Peneliti Muda Denpasar Berjaya di Korsel
Pelajar Bali semakin menunjukkan prestasinya di tingkat internasional.
DENPASAR, NusaBali
Baru-baru ini, tim peneliti muda yang merupakan gabungan dari pelajar SMPN 3 Denpasar, SMAN 4 Denpasar, SMAN 2 Denpasar, SMAN 7 Denpasar, dan SMAN 3 Denpasar, berhasil meraih 2 emas dan 8 perak dalam ajang internasional World Invention and Creativity Olympic (WICO) 2018, di Setec Convention Center, Seoul, Korea Selatan, 2-4 Agustus 2018.
WICO merupakan event internasional untuk memamerkan produk kreativitas pelajar mahasiswa yang memiliki peluang memasuki industri atau pasar. Produk-produk ciptaan yang dipamerkan terdiri dari kategori Architecture, Environment and Biology, Health and Medical Item, Electric, Electronic and Komputer, Stasionery and Education, Otomotive, serta Transportation and Machines. Event ini diikuti oleh lebih dari 20 negara termasuk Indonesia.
Peneliti muda Denpasar dibagi menjadi beberapa tim. Dua tim di antaranya meraih medali emas, yakni penelitian tentang ‘Bioisolator dari Kombinasi Sampah Daun Tanaman Ketapang, Limbah Jerami Padi dan Limbah Kulit Telur’. Tim yang bergabung dalam penelitian ini antara lain pelajar dari SMPN 3 Denpasar yakni Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya, I Ketut Cahaya Tirta Dharma Putra, Sang Ayu Rania Callista Astarina, bergabung dengan dengan Sang Made Arjuna Adiwangsa, SMAN 4 Denpasar serta Sang Ayu Prischa Astarina dari Universitas Hang Tuah.
“Penelitian ini pernah kami lombakan di Thailand Februari lalu. Waktu itu saya satu kelompok dengan Cahaya Tirta dan Rania Callista dan juga mendapat emas. Penelitian yang ke Korea ini dengan beberapa penyempurnaan di prototype dan dibolehkan oleh panitia untuk diikutsertakan,” terang Galuh Cakrawati.
Galuh sendiri mengirim dua penelitian. Karenanya, dia bergabung dalam dua tim. Adapun penelitiannya yang lain adalah tentang ‘Superkapasitor dari Sampah Daun Ketapang’ yang mendapat perak yang dibawakan oleh tim yang terdiri dari Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya, I G G A Aditya Adnyana Putra, I Ketut Cahaya Tirta Dharma Putra, Sang Aayu Rania Callista Astarina, I Made Dioladiva Satya W dan Ketut Desta Pradnyaswari. Pada kesempatan itu pula, selain mendapatkan medali perak, timnya sekaligus mendapat predikat Best The Best Presentation. Penghargaan itu diberikan kepada 10 peserta dari ratusan tim peserta yang berasal dari 21 negara di Asia, Afrika dan Amerika. Galuh Cakrawati dan timnya dari SMPN 3 Denpasar merupakan satu-satunya tim pelajar dan mahasiswa Indonesia yang tampil di panggung.
“Saya sempat bingung ketika disebut nama saya. Karena saya lolos dua penelitian, jadi bingung penelitian saya yang mana yang mendapat penghargaan (Best The Best Presentation, red),” terangnya.
Sesaat Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya (13 tahun) terdiam dan bingung. Kemudian dengan langkah ragu ia naik ke panggung awarding World Invention and Creativity Olympiad (WICO) di Convention Hall – Setec- Seoul, Korea Selatan. Ia menerima penghargaan Best The Best Presentation.
Sementara itu, satu tim lagi dari SMPN 3 Denpasar menyumbang medali perak adalah tim Sang Ayu Bulan Dirga P dan kawan-kawan, dengan membawakan penelitian ‘Sabun Antiseptik dari Minyak Jelantah dan Bunga Cempaka’. Medali perak lainnya juga diraih tim SMAN 2 Denpasar yang terdiri dari Ni Made Agnes Perana Swari, Ni Kadek Novi Ekayanti, Dida Amanda Pratiwi dan IB Komang Brahma Paralaga. Mereka mengangkat penelitian ‘Uji Perbandingan Komposisi Limbah Jerami Padi dan Limbah Kulit Jagung Sebagai Material Helm’.
