Jalan Goa Lawah Macet 2 Km
Puluhan ribu krama menggelar prosesi Nyegara Gunung di Pura Goa Lawah dan Pantai Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Purnama, Redite Pon Prangbakat, Minggu (26/8).
Puluhan Ribu Krama Gelar Nyegara Gunung
SEMARAPURA, NusaBali
Kedatangan krama membeludak praktis memicu kemacetan arus lalu lintas sampai 2 km. Guna mengurai kemacetan ini, belasan personel Polres dan Polsek Dawan, turun disiagakan untuk mengatur lalu lintas. Sedangkan dari pihak adat juga memberikan pelayanan dengan mengerahkan pecalang dan juru parkir sekitar 15 orang. Kemacetan terjadi ketika krama menyeberang jalan raya dari areal Pura Goa Lawah menuju segara atau Pantai Goa Lawah.
Bendesa Pura Goa Lawah I Putu Juliadi mengatakan, krama yang menggelar prosesi Nyegara Gunung memang banyak karena dewasa ayu (hari baik,Red) pascaupacara Ngaben. Bahkan untuk Minggu kemarin, krama yang Nyegara Gunung bisa mencapai 10-15 rombongan dari sejumlah daerah di Bali. “Krama yang datang sejak Sabtu (25/8) pukul 24.00 Wita, bahkan hingga Minggu sore sekitar pukul 14.00 Wita masih ada,” ujarnya, kepada NusaBali.
Sedikitnya 15 pecalang dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas, tentunya bersama dengan jajaran kepolisian. “Saya berrterimakasih terhadap jajaran Polres Klungkung telah membackup ketika ada upacara Nyegara Gunung di Goa Lawah. Kadang bisa satu pleton datang,” katanya.
Lebih lanjut Juliadi menyebut, krama mulai ramai Nyegara Gunung sejak Juli 2018. Untuk rombongan besar biasanya berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihaknya baik koordinasi langsung maupun lewat telepon. “Kalau rombongan besar seperti tadi dari Padangtegal, Ubud, Gianyar, mencapai 250 puspa. Dua hari sebelumnya yang bersangkutan sudah kontak telepon sehigga kita bisa menyikapi kapasitasnya berapa,” ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau rombongan dalam jumlah banyak, ke depannya daksina linggih/puspa lingga agar dibiarkan pada satu kendaraan (bus). Karena bercermin dari pengalaman apabila menggunakan kendaraan yang berbeda, otomatis bisa terpisah daksinanya. “Ketika daksina itu berpencar menggunakan mobil lain, kemudian kena macet maka bisa ditinggal sama rombongannya,” ujarnya.
Ke depan pihaknya akan membikin kantong-kantong parkir, supaya parkir tidak di pinggir jalan. Namun kekroditan pasti akan terjadi bagaimana pun juga Pura Goa Lawah itu ada di utaranya. Sedangkan pantainya di selatan hingga pasti menyeberang membuat macet jalan raya. “Pada intinya saya sudah atur dengan baik, ada pamedek ramai seperti tadi saya atur jamnya, astungkara berjalan dengan lancar,” ujarnya.*wan
SEMARAPURA, NusaBali
Kedatangan krama membeludak praktis memicu kemacetan arus lalu lintas sampai 2 km. Guna mengurai kemacetan ini, belasan personel Polres dan Polsek Dawan, turun disiagakan untuk mengatur lalu lintas. Sedangkan dari pihak adat juga memberikan pelayanan dengan mengerahkan pecalang dan juru parkir sekitar 15 orang. Kemacetan terjadi ketika krama menyeberang jalan raya dari areal Pura Goa Lawah menuju segara atau Pantai Goa Lawah.
Bendesa Pura Goa Lawah I Putu Juliadi mengatakan, krama yang menggelar prosesi Nyegara Gunung memang banyak karena dewasa ayu (hari baik,Red) pascaupacara Ngaben. Bahkan untuk Minggu kemarin, krama yang Nyegara Gunung bisa mencapai 10-15 rombongan dari sejumlah daerah di Bali. “Krama yang datang sejak Sabtu (25/8) pukul 24.00 Wita, bahkan hingga Minggu sore sekitar pukul 14.00 Wita masih ada,” ujarnya, kepada NusaBali.
Sedikitnya 15 pecalang dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas, tentunya bersama dengan jajaran kepolisian. “Saya berrterimakasih terhadap jajaran Polres Klungkung telah membackup ketika ada upacara Nyegara Gunung di Goa Lawah. Kadang bisa satu pleton datang,” katanya.
Lebih lanjut Juliadi menyebut, krama mulai ramai Nyegara Gunung sejak Juli 2018. Untuk rombongan besar biasanya berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihaknya baik koordinasi langsung maupun lewat telepon. “Kalau rombongan besar seperti tadi dari Padangtegal, Ubud, Gianyar, mencapai 250 puspa. Dua hari sebelumnya yang bersangkutan sudah kontak telepon sehigga kita bisa menyikapi kapasitasnya berapa,” ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau rombongan dalam jumlah banyak, ke depannya daksina linggih/puspa lingga agar dibiarkan pada satu kendaraan (bus). Karena bercermin dari pengalaman apabila menggunakan kendaraan yang berbeda, otomatis bisa terpisah daksinanya. “Ketika daksina itu berpencar menggunakan mobil lain, kemudian kena macet maka bisa ditinggal sama rombongannya,” ujarnya.
Ke depan pihaknya akan membikin kantong-kantong parkir, supaya parkir tidak di pinggir jalan. Namun kekroditan pasti akan terjadi bagaimana pun juga Pura Goa Lawah itu ada di utaranya. Sedangkan pantainya di selatan hingga pasti menyeberang membuat macet jalan raya. “Pada intinya saya sudah atur dengan baik, ada pamedek ramai seperti tadi saya atur jamnya, astungkara berjalan dengan lancar,” ujarnya.*wan
Komentar