Siswa Kaltim Belajar Pelestarian Tukik di Serangan
Sebanyak 23 orang peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Kalimantan Timur belajar tentang cara menjaga dan melestarikan penyu di kawasan Konservasi Penyu di Pulau Serangan, Kota Denpasar, Bali, Jumat (17/8) lalu.
DENPASAR, NusaBali
Kunjungan 23 siswa dan guru pendamping asal Kaltim di Pulau Serangan diawali dengan mengenal sejarah Pulau Serangan dan penjelasan tentang penyu. Selanjutnya, siswa diajak langsung melihat koleksi penyu dan tukik yang ada di kawasan tersebut serta diakhiri dengan pelepasan 28 tukik yang baru menetas sebagai bentuk upaya pelestarian penyu. "Saya senang bisa ke Bali dan bisa belajar tentang penyu karena di kampung saya belum pernah melihat penyu secara langsung," kata salah seorang peserta SMN, Egi Ardi Winata.
Siswa berusia 17 tahun itu mengaku senang bisa terpilih dalam SMN 2018 setelah melewati beberapa tahapan seleksi. Menurut siswa kelas 11 SMAN 1 Bentian Besar, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur yang baru pertama kali ke Bali itu, banyak kesan yang didapat dari kunjungannya selama beberapa hari di Bali. "Di Bali saya sangat senang dan hampir setiap hari sebelum melakukan kunjungan selalu bangun jam 03.00 Wita atau menjelang subuh untuk mempersiapkan sarana kunjungan belajar," ujarnya.
Senada dengan hal itu, Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang siswa disabilitas mengaku tidak bisa mengungkapkan kebahagiaannya ketika datang ke Pulau Dewata. "Saya baru pertama kali ke Bali, sangat senang bisa banyak belajar di Bali," ujarnya dengan bahasa isyarat, didampingi gurunya.
Agar tidak punah Iqbal mengaku akan menceritakan kepada teman-temannya selama belajar bersama peserta SMN lainnya di Bali. Sudarmawan, guru pendamping SMN disabilitas mengatakan bahwa Muhammad Iqbal merupakan siswa yang paling bersemangat mengikuti SMN di Bali. "Dia (Muhammad Iqbal) selalu paling banyak bertanya dan ingin tahu setiap sebelum memulai kunjungan ke sejumlah tempat belajar di Bali," ujarnya.
Sementara itu, Senior Manager Community Development Program Jasa Marga, Titi Purwantiningsih, mengatakan program kunjungan ke kawasan konservasi penyu merupakan hari keenam SMN berada di Pulau Dewata. "Saya harap siswa bisa banyak belajar tentang penyu dan termasuk tata cara pelestarian dan menjaga penyu dari ancaman predator agar tidak punah," ujarnya. *ant
Kunjungan 23 siswa dan guru pendamping asal Kaltim di Pulau Serangan diawali dengan mengenal sejarah Pulau Serangan dan penjelasan tentang penyu. Selanjutnya, siswa diajak langsung melihat koleksi penyu dan tukik yang ada di kawasan tersebut serta diakhiri dengan pelepasan 28 tukik yang baru menetas sebagai bentuk upaya pelestarian penyu. "Saya senang bisa ke Bali dan bisa belajar tentang penyu karena di kampung saya belum pernah melihat penyu secara langsung," kata salah seorang peserta SMN, Egi Ardi Winata.
Siswa berusia 17 tahun itu mengaku senang bisa terpilih dalam SMN 2018 setelah melewati beberapa tahapan seleksi. Menurut siswa kelas 11 SMAN 1 Bentian Besar, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur yang baru pertama kali ke Bali itu, banyak kesan yang didapat dari kunjungannya selama beberapa hari di Bali. "Di Bali saya sangat senang dan hampir setiap hari sebelum melakukan kunjungan selalu bangun jam 03.00 Wita atau menjelang subuh untuk mempersiapkan sarana kunjungan belajar," ujarnya.
Senada dengan hal itu, Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang siswa disabilitas mengaku tidak bisa mengungkapkan kebahagiaannya ketika datang ke Pulau Dewata. "Saya baru pertama kali ke Bali, sangat senang bisa banyak belajar di Bali," ujarnya dengan bahasa isyarat, didampingi gurunya.
Agar tidak punah Iqbal mengaku akan menceritakan kepada teman-temannya selama belajar bersama peserta SMN lainnya di Bali. Sudarmawan, guru pendamping SMN disabilitas mengatakan bahwa Muhammad Iqbal merupakan siswa yang paling bersemangat mengikuti SMN di Bali. "Dia (Muhammad Iqbal) selalu paling banyak bertanya dan ingin tahu setiap sebelum memulai kunjungan ke sejumlah tempat belajar di Bali," ujarnya.
Sementara itu, Senior Manager Community Development Program Jasa Marga, Titi Purwantiningsih, mengatakan program kunjungan ke kawasan konservasi penyu merupakan hari keenam SMN berada di Pulau Dewata. "Saya harap siswa bisa banyak belajar tentang penyu dan termasuk tata cara pelestarian dan menjaga penyu dari ancaman predator agar tidak punah," ujarnya. *ant
1
Komentar