Tiga medali perak lainnya dipersembahkan oleh tim dari SMAN 7 Denpasar yang terdiri dari Ni Nyoman Ritaro Hari Wangsa dkk yang menguji ‘Potensi Tuak Jaka Sebagai Alternatif Pengganti untuk Menurunkan Gula Darah pada Penderita Diabetes’. Elicia Emerliawati melalui penelitian ‘Pemanfaatan Kombinasi Ampas Teh dan Ekstrak Pegagan Sebagai Bioinsektisida Kutu Putih pada Tanaman Jepun’, dan kelompok Ni Km Widiantari Maharani dkk membawakan penelitian tentang ‘Dulang dari Serat Karbon Tanaman Nyamplung’.
Sementara yang berhasil memboyong satu emas lagi serta satu special award dari India adalah tim SMAN 3 Denpasar yang dipersembahkan tim Madyapadma, I Putu Reggina Pritiya Rajani K, Putu Dika Putra A, Sintia Arnita D, Putu Berliana Putri, Desak Ayu Amara VU dan I Gede Iyan Merta R. “Tentunya rasa senang dan bangga telah mendapatkan gold medal di WICO dan special award dari India. Itu pasti sampai tidak dapat digambarkan lagi bagaimana rasanya. Puji Tuhan selalu kami panjatkan dari awal sampai akhir kompetisi,” tutur Berliana. Sementara itu, Tim SMAN 3 Denpasar lainnya, juga menyabet medali perak yang diraih oleh Tim AAI Prajna Canricha Pradani dkk yang membuat “Biokeramik dari Kombinasi Kulit Kerang Hijau dan Tongkol Jagung”. Tim ini merupakan gabungan ekstrakurikuler Madyapadma, KIR 3 dan Pandu Trisma.
Menariknya, ada satu perak lagi yang diraih oleh AAI Yuri Prastita Savitri yang membuat ‘Peredam Bising dari Alang-Alang’. Yuri merupakan satu-satunya siswa SD dari Indonesia yang lolos dalam ajang di WICO yang berlangsung di Setec, Seoul, Korea Selatan tersebut. Yuri juga mendapat Special Award dari WIPA. *ind
Baru-baru ini, tim peneliti muda yang merupakan gabungan dari pelajar SMPN 3 Denpasar, SMAN 4 Denpasar, SMAN 2 Denpasar, SMAN 7 Denpasar, dan SMAN 3 Denpasar, berhasil meraih 2 emas dan 8 perak dalam ajang internasional World Invention and Creativity Olympic (WICO) 2018, di Setec Convention Center, Seoul, Korea Selatan, 2-4 Agustus 2018.
WICO merupakan event internasional untuk memamerkan produk kreativitas pelajar mahasiswa yang memiliki peluang memasuki industri atau pasar. Produk-produk ciptaan yang dipamerkan terdiri dari kategori Architecture, Environment and Biology, Health and Medical Item, Electric, Electronic and Komputer, Stasionery and Education, Otomotive, serta Transportation and Machines. Event ini diikuti oleh lebih dari 20 negara termasuk Indonesia.
Peneliti muda Denpasar dibagi menjadi beberapa tim. Dua tim di antaranya meraih medali emas, yakni penelitian tentang ‘Bioisolator dari Kombinasi Sampah Daun Tanaman Ketapang, Limbah Jerami Padi dan Limbah Kulit Telur’. Tim yang bergabung dalam penelitian ini antara lain pelajar dari SMPN 3 Denpasar yakni Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya, I Ketut Cahaya Tirta Dharma Putra, Sang Ayu Rania Callista Astarina, bergabung dengan dengan Sang Made Arjuna Adiwangsa, SMAN 4 Denpasar serta Sang Ayu Prischa Astarina dari Universitas Hang Tuah.
“Penelitian ini pernah kami lombakan di Thailand Februari lalu. Waktu itu saya satu kelompok dengan Cahaya Tirta dan Rania Callista dan juga mendapat emas. Penelitian yang ke Korea ini dengan beberapa penyempurnaan di prototype dan dibolehkan oleh panitia untuk diikutsertakan,” terang Galuh Cakrawati.
