190 Pendamping Simantri Raih Sertifikasi Profesi
190 pendamping Simantri memperoleh Sertifikasi Profesi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tempat Uji Kompetensi (TUK) Agribisnis Yayasan Bambu Alam Sejahtera (YBAS) di Jalan Cendrawasih, Kelurahan Beng, Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Penyerahan sertifikasi profesi bidang pembudidayaan tanaman itu diisi dengan sarasehan di Museum Subak, kawasan Pura Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Selasa (21/8). Ketua TUK Agribisnis YBAS Ir Ida Bagus Sukarya menjelaskan sertifikasi ini berperan dalam memajukan pola pikir petani, meningkatkan usaha tani serta menumbuhkan dan menguatkan kelembagaan petani. Dengan itu, kesejahteraan petani bisa lebih baik di masa depan.
“Para pendamping Simantri ini telah mengikuti asesmen sertifikasi profesi sektor pertanian dengan skema pembudidaya pertanian organik, operator pembuatan kompos organik dan operator pestisida organik di Bogor. Kami lakukan ini secara gotong royong dan mandiri,” jelas IB Sukarya, Kamis (23/8).
Kepada tenaga pendamping ini, pihaknya berharap dapat terealisasi makanan/pangan yang organik dan sehat, pelestarian lingkungan yang digerakkan oleh masyarakat luas dan memfasilitasi anak muda kreatif dan inovatif di sektor pertanian. Sasaran sertifikasi profesi mulai tahun 2019 di antaranya peningkatan skema uji kompetensi pada 200 tenaga pendamping Simantri, uji kompetensi kepada 700 pengurus kelompok tani Simantri, pengurus mejelis utama, madya, dan alit, serta subak se Bali, penyuluh pertanian, pekaseh, pelaku usaha sektor pertanian, generasi muda penggerak desa wisata dan desa organik.
Selain sertifikasi SDM, ada tiga komoditas organik yang jadi pioner untuk uji sertifikasi pertanian organik tahun 2019. Tiga tersebut Cau Chocolate dari Kabupaten Tabanan, Pop Corn dari Kabupaten Karangasem, serta Rebung Bambu Tabah dari Kabupaten Gianyar. “Popcorn Seraya, Karangasem, diangkat karena kondisi jagung Seraya sudah semakin menurun. Oleh anak muda yang tergabung dalam Mata Garuda Bali, alumni penerima beasiswa LPDP Kementerian Keuangan, merasa terpanggil untuk membantu membuat Popcorn Jagung Seraya,” jelasnya. Popcorn jagung Seraya pun telah dinilai Tim dari Lembaga Sertifikasi Organik untuk mengangkat nilai jualnya.
Sarasehan terkait kegiatan itu dihadiri senator DPD RI DR Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarya M Wedasteraputra Suyasa, jajaran Dinas Pertanian Provinsi Bali, pejabat terkait, tokoh dan praktisi pertanian. Tampil sebagai narasumber yakni Dr Ir Ni Luh Kartini MS dengan materi Pembudidaya pertanian organik sesuai standar SNI, Dr Ir I Made Sudarma tentang produk pertanian organik, dengan moderator Prof Dr Ir I Wayan Supartha. *nvi
Penyerahan sertifikasi profesi bidang pembudidayaan tanaman itu diisi dengan sarasehan di Museum Subak, kawasan Pura Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Selasa (21/8). Ketua TUK Agribisnis YBAS Ir Ida Bagus Sukarya menjelaskan sertifikasi ini berperan dalam memajukan pola pikir petani, meningkatkan usaha tani serta menumbuhkan dan menguatkan kelembagaan petani. Dengan itu, kesejahteraan petani bisa lebih baik di masa depan.
“Para pendamping Simantri ini telah mengikuti asesmen sertifikasi profesi sektor pertanian dengan skema pembudidaya pertanian organik, operator pembuatan kompos organik dan operator pestisida organik di Bogor. Kami lakukan ini secara gotong royong dan mandiri,” jelas IB Sukarya, Kamis (23/8).
Kepada tenaga pendamping ini, pihaknya berharap dapat terealisasi makanan/pangan yang organik dan sehat, pelestarian lingkungan yang digerakkan oleh masyarakat luas dan memfasilitasi anak muda kreatif dan inovatif di sektor pertanian. Sasaran sertifikasi profesi mulai tahun 2019 di antaranya peningkatan skema uji kompetensi pada 200 tenaga pendamping Simantri, uji kompetensi kepada 700 pengurus kelompok tani Simantri, pengurus mejelis utama, madya, dan alit, serta subak se Bali, penyuluh pertanian, pekaseh, pelaku usaha sektor pertanian, generasi muda penggerak desa wisata dan desa organik.
Selain sertifikasi SDM, ada tiga komoditas organik yang jadi pioner untuk uji sertifikasi pertanian organik tahun 2019. Tiga tersebut Cau Chocolate dari Kabupaten Tabanan, Pop Corn dari Kabupaten Karangasem, serta Rebung Bambu Tabah dari Kabupaten Gianyar. “Popcorn Seraya, Karangasem, diangkat karena kondisi jagung Seraya sudah semakin menurun. Oleh anak muda yang tergabung dalam Mata Garuda Bali, alumni penerima beasiswa LPDP Kementerian Keuangan, merasa terpanggil untuk membantu membuat Popcorn Jagung Seraya,” jelasnya. Popcorn jagung Seraya pun telah dinilai Tim dari Lembaga Sertifikasi Organik untuk mengangkat nilai jualnya.
Sarasehan terkait kegiatan itu dihadiri senator DPD RI DR Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarya M Wedasteraputra Suyasa, jajaran Dinas Pertanian Provinsi Bali, pejabat terkait, tokoh dan praktisi pertanian. Tampil sebagai narasumber yakni Dr Ir Ni Luh Kartini MS dengan materi Pembudidaya pertanian organik sesuai standar SNI, Dr Ir I Made Sudarma tentang produk pertanian organik, dengan moderator Prof Dr Ir I Wayan Supartha. *nvi
Komentar