Hendak Disembelih, Sapi Kurban Lari, Lalu Jatuh ke Dalam Jurang
Peristiwa unik terjadi saat akan dilakukan penyembelihan hewan kurban di Masjid Agung Bangli untuk perayaan Idul Adha 1439 H, Rabu (22/8) pagi.
BANGLI, NusaBali
Seekor sapi jantan yang hendak disembelih, malah terlepas dan lari, kemudian jatuh ke dalam jurang di Dusun Gancan, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli. Sapi jantan yang beratnya mencapai sekitar 350 kg ini baru dibeli oleh kelompok jemaah Masjid Agung Bangli dari Gusti Giri, petani asal Lingkungan Bebalang, Kelurahanj Bebalang, Kecamatan Bangli, seharga Rp 15 juta. Kemudian, hewan kurban ini hendak diangkut I Nengah Widana, 39, seorang sopir yang diorder khusus oleh pihak masjid.
Sapi jantan ini rencananya akan diangkut ke Masjid Agung Bangli menggunakan mobil Pick Up. Ketika hendak dinaikkan ke atas mobil, Rabu pagi sekitar pukul 08.00 Wita, sapi tersebut mendadak beringas. “Sapi mendadak beringas karena saat itu ada mobil lain yang kebetulan melintas,” ungkap sopir Nengah Widana.
Karena tidak terkendali, sapi jantan ini kemudian lari dan masuk ke areal persawahan warga. Sopir Nengah Widana pun memutuskan untuk menghubungi pemilik sapi, Gusti Giri. Selanjutnya, mereka bersama-sama mencari sapi untuk kurban tersebut. Jejaknya terlihat di pinggir jurang kawasan Dusun Gancan, Kelurahan Bebalang. “Setelah ditelusuri, ternyata sapi jatuh ke jurang," papar Widana.
Setelah posisi sapi diketahui berada di dasar jurang, Rabu pagi pukul 09.00 Wita, sekitar 30 orang dari jemaah Masjid Agung Bangli dikerahkan melakukan evakuasi. Medan menuju dasar jurang yang terjal, menyilitkan untuk mengevakuasi sapi yang diketahui kakinya telah patah ini. Saat tim evakuasi tiba di dasar jurang, ditemukan pemandangan air sungai sudah berwarna merah akibat darah yang mengalir dari sapi yang kakunya patah.
Akhirnya, sapi kurban ini diputuskan untuk disembelih dan dipotong-potong di dasar jurang. Untuk mempermudah mengangkut daging sapi seberat 350 kg yang sudah ditopong-potong ke atas, puluhan anggota jemaah membentuk barisan. Selanjutnya, daging sapi dipindahkan secara estafet. Puluhan orang yang terlibat harus naik melalui jalan setapak yang sempit dan licin, serta berpangkuan pada akar-akar pohon.
Ketua Panitia Hari Besar Islam di Bangli, H Ahmad Yani, mengatakan pihaknya memotong 8 ekor sapi dan 23 ekor kambing untuk kurban serangkaian Idup Adha 1439 H. “Dari 9 ekor sati, salah satunya merupakan sumbangan dari pemerinah daerah Kabuapten Bangli," jelas Ahmad Yani.
Terkait satu ekor sapi kurban yang harus dipotong di dasar jurang, menurut Ahmad Yani, hal itu terpaksa dilakukan karena pertimbangan lokasi jatuhnya yang tidak memungkinkan lagi untuk mengevakuasi sapi berbobot 350 kg dalam keadaan hidup. “Ini sifatnya darurat. Yang jelas, kondisi sapi masih sehat dan layak untuk hewan kurban," tandas Ahmad Yani.
Menurut Ahmad Yani, proses pemotongan hewan kurban mendapat pengawasan dari petugas Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Bangli. “Pemeriksaan hewan kurban dilakukan sebelum dan sesudah hewan kurban dipotong, untuk memastikan layak tidaknya daging dikonsumsi," katanya. *es
Komentar