Hari Ini, Desa Pakraman Tamblang Gelar Pecaruan
Pasca Kasus Penusukan Ibu Oleh Anak Tiri
SINGARAJA, NusaBali
Desa Pakraman Tamblang, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, akan melangsungkan pacaruan (upacara penyucian lokasi secara niskala,Red) di lokasi penusukan warga, Wrespati Kliwon Menail, Kamis (23/8) ini. Warga di maksud, Wayan Gunami,60, yang ditusuk oleh anak tirinya, Kadek Budiastawa,24.
Pacaruan itu dilakukan untuk membersihkan kembali lokasi kejadian di wilayah Pasar Desa Tamblang pasca insiden berdarah itu. Kelian Desa Pakraman Tamblang Wayan Masna, dihubungi via telepon, Rabu (22/8) siang, mengatakan pacaruan itu dilaksanakan sesuai dengan keputusan paruman desa pakraman. Kejadian penusukan yang berujung tewasnya Wayan Gunami, dianggap mengotori palemahan desa. Sehingga perlu ada upacara pembersihan secara niskala, untuk mencegah kejadian serupa terulang lagi. “Banten pacaruannya memakai pacaruan Manca Sata Maulu Bebek sesuai dengan keputusan paruman,” ungkap dia.
Seluruh sarana upacara pun, jelas Masna, akan dibuat secraa bergotongroyong oleh krama desa dan keluarga korban. Pihaknya pun menegaskan meski desa menganggap kejadian itu mengotori palemahan, namun pihak desa tidak mengambil sebelan desa atas kejadian tersebut.
Hanya saja pihaknya bersama prajuru dan krama desa sedang membahas kejadian berdarah seperti itu ke depannya diatur dalam awig-awig desa pakraman, yang saat ini sedang menjalani revisi. Prajuru adat pun mulai membahas ganjaran atau hukuman secara adat kepada pelaku jika terjadi kejadian serupa. “Kebetulan kami sedang merevisi awig-awig dan hal ini menjadi pembahasan juga. Jika kembali terjadi apa hukuman yang diberikan kepada pelaku dan upacara yang akan dilangsungkan,” imbuh dia. Pihaknya pun sementara ini belum dapat memastikan dan memberikan ganjaran kepada pelaku, karena belum ada pedoman yang khusus sebagai acuan penyusunan dalam awig-awig.
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, dihebohkan dengan kasus penusukan Wayan Gunami,60, oleh Kadek Budiastawa,24, yang tidak lain anak tirinya di Pasar Desa Tamblang, Sabtu (19/8) pukul 17.00 Wita. Gunami akhirnya tewas dengan tiga tusukan dan mata pisau masih menancap di perut kirinya. Pelaku Budiastawa pun mengakui perbuatannya dan nekat menghabisi ibu tirinya lantaran tak kunjung diberikan uang penjualan mobil milik almarhum ayahnya. *k23
Pacaruan itu dilakukan untuk membersihkan kembali lokasi kejadian di wilayah Pasar Desa Tamblang pasca insiden berdarah itu. Kelian Desa Pakraman Tamblang Wayan Masna, dihubungi via telepon, Rabu (22/8) siang, mengatakan pacaruan itu dilaksanakan sesuai dengan keputusan paruman desa pakraman. Kejadian penusukan yang berujung tewasnya Wayan Gunami, dianggap mengotori palemahan desa. Sehingga perlu ada upacara pembersihan secara niskala, untuk mencegah kejadian serupa terulang lagi. “Banten pacaruannya memakai pacaruan Manca Sata Maulu Bebek sesuai dengan keputusan paruman,” ungkap dia.
Seluruh sarana upacara pun, jelas Masna, akan dibuat secraa bergotongroyong oleh krama desa dan keluarga korban. Pihaknya pun menegaskan meski desa menganggap kejadian itu mengotori palemahan, namun pihak desa tidak mengambil sebelan desa atas kejadian tersebut.
Hanya saja pihaknya bersama prajuru dan krama desa sedang membahas kejadian berdarah seperti itu ke depannya diatur dalam awig-awig desa pakraman, yang saat ini sedang menjalani revisi. Prajuru adat pun mulai membahas ganjaran atau hukuman secara adat kepada pelaku jika terjadi kejadian serupa. “Kebetulan kami sedang merevisi awig-awig dan hal ini menjadi pembahasan juga. Jika kembali terjadi apa hukuman yang diberikan kepada pelaku dan upacara yang akan dilangsungkan,” imbuh dia. Pihaknya pun sementara ini belum dapat memastikan dan memberikan ganjaran kepada pelaku, karena belum ada pedoman yang khusus sebagai acuan penyusunan dalam awig-awig.
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, dihebohkan dengan kasus penusukan Wayan Gunami,60, oleh Kadek Budiastawa,24, yang tidak lain anak tirinya di Pasar Desa Tamblang, Sabtu (19/8) pukul 17.00 Wita. Gunami akhirnya tewas dengan tiga tusukan dan mata pisau masih menancap di perut kirinya. Pelaku Budiastawa pun mengakui perbuatannya dan nekat menghabisi ibu tirinya lantaran tak kunjung diberikan uang penjualan mobil milik almarhum ayahnya. *k23
1
Komentar