Idul Adha, Umat Muslim Lakukan Tradisi Ngejot ke Non-Muslim
Umat Islam di Banjar Tunggal Sari, Desa Delod Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan melakukan tradisi ngejot serankaian Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriyah/2018, kepada umat non-muslim di sekitaran Masjid Agung Tabanan, Rabu (22/8).
TABANAN, NusaBali
Sebanyak 23 ekor kambing dan 5 ekor sapi kurban terkumpul di Masjid Agung Tabanan. Dari jumlah itu, sebanyak 1.200 paket daging kurban dibagikan kepada warga, dengan per paket seberat sekitar 2,5 kilogram. Pembagian daging kurban dilakukan mulai sekitar pukul 13.00 Wita.
Ketua Panitia Kurban Masjid Agung Tabanan Muhammad Badrian, mengatakan puluhan kilogram daging sapi dan kambing dibagikan ke warga non-muslim. Ini sebagai wujud bentuk toleransi terhadap sesama. “Tradisi kami lakukan sebagai wujud toleransi antarumat,” ujarnya.
Kata dia, tradisi ngejot di Banjar Tunggal Sari, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan sudah terjalin sejak tahun 1950. Dan tradisi ini sampai sekarang masih dilakukan dengan tujuan semakin mempererat rasa toleransi beragama.
“Sekaligus ini juga sebuah kepedulian di antara warga lingkungan lain,” ucap pria yang juga sebagai kepala lingkungan di banjar setempat.
Salah seorang umat Hindu I Made Suastika menyambut baik tradisi ngejot yang dilakukan umat muslim. Tradisi masih dilakukan sampai sekarang adalah cara warga muslim menjaga toleransi antarumat beragama.
“Setiap tahun saya selalu dapat daging kurban. Daging yang saya dapat akan saya buat gulai,” kata Suastika. *de
Ketua Panitia Kurban Masjid Agung Tabanan Muhammad Badrian, mengatakan puluhan kilogram daging sapi dan kambing dibagikan ke warga non-muslim. Ini sebagai wujud bentuk toleransi terhadap sesama. “Tradisi kami lakukan sebagai wujud toleransi antarumat,” ujarnya.
Kata dia, tradisi ngejot di Banjar Tunggal Sari, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan sudah terjalin sejak tahun 1950. Dan tradisi ini sampai sekarang masih dilakukan dengan tujuan semakin mempererat rasa toleransi beragama.
“Sekaligus ini juga sebuah kepedulian di antara warga lingkungan lain,” ucap pria yang juga sebagai kepala lingkungan di banjar setempat.
Salah seorang umat Hindu I Made Suastika menyambut baik tradisi ngejot yang dilakukan umat muslim. Tradisi masih dilakukan sampai sekarang adalah cara warga muslim menjaga toleransi antarumat beragama.
“Setiap tahun saya selalu dapat daging kurban. Daging yang saya dapat akan saya buat gulai,” kata Suastika. *de
Komentar