SMPN 1 Bangli Punya Program Saniscara Maprani
SMPN 1 Bangli menerapkan model kearifan lokal Saniscara Maprani. Setiap hari Sabtu para siswa sembahyang bersama dan menghaturkan prani (persembahan buah-buahan dan jajan).
BANGLI, NusaBali
Usai sembahyang prani katunas dan para siswa magibung atau makan bersama. Program Saniscara Maprani telah dimulai sejak beberapa bulan lalu.
Kepala SMPN 1 Bangli, I Wayan Widiana Sandhi, menjelaskan maprani biasa dilakukan saat ada piodalan. Tradisi tersebut diadopsi untuk program pendidikan karekter di sekolah. “Program kami ini namakan Saniscara Maprani karena memang pelaksanaannya setiap hari Sabtu,” jelasnya, Jumat (24/8). Saat Saniscara Maprani, seluruh siswa membawa persembahan berupa nasi yang dibungkus dengan daun lengkap dengan lauk pauk serta buah-buahan. Nasi dihaturkan di padmasana selanjutnya dilaksanakan persembahyangan bersama oleh siswa dan guru. “Setelah sembahyang nasi yang dihaturkan katunas, dilanjutkan dengan acara magibung. Magibung kadang di halaman sekolah kadang di kelas masing-masing,” imbuhnya.
Widiana Sandhi mengatakan, Saniscara Maprani bertujuan mengajarkan siswa untuk mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan. Kegiatan magibung membangun kerukunan antarsiswa. “Membangun rasa saling memiliki dan kita adalah sama,” sebutnya. Dikatakan, SMPN 1 Bangli juga memiliki program berlandaskan kearifan lokal lainnya. Diharapkan program berbasis kearifan lokal mampu mengatasi persoalan-persoalan di sekolah seperti bully dan tindak kekerasan. Apalagi SMPN 1 Bangli berkesempatan menjadi tuan rumah seminar dan lokakarya (Semiloka) penerapan manajemen sekolah berbasis kearifan lokal SMP di Provinsi Bali. Semilola digelar Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas Pendidikan Ganesha, Sabtu (25/8) hari ini. *es
Kepala SMPN 1 Bangli, I Wayan Widiana Sandhi, menjelaskan maprani biasa dilakukan saat ada piodalan. Tradisi tersebut diadopsi untuk program pendidikan karekter di sekolah. “Program kami ini namakan Saniscara Maprani karena memang pelaksanaannya setiap hari Sabtu,” jelasnya, Jumat (24/8). Saat Saniscara Maprani, seluruh siswa membawa persembahan berupa nasi yang dibungkus dengan daun lengkap dengan lauk pauk serta buah-buahan. Nasi dihaturkan di padmasana selanjutnya dilaksanakan persembahyangan bersama oleh siswa dan guru. “Setelah sembahyang nasi yang dihaturkan katunas, dilanjutkan dengan acara magibung. Magibung kadang di halaman sekolah kadang di kelas masing-masing,” imbuhnya.
Widiana Sandhi mengatakan, Saniscara Maprani bertujuan mengajarkan siswa untuk mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan. Kegiatan magibung membangun kerukunan antarsiswa. “Membangun rasa saling memiliki dan kita adalah sama,” sebutnya. Dikatakan, SMPN 1 Bangli juga memiliki program berlandaskan kearifan lokal lainnya. Diharapkan program berbasis kearifan lokal mampu mengatasi persoalan-persoalan di sekolah seperti bully dan tindak kekerasan. Apalagi SMPN 1 Bangli berkesempatan menjadi tuan rumah seminar dan lokakarya (Semiloka) penerapan manajemen sekolah berbasis kearifan lokal SMP di Provinsi Bali. Semilola digelar Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas Pendidikan Ganesha, Sabtu (25/8) hari ini. *es
1
Komentar