Girls in Tech dan Facebook Berikan Pelatihan Digital Marketing untuk Perempuan Bali
Sebanyak 110 perempuan turut hadir dalam acara Womenpreneur Digital Acceleration 2018 yang diselenggarakan pada Sabtu (25/08/2018), bertempat di Ke(m)bali Innovation Hub, Kuta, Badung.
BADUNG, NusaBali
Pada abad 21 ini, teknologi mulai dimanfaatkan di mana-mana. Tidak hanya dalam hal berkomunikasi, teknologi pun telah merambah dalam bidang bisnis, contohnya bisnis online. Berangkat dari hal tersebut, Girls in Tech, yang merupakan sebuah organisasi non-profit yang berfokus pada pendidikan dan pemberdayaan perempuan melalui teknologi, menggelar event tahunan mereka yang bertajuk ‘Womenpreneur Digital Acceleration’.
Tidak sendiri, organisasi yang telah tersebar di 60 kota di dunia dan melaksanakan kelas offline di Jogja, Bali, dan Makassar ini pun menggandeng Facebook #SheMeansBusiness untuk turut melancarkan program yang juga sejalan dengan salah satu program yang diusung Facebook, yaitu untuk menjangkau perempuan-perempuan yang memiliki bisnis. Sebelumnya, program serupa telah diadakan di Jogja pada Juli 2018, maka kini giliran Bali, dan selanjutnya akan diadakan di Makassar pada Oktober nanti.
Menurut Anantya, selaku Co-Managing Director di Girls in Tech Indonesia, kegiatan ini diselenggarakan untuk membantu perempuan agar dapat mencapai lebih dalam hidupnya dengan bantuan teknologi, salah satunya dengan berbisnis.
“Tujuannya juga, ingin memberitahu bahwa bisnis dapat dipasarkan dengan digital marketing,” papar Anantya lugas saat ditemui NusaBali (25/08) di sela-sela acara.
Melihat hal tersebut, Ruben Hattari, selaku Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia pun, sangat mengapresiasi gerakan Girls in Tech Indonesia ini dalam mendukung program Facebook #SheMeansBusiness.
“Kami sangat mengapresiasi gerakan yang dilakukan Girls in Tech Indonesia. Kami di Facebook ingin membantu para perempuan dalam mengubah ide mereka menjadi bisnis yang sukses. Kami percaya bahwa dengan membangun lingkungan yang mendukung perempuan wirausaha, tidak hanya kami yang memastikan kesejahteraan mereka, tetapi juga berdampak pada komunitas sekitar untuk masa depan yang lebih baik,” papar Hattari.
Sebetulnya, ada 2 fase program yang ditargetkan pada perempuan, yakni, program untuk remaja yang masih bersekolah, kuliah, dan first jobber ( red: pertama kali bekerja), dan program untuk ibu-ibu atau dengan rentang usia 25 -30 tahun ke atas yang memiliki bisnis kecil. Fase-fase tersebut pun terbagi atas beberapa kelas yang berpusat pasa soft skill dan hard skill seperti seminar dan workshop yang tentunya berada dalam ranah teknologi dan bisnis.
Selain kelas offline, pelatihan digital marketing juga diadakan di kelas online, yang mana, peserta disuguhkan beberapa video ‘mentor chat’ yang berisikan orang-orang sukses yang akan berbagi ilmunya seputar finance, cara memulai bisnis, dan masih banyak lagi. Peserta hanya cukup mendaftarkan diri secara online dan tidak dikenakan biaya sepeser pun. Namun, jumlah peserta terbatas hanya sampai 100 orang saja.
Anantya memandang bahwa acara ini sukses, terbukti dengan adanya anjuran agar kegiatan Womenpreneur Digital Acceleration ini diadakan terus menerus, bahkan ketika diadakan di Jogja, perempuan yang hadir sekitar 124 orang, yang sebetulnya dibatasi 100 orang saja.
Beranjak dari kesuksesan tersebut, Anantya pun berharap agar ilmu yang diperoleh oleh peserta dapat diterapkan dalam bisnis mereka.
“Untuk peserta yang ikut, harapannya, ilmunya bisa diterapkan ke bisnis yang baru dirintis dan bisa dilanjutkan belajar di rumah dengan online platform. Mudah-mudahan juga mereka bisa sharing ke teman-temannya yang lain,” tutup Anantya.
*note: Girls in Tech dapat ditemui pada akun media sosial Facebook (Girls in Tech Indonesia) dan Instagram (@girlsintechid).
Komentar