Proyek Dermaga DTW Diduga Pakai Kayu Bekas
Kayu bekas dermaga DTW Teluk Gilimanuk diduga masih dipakai. Kadisparbud membantah proyek tersebut menggunakan kayu bekas.
NEGARA, NusaBali
Pembangunan dermaga di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, sebagi pengganti dermaga sebelumnya yang uzur, menjadi sorotan. Pembangunan dermaga yang sudah berjalan 50 persen itu ditengarai menggunakan kayu bekas dari dermaga sebelumnya.
Berdasar informasi, Rabu (29/8), penggunaan kayu bekas dalam pembangunan dermaga sebagai penunjang kepariwisataan itu, terlihat dari sejumlah kayu berwarna hitam yang terpasang di dermaga. Kayu berwarna hitam itu tampak berbeda dibanding kayu-kayu berwarna cokelat cerah yang juga terpasang di lokasi. Perbedaan warna kayu bekas dengan kayu baru yang tampak mencolok itu disesalkan warga sekitar.
Jika menggunakan kayu bekas dermaga sebelumnya, dikhawatirkan dermaga yang baru dibangun itu akan cepat rusak. Apalagi dermaga sebelumnya yang dibangun pada era mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa, itu sebelumnya telah keropos.
Direktur CV Cahaya Dewata Made Wardani, selaku kontraktor pelaksana pembangunan dermaga tersebut, ketika dikonfirmasi Rabu kemarin, mengarahkan agar konfirmasi kepada konsultan. Menurutnya, jika sesuai rencana anggaran biaya (RAB), ada beberapa kayu bekas yang digunakan, dan sudah diberikan tanda-tanda kayu bekas mana saja yang masih bisa digunakan.
“Untuk jelasnya konsultan pengawas yang lebih tahu persis. Kita kerja pasti ikut acuan dan arahan teknis dari konsultan pengawas. Kalau tidak sesuai pasti sudah disuruh ganti,” kata Wardani melalui WhatsApp.
Terkait hal tersebut, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Jembrana I Nengah Alit yang dikonfirmasi baliberkarya.com melalui WhatsApp membantah pengerjaan proyek tersebut menggunakan kayu bekas. “Pembangunan dermaga itu tidak menggunakan kayu bekas. Kalau ada kayu bekas di dermaga itu karena belum dibongkar. Nanti kayu-kayu lama akan dibongkar semuanya,” tuturnya. *ode
Pembangunan dermaga di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, sebagi pengganti dermaga sebelumnya yang uzur, menjadi sorotan. Pembangunan dermaga yang sudah berjalan 50 persen itu ditengarai menggunakan kayu bekas dari dermaga sebelumnya.
Berdasar informasi, Rabu (29/8), penggunaan kayu bekas dalam pembangunan dermaga sebagai penunjang kepariwisataan itu, terlihat dari sejumlah kayu berwarna hitam yang terpasang di dermaga. Kayu berwarna hitam itu tampak berbeda dibanding kayu-kayu berwarna cokelat cerah yang juga terpasang di lokasi. Perbedaan warna kayu bekas dengan kayu baru yang tampak mencolok itu disesalkan warga sekitar.
Jika menggunakan kayu bekas dermaga sebelumnya, dikhawatirkan dermaga yang baru dibangun itu akan cepat rusak. Apalagi dermaga sebelumnya yang dibangun pada era mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa, itu sebelumnya telah keropos.
Direktur CV Cahaya Dewata Made Wardani, selaku kontraktor pelaksana pembangunan dermaga tersebut, ketika dikonfirmasi Rabu kemarin, mengarahkan agar konfirmasi kepada konsultan. Menurutnya, jika sesuai rencana anggaran biaya (RAB), ada beberapa kayu bekas yang digunakan, dan sudah diberikan tanda-tanda kayu bekas mana saja yang masih bisa digunakan.
“Untuk jelasnya konsultan pengawas yang lebih tahu persis. Kita kerja pasti ikut acuan dan arahan teknis dari konsultan pengawas. Kalau tidak sesuai pasti sudah disuruh ganti,” kata Wardani melalui WhatsApp.
Terkait hal tersebut, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Jembrana I Nengah Alit yang dikonfirmasi baliberkarya.com melalui WhatsApp membantah pengerjaan proyek tersebut menggunakan kayu bekas. “Pembangunan dermaga itu tidak menggunakan kayu bekas. Kalau ada kayu bekas di dermaga itu karena belum dibongkar. Nanti kayu-kayu lama akan dibongkar semuanya,” tuturnya. *ode
1
Komentar