Galuh sendiri mengirim dua penelitian. Karenanya, dia bergabung dalam dua tim. Adapun penelitiannya yang lain adalah tentang ‘Superkapasitor dari Sampah Daun Ketapang’ yang mendapat perak yang dibawakan oleh tim yang terdiri dari Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya, I G G A Aditya Adnyana Putra, I Ketut Cahaya Tirta Dharma Putra, Sang Aayu Rania Callista Astarina, I Made Dioladiva Satya W dan Ketut Desta Pradnyaswari. Pada kesempatan itu pula, selain mendapatkan medali perak, timnya sekaligus mendapat predikat Best The Best Presentation. Penghargaan itu diberikan kepada 10 peserta dari ratusan tim peserta yang berasal dari 21 negara di Asia, Afrika dan Amerika. Galuh Cakrawati dan timnya dari SMPN 3 Denpasar merupakan satu-satunya tim pelajar dan mahasiswa Indonesia yang tampil di panggung.
“Saya sempat bingung ketika disebut nama saya. Karena saya lolos dua penelitian, jadi bingung penelitian saya yang mana yang mendapat penghargaan (Best The Best Presentation, red),” terangnya.
Sesaat Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya (13 tahun) terdiam dan bingung. Kemudian dengan langkah ragu ia naik ke panggung awarding World Invention and Creativity Olympiad (WICO) di Convention Hall – Setec- Seoul, Korea Selatan. Ia menerima penghargaan Best The Best Presentation.
Sementara itu, satu tim lagi dari SMPN 3 Denpasar menyumbang medali perak adalah tim Sang Ayu Bulan Dirga P dan kawan-kawan, dengan membawakan penelitian ‘Sabun Antiseptik dari Minyak Jelantah dan Bunga Cempaka’. Medali perak lainnya juga diraih tim SMAN 2 Denpasar yang terdiri dari Ni Made Agnes Perana Swari, Ni Kadek Novi Ekayanti, Dida Amanda Pratiwi dan IB Komang Brahma Paralaga. Mereka mengangkat penelitian ‘Uji Perbandingan Komposisi Limbah Jerami Padi dan Limbah Kulit Jagung Sebagai Material Helm’.
Tiga medali perak lainnya dipersembahkan oleh tim dari SMAN 7 Denpasar yang terdiri dari Ni Nyoman Ritaro Hari Wangsa dkk yang menguji ‘Potensi Tuak Jaka Sebagai Alternatif Pengganti untuk Menurunkan Gula Darah pada Penderita Diabetes’. Elicia Emerliawati melalui penelitian ‘Pemanfaatan Kombinasi Ampas Teh dan Ekstrak Pegagan Sebagai Bioinsektisida Kutu Putih pada Tanaman Jepun’, dan kelompok Ni Km Widiantari Maharani dkk membawakan penelitian tentang ‘Dulang dari Serat Karbon Tanaman Nyamplung’.
Sementara yang berhasil memboyong satu emas lagi serta satu special award dari India adalah tim SMAN 3 Denpasar yang dipersembahkan tim Madyapadma, I Putu Reggina Pritiya Rajani K, Putu Dika Putra A, Sintia Arnita D, Putu Berliana Putri, Desak Ayu Amara VU dan I Gede Iyan Merta R. “Tentunya rasa senang dan bangga telah mendapatkan gold medal di WICO dan special award dari India. Itu pasti sampai tidak dapat digambarkan lagi bagaimana rasanya. Puji Tuhan selalu kami panjatkan dari awal sampai akhir kompetisi,” tutur Berliana. Sementara itu, Tim SMAN 3 Denpasar lainnya, juga menyabet medali perak yang diraih oleh Tim AAI Prajna Canricha Pradani dkk yang membuat “Biokeramik dari Kombinasi Kulit Kerang Hijau dan Tongkol Jagung”. Tim ini merupakan gabungan ekstrakurikuler Madyapadma, KIR 3 dan Pandu Trisma.
Menariknya, ada satu perak lagi yang diraih oleh AAI Yuri Prastita Savitri yang membuat ‘Peredam Bising dari Alang-Alang’. Yuri merupakan satu-satunya siswa SD dari Indonesia yang lolos dalam ajang di WICO yang berlangsung di Setec, Seoul, Korea Selatan tersebut. Yuri juga mendapat Special Award dari WIPA. *ind
Komentar