Tangisan Bayi Gegerkan Warga Kutuh Kelod
Pemilik rumah mengaku tidak mendengar ada tangisan bayi karena pagi itu mereka masih tertidur.
TABANAN, NusaBali
Bayi perempuan dalam kondisi sesak napas ditemukan tergeletak di bawah kran air di rumah milik I Gusti Ketut Eka Astrawan, 35, Banjar Dinas Kutuh Kelod, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Selasa (29/3). Bayi itu memakai topi, selop tangan dan kaki, ditaruh di bawah kran air tanpa alas. Penemuan bayi itu kemudian dilaporkan ke Bendesa Adat Kutuh, I Gede Kusuma Adi.
Informasi di lapangan, bayi tergeletak di bawah kran air rumah milik I Gusti Ketut Eka Astrawan itu diketahui pertama kali oleh seorang bocah bernama Ni Kadek Dwi Ema Liana, 10, sekitar pukul 06.00 Wita. Saat itu, Kadek Dwi mencari bunga jepun (kamboja) untuk sarana sembahyang di sekolah. Nah, saat memetik bunga itulah dia mendengar tangisan bayi dari balik tembok setinggi 1,5 meter. Penarasan sumber suara bayi, Kadek Dwi pun menengok ke arah barat rumahnya.
Saat itulah Kadek Dwi melihat bayi menangis di bawah kran air. Saksi kemudian melaporkan ada bayi menangis di rumah Gusti Ketut Eka Astrawan ke neneknya, Ni Ketut Kanti, 65. Selanjutnya Kanti menginformasikan kepada menantunya, Ni Made Pendra, 45, dan tetangga di timur rumah. “Pemilik rumah belum bangun makanya ga dengar ada bayi menangis,” ungkap Kanti. Selanjutnya, ia melapor kepada Bendesa Adat Kutuh Kelod. Bayi itu kemudian dibawa ke BRSUD Tabanan karena pilek dan sesak napas.
Warga di Banjar Kutuh Kelod mencurigai bayi itu dibuang oleh lelaki berambut keriting. Salah seorang warga, Ni Wayan Mariani, 40, mengaku melihat seorang lelaki kurus berambut keriting menggendong bayi di kawasan Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kerambitan sekitar pukul 05.00 Wita. Lelaki berambut keriting itu menggunakan celana pendek, baju loreng, dan sandal jepit.
Mariani menambahkan, lelaki kurus itu sempat beberapa kali terlihat menimang-nimang bayi yang di gendongnya karena menangis. Mariani sempat menanyakan tujuan lelaki itu, dijawab ke rumah saudara. Tak berselang lama, lelaki kurus itu datang dari Kutuh Kelod seorang diri. Mariani menanyakan bayi yang sebelumnya digendong lelaki itu. “Ngakunya dibawa ke rumah saudara,” terang Mariani. Dia menambahkan, lelaki itu berlogat Jawa.
Sementara pemilik rumah, Ni Putu Eka Susilawati mengaku tak mendengar ada tangisan bayi di rumahnya. Saat itu ia masih tertidur. “Setelah ada keramaian, saya baru terbangun,” aku Eka Susilawati. Sedangkan Wakil Direktur BRSUD Tabanan Bidang Pelayanan, dr Luh Gede Sukardiasih saat dikonfirmasi mengatakan, kondisi bayi secara umum tidak ada masalah. Hanya saja bayi yang diperkirakan berumur 1 bulan itu mengalami pilek, sesak napas, dan keluar lendir dari hidung. Bayi malang itu kemudian ditempatkan di ruangan inkubator.
“Setelah sehat diserahkan ke Dinas Sosial untuk penanganan lebih lanjut,” jelas dr Sukardiasih. Bayi seberat 2,8 gram dengan panjang sekitar 51 cm sempat dirawat di Instalasi Rawat Darurat (IRD) sebelum dibawa ke ruangan inkubator. Terpisah, Kepala Dinas Sosial Tabanan I Wayan Gunawan mengatakan, jika nantinya tidak ada yang mengakui bayi itu, maka akan dititipkan ke salah satu Panti Asuhan di Tabanan. 7 cr61
Komentar