Terserang Antraknosa, Ratusan Pohon Pepaya Membusuk
Ratusan tanaman pepaya jenis Calina (California Indonesia) di Subak Purnajaya, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Gianyar, membusuk.
GIANYAR, NusaBali
Pembusukan ini karena serangan penyakit jenis jamur Antraknosa. Karena takut penyakit ini meluas, petani Made Sulatra, terpaksa menebang 145 pohon pepaya dari 367 pohon pepayanya. “Gejala penyakit sudah terlihat sejak delapan hari lalu,” ujar Sulatra, Senin (20/8). Pepaya yang ditanam itu baru berusia empat bulan dan belum waktunya panen. Kata Sulatra, ketika penyakit berupa bercak jamur keluar di buah dan batang, dia pun berkonsultasi dengan ahli pertanian di Denpasar.
“Sudah dikasih cara menanggulangi, tapi tidak juga membuahkan hasil. Makanya tadi langsung saya tebang, dari pada menjalar ke tanaman lain,” ujarnya cemas. Dia juga telah melaporkan kasus penyakit tersebut ke Dinas Pertanian Gianyar. “Tadi sudah dicek, sudah diberikan obat supaya tanaman lain tidak kena,” jelasnya.
Akibat hama tersebut, pihaknya mengalami kerugian mencapai Rp 4 juta lebih. “Kerugian dari pembibitan, olah tanah, sampai obat,” ujarnya. Lanjut Sulatra, penyakit serupa juga dialami petani pepaya di Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar.
Kepala Dinas Pertanian Gianyar Ir I Made Raka mengaku sudah menerjunkan tim ke lokasi subak yang tanaman pepayanya terserang jamur itu. “Dari luas satu hektare, yang terdampak hanya 25 are dengan 150-an pepaya. Kalau dilihat tanaman lain (yang serangan jamurnya tidak parah, Red) juga terkontaminasi. Tapi masih diambang normal,” jelas Raka, di kantornya kemarin.
Menurut Raka, gejala munculnya penyakit dengan adanya bercak hitam pada batang dan buah. “Proses pembusukan jadi layu, disebabkan oleh cendawan (jamur). Jamur ini karena dampak hujan yang belum waktunya atau kemarau basah,” jelasnya.
Adapun cara penanggulangannya, dengan memangkas bagian yang terkena cendawan. “Bagian buah dan daun yang terserang dipetik. Lalu disemprot,” ujarnya. Pihaknya langsung memberikan bantuan berupa obat untuk menanggulanginya. “Jamur ini masih bisa diatasi,” ujarnya. *nvi
Pembusukan ini karena serangan penyakit jenis jamur Antraknosa. Karena takut penyakit ini meluas, petani Made Sulatra, terpaksa menebang 145 pohon pepaya dari 367 pohon pepayanya. “Gejala penyakit sudah terlihat sejak delapan hari lalu,” ujar Sulatra, Senin (20/8). Pepaya yang ditanam itu baru berusia empat bulan dan belum waktunya panen. Kata Sulatra, ketika penyakit berupa bercak jamur keluar di buah dan batang, dia pun berkonsultasi dengan ahli pertanian di Denpasar.
“Sudah dikasih cara menanggulangi, tapi tidak juga membuahkan hasil. Makanya tadi langsung saya tebang, dari pada menjalar ke tanaman lain,” ujarnya cemas. Dia juga telah melaporkan kasus penyakit tersebut ke Dinas Pertanian Gianyar. “Tadi sudah dicek, sudah diberikan obat supaya tanaman lain tidak kena,” jelasnya.
Akibat hama tersebut, pihaknya mengalami kerugian mencapai Rp 4 juta lebih. “Kerugian dari pembibitan, olah tanah, sampai obat,” ujarnya. Lanjut Sulatra, penyakit serupa juga dialami petani pepaya di Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar.
Kepala Dinas Pertanian Gianyar Ir I Made Raka mengaku sudah menerjunkan tim ke lokasi subak yang tanaman pepayanya terserang jamur itu. “Dari luas satu hektare, yang terdampak hanya 25 are dengan 150-an pepaya. Kalau dilihat tanaman lain (yang serangan jamurnya tidak parah, Red) juga terkontaminasi. Tapi masih diambang normal,” jelas Raka, di kantornya kemarin.
Menurut Raka, gejala munculnya penyakit dengan adanya bercak hitam pada batang dan buah. “Proses pembusukan jadi layu, disebabkan oleh cendawan (jamur). Jamur ini karena dampak hujan yang belum waktunya atau kemarau basah,” jelasnya.
Adapun cara penanggulangannya, dengan memangkas bagian yang terkena cendawan. “Bagian buah dan daun yang terserang dipetik. Lalu disemprot,” ujarnya. Pihaknya langsung memberikan bantuan berupa obat untuk menanggulanginya. “Jamur ini masih bisa diatasi,” ujarnya. *nvi
Komentar