00 Wita. Tragedi berdarah itu terjadi di Pasar Desa Tamblang yang berlokasi di Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Tamblang. Korban Gunami yang sehari-harinya berjualan di Pasar Desa Tamblang, mengalami luka tusuk di perut kiri dan tidak dapat bertahan saat perjalanan menuju Rumah Sakit Kertha Usada.
Menurut adik korban, Made Rediani, 45, yang menyaksikan langsung peristiwa itu, pelaku yang mendadak datang itu langsung menghampiri dirinya dan kakaknya saat sedang mengobrol di los dagangan korban Gunami. Pelaku Budi dilihatnya langsung mengeluarkan pisau pengutik dan langsung menancapkannya di perut kiri Gunami.
“Tadi saya sedang ngobrol sama kakak di dagangannya, tiba-tiba anak tirinya datang langsung menarik dan menusuk kakak saya pakai pisau pengutik,” katanya.
Setelah ditikam sekali di bagian perut kiri, Gunami pun tersungkur. Namun pelaku Budi saat itu disaksikan Rediani, terus menghujam sebanyak dua kali, hingga gagang pisaunya patah dan mata pisau masih bersarang di perut Gunami.
Rediani mengaku saat pergulatan itu sempat berusaha menarik baju pelaku Budi. Namun upaya menyelamatkan kakaknya dari maut tak berhasil. “Kakak saya tidak sempat melawan, saya sempat tarik baju anak tirinya, saya juga hampir ditusuk. Tapi saya kalah tenaga sama dia,” imbuh Rediani yang ditemui di depan UGD RS Kertha Usada, Sabtu malam kemarin. Setelah melihat Gunami tergeletak, pelaku Budi langsung pergi meninggalkan TKP. Pelaku Budi disebut mengamankan diri ke rumah kelian banjarnya.
Sementara, Gunami dalam keadaan lemas dan berdarah langsung dilarikan saudaranya ke RS Kertha Usada. Namun saat tiba di rumah sakit, Gunami sudah dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.
Kapolsek Kubutambahan AKP Made Mustiada, ditemui di rumah sakit membenarkan adanya peristiwa penusukan yang terjadi di Desa Tamblang yang melibatkan ibu dan anak tirinya.
“Seizin bapak Kapolres, sejauh ini kami masih mempersiapkan pengiriman jenazah korban ke RSUP Sanglah untuk diotopsi. Tetapi untuk sementara kami titip dulu di RSUD Buleleng. Kalau pelakunya sudah kami amankan di Mapolsek,” ucapnya.
Pihaknya mengaku belum dapat memastikan modus pelaku melakukan penusukan terhadap ibu tirinya. AKP Mustiada masih melakukan penyelidikan dan pendalaman kasus itu. Sejauh ini tim penyidiknya masih mengumpulkan data dan meminta keterangan saksi.
Korban Gunami merupakan istri kedua almarhum Made Dika, yang juga tewas tertusuk pada Februari 2017 lalu. Sejak ditinggal suaminya, Gunami hidup sendiri tanpa dikaruniai anak. Dia tinggal terpisah dengan keluarga madu dan anak tirinya, namun masih dalam satu banjar.
Mengenai Made Dika, dia kesehariannya sopir pick up sewaan. Dia dihadang dan dibantai tersangka Gede Susila setelah lebih dulu aksi serempetan di jalan ketika Made Dika bersama istri keduanya, Ni Wayan Gunami dalam perjalanan kundangan ke Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bangli, Minggu (26 Februari 2017). Saat itu korban Made Dika juga mengemudikan mobil pick up sewaannya. Awalnya, kaca depan mobil korban dihantam menggunakan kayu balok. Setelah kacanya pecah berantakan, korban Made Dika diserang hingga tewas di belakang kemudi. Penganiayaan maut itu disaksikan Ni Wayan Gunami.
Korban Made Dika meninggalkan dua istri, yakni Ni Nyoman Budiarmi, 57, (istri pertama) dan Ni Wayan Gunami (istri kedua), serta empat orang anak. Keempat anaknya itu merupakan buah pernikahan dengan istri pertama. Mereka masing-masing Luh Pariani, I Made Anggardita, Ni Komang Wiriani, dan I Ketut Budiastawa. Sedangkan istri keduanya, Wayan Gunami, tidak memiliki anak. Kedua istri korban ini tinggal di rumah berbeda. *k23
1
Komentar