45 SD di Buleleng Terima Bantuan Buku
Sebelum dibawa ke masing-masing sekolah, ribuan buku itu terlebih dahulu menjalani proses verifikasi.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 45 SD di Buleleng mendapat bantuan pengadaan buku dari Kemendikbud RI. Ribuan buku yang sudah sampai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga (Disdikpora) Buleleng ini menjalani proses verifikasi bersama pada, Sabtu (18/8).
Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa menerangkan, pengadaan buku dari pemerintah pusat menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK). Buleleng tahun ini mendapatkan jatah pengadaan buku referensi perpustakaan sebesar Rp 2,2 miliar. Namun setelah menjalani proses tender, anggaran yang terpakai hanya Rp 1,7 miliar.
“Pengadaan buku ini semua juknisnya ada di Kemendikbud, sudah ditentukan semuanya, buku apa saja sesuai dengan SK yang diterbitkan. Daerah hanya diberikan kebebasan mengatur 10 persen diantaranya khusus untuk muatan lokalnya saja,” kata dia.
Pihaknya pun mengatakan sebelum dibawa ke masing-masing sekolah yang tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng, ribuan buku-buku itu akan menjalani proses verifikasi selama tiga hari kedepan. Jika ditemukan buku yang tidak sesuai dengan SK dan tidak memiliki nomor Internasional Standard Book Number (ISBN), dan dalam kondisi rusak dapat dikembalikan.
Suyasa pun menjelaskan proses verifikasi buku tersebut disaksikan oleh Kejaksaan, Inspektorat dan juga pihak kepolisian. Sementara itu dalam penetapan jumlah sekolah yang mendapat bantuan pengadaan disesuaikan dengan jatah kuota yang diberikan dari pemerintah pusat.
Selain itu sekolah yang menerima bantuan pengadaan buku referensi perpustakaan itu minimal harus memiliki gedung perpustakaan, rak buku dan jumlah siswa lebih dari 60 orang. Dengan adanya persyaratan tersebut masih ada 141 sekolah yang belum dapat bantuan pengadaan buku. Karena belum memiliki gedung perpustakaan dan jumlah siswa kurang dari 60 orang.
“Memang ada yang gugur karena belum punya gedung perpustakaan dan juga siswanya sedikit, tetapi untuk pemenuhan gedung terus dilakukan bertahap,” ungkap dia. Sementara itu bantuan pengadaan buku kepada 45 sekolah ini pun diharapkan dapat menunjang literasi sekolah, meski sebelumnya sudha berjalan. Koleksi buku yang lebih banyak diharapkan dapat menjadi pilihan yang lebih banyak pada siswa untuk meningkatkan minat baca. *k23
Sebanyak 45 SD di Buleleng mendapat bantuan pengadaan buku dari Kemendikbud RI. Ribuan buku yang sudah sampai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga (Disdikpora) Buleleng ini menjalani proses verifikasi bersama pada, Sabtu (18/8).
Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa menerangkan, pengadaan buku dari pemerintah pusat menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK). Buleleng tahun ini mendapatkan jatah pengadaan buku referensi perpustakaan sebesar Rp 2,2 miliar. Namun setelah menjalani proses tender, anggaran yang terpakai hanya Rp 1,7 miliar.
“Pengadaan buku ini semua juknisnya ada di Kemendikbud, sudah ditentukan semuanya, buku apa saja sesuai dengan SK yang diterbitkan. Daerah hanya diberikan kebebasan mengatur 10 persen diantaranya khusus untuk muatan lokalnya saja,” kata dia.
Pihaknya pun mengatakan sebelum dibawa ke masing-masing sekolah yang tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng, ribuan buku-buku itu akan menjalani proses verifikasi selama tiga hari kedepan. Jika ditemukan buku yang tidak sesuai dengan SK dan tidak memiliki nomor Internasional Standard Book Number (ISBN), dan dalam kondisi rusak dapat dikembalikan.
Suyasa pun menjelaskan proses verifikasi buku tersebut disaksikan oleh Kejaksaan, Inspektorat dan juga pihak kepolisian. Sementara itu dalam penetapan jumlah sekolah yang mendapat bantuan pengadaan disesuaikan dengan jatah kuota yang diberikan dari pemerintah pusat.
Selain itu sekolah yang menerima bantuan pengadaan buku referensi perpustakaan itu minimal harus memiliki gedung perpustakaan, rak buku dan jumlah siswa lebih dari 60 orang. Dengan adanya persyaratan tersebut masih ada 141 sekolah yang belum dapat bantuan pengadaan buku. Karena belum memiliki gedung perpustakaan dan jumlah siswa kurang dari 60 orang.
“Memang ada yang gugur karena belum punya gedung perpustakaan dan juga siswanya sedikit, tetapi untuk pemenuhan gedung terus dilakukan bertahap,” ungkap dia. Sementara itu bantuan pengadaan buku kepada 45 sekolah ini pun diharapkan dapat menunjang literasi sekolah, meski sebelumnya sudha berjalan. Koleksi buku yang lebih banyak diharapkan dapat menjadi pilihan yang lebih banyak pada siswa untuk meningkatkan minat baca. *k23
1
Komentar