Tinggi, Minat Warga Buleleng Jadi TKI
Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI (tenaga kerja Indonesia) asal Buleleng untuk bekerja ke luar negeri makin tinggi.
SINGARAJA, NusaBali
Bahkan setiap tahunnya tercatat hampir ribuan orang, khusus untuk bekerja di darat. Turki adalah negara di Timur Tengah menjadi tujuan terfavorit untuk bekerja di bidang spa. Menurut data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Buleleng, jumlah PMI yang bekerja di luar negeri per Juni 2018 tercatat 539 orang. Jumlah ini sudah melebihi setengah dari jumlah PMI tahun 2017 tercatat 978 orang. Dari jumlah itu, negara Turki masih menjadi idola bagi PMI asal Buleleng. Disusul Italia, New Zealand, Amerika Serikat, Maldive, Brazil, hingga Arab Saudi.
Sekretaris Disnaker Buleleng Dewa Putu Susrama, dihubungi Minggu (26/8) kemarin, mengatakan minat PMI asal Buleleng memang sangat tinggi sejak tahun 1990. Mereka biasanya tertarik menjadi PMI untuk mendapatkan upah yang jauh lebih menjanjikan bila dibandingkan bekerja di daerah asal. “Alasan utama soal upah, kemudian mencari pengalaman juga kebanyakan,” kata dia.
Ratusan PMI asal Buleleng selain bekerja di bidang spa dan salon kecantikan, sebagian juga bekerja sebagai buruh peternakan, buruh tani, seperti di Italia dan Brazil, serta sebagai asisten rumah tangga. Pihaknya mengatakan khusus PMI yang bekerja di darat ini, partisipasinya adalah dari kaum perempuan.
Sejauh ini pihaknya juga mengaku sedang membangun kerjasama dengan sejumlah agent dan perusahaan di Jepang untuk pemberangkatkan PMI asal Buleleng. Terutama penyaluran tenaga SDM bidang bangunan dan paramedis. “Sejauh ini PMI dari kita baru sebatas magang saja, saat ini kita sedang usahakan untuk bisa diterima bekerja disana. Regulasi pengiriman sedang kita jajaki bagaimana seharusnya sehingga aman, perusahaan juga bertanggung jawab penuh disana,” kata dia.
Terkait temuan PMI illegal dan berkasus di luar negeri, pihaknya mengaku terus menginformasikan dan menyosialisasikan kepada agent-agent nakal untuk tidak meraup keuntungan di atas resiko sangat besar. Pihaknya pun mengaku tidak dapat berbuat banyak, karena keberangkatan PMI illegal memang dilakukan secara individu tanpa rekomendasi dari Disnaker. Bahkan mereka menggunakan visa berlibur sehingga dapat lolos di pemeriksaan bandara.*k23
Bahkan setiap tahunnya tercatat hampir ribuan orang, khusus untuk bekerja di darat. Turki adalah negara di Timur Tengah menjadi tujuan terfavorit untuk bekerja di bidang spa. Menurut data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Buleleng, jumlah PMI yang bekerja di luar negeri per Juni 2018 tercatat 539 orang. Jumlah ini sudah melebihi setengah dari jumlah PMI tahun 2017 tercatat 978 orang. Dari jumlah itu, negara Turki masih menjadi idola bagi PMI asal Buleleng. Disusul Italia, New Zealand, Amerika Serikat, Maldive, Brazil, hingga Arab Saudi.
Sekretaris Disnaker Buleleng Dewa Putu Susrama, dihubungi Minggu (26/8) kemarin, mengatakan minat PMI asal Buleleng memang sangat tinggi sejak tahun 1990. Mereka biasanya tertarik menjadi PMI untuk mendapatkan upah yang jauh lebih menjanjikan bila dibandingkan bekerja di daerah asal. “Alasan utama soal upah, kemudian mencari pengalaman juga kebanyakan,” kata dia.
Ratusan PMI asal Buleleng selain bekerja di bidang spa dan salon kecantikan, sebagian juga bekerja sebagai buruh peternakan, buruh tani, seperti di Italia dan Brazil, serta sebagai asisten rumah tangga. Pihaknya mengatakan khusus PMI yang bekerja di darat ini, partisipasinya adalah dari kaum perempuan.
Sejauh ini pihaknya juga mengaku sedang membangun kerjasama dengan sejumlah agent dan perusahaan di Jepang untuk pemberangkatkan PMI asal Buleleng. Terutama penyaluran tenaga SDM bidang bangunan dan paramedis. “Sejauh ini PMI dari kita baru sebatas magang saja, saat ini kita sedang usahakan untuk bisa diterima bekerja disana. Regulasi pengiriman sedang kita jajaki bagaimana seharusnya sehingga aman, perusahaan juga bertanggung jawab penuh disana,” kata dia.
Terkait temuan PMI illegal dan berkasus di luar negeri, pihaknya mengaku terus menginformasikan dan menyosialisasikan kepada agent-agent nakal untuk tidak meraup keuntungan di atas resiko sangat besar. Pihaknya pun mengaku tidak dapat berbuat banyak, karena keberangkatan PMI illegal memang dilakukan secara individu tanpa rekomendasi dari Disnaker. Bahkan mereka menggunakan visa berlibur sehingga dapat lolos di pemeriksaan bandara.*k23
1
Komentar