Pengaman Jalan di Bangli Masih Minim
Pengaman jalan berupa rambu, lampu isyarat, marka, pagar pengaman jalan (gadril) di Kabupaten Bangli masih minim.
BANGLI, NusaBali
Anggarannya terbatas, bahkan tahun ini tidak ada anggaran untuk pengadaan pengaman jalan. Dinas Perhubungan Bangli hanya mendapat anggaran Rp 20 juta, itu pun hanya untuk pemeliharaan rambu-rambu yang sudah terpasang.
Kepala Dinas Perhubungan Bangli, Gede Artha, mengatakan sarana pengaman jalan sangat penting untuk mengurangi atau menekan angka kecelakaan lalulintas. Menurut warga, program hotmix Bupati Bangli sudah berjalan, jalan-jalan kondisinya bagus hanya saja belum dilengkapi sarana pengaman jalan. “Bisa kita lihat jalan homix sudah banyak di Bangli, jalannya sudah bagus namun belum berisi marka atau rambu-rambu,” ungkap Gede Artha, Rabu (29/8).
Gede Artha mengatakan, melihat geografis di Bangli cukup banyak jalan yang terjal dan membutuhkan gadril dan rambu. Contohnya, lokasi mobil wisatawan yang jatuh ke Danau Batur beberapa waktu lalu, sampai saat ini belum dipasangi gadril. “Kami sudah usulkan namun belum mendapat anggaran. Tahun 2019 kami usulkan kembali,” jelasnya. Dikatakan, bila jalan dilengkapi gadril, jika terjadi kecelakaan kendaraan bisa tertahan oleh gradil sehingga tidak langsung jatuh. Seperti hal kecelakaan di Terunyan, karena tidak ada penyangga mobil langsung terjun ke danau. “Sarana pengaman jalan salah satu komponen yang penting meminimalisir kecelakaan,” sambungnya.
Gede Arta mengaku ajukan usulan secara bertahap untuk sarana pengaman jalan sebab sebagian besar jalan kabupaten belum dilengkapi gadril. “Tahun ini kami hanya mendapatkan anggaran pemeliharaan rambu-rambu yang sudah terpasang. Anggarannya Rp 20 juta,” imbuhnya. Terkait kondisi gradil di ruas jalan Kecamatan Tembuku, Gede Artha mengatakan jalan tersebut merupakan jalan provinsi. Sehingga sarana prasarana pengaman jalan menjadi kewenangan provinsi. “Ruas jalan dari Gunakasa Kelurahan Cempaga hingga Tembuku merupakan jalan provinsi. Masalah kondisi gadril maupun sarana lainnya kami tidak bisa berkomentar banyak,” ujarnya. *es
Kepala Dinas Perhubungan Bangli, Gede Artha, mengatakan sarana pengaman jalan sangat penting untuk mengurangi atau menekan angka kecelakaan lalulintas. Menurut warga, program hotmix Bupati Bangli sudah berjalan, jalan-jalan kondisinya bagus hanya saja belum dilengkapi sarana pengaman jalan. “Bisa kita lihat jalan homix sudah banyak di Bangli, jalannya sudah bagus namun belum berisi marka atau rambu-rambu,” ungkap Gede Artha, Rabu (29/8).
Gede Artha mengatakan, melihat geografis di Bangli cukup banyak jalan yang terjal dan membutuhkan gadril dan rambu. Contohnya, lokasi mobil wisatawan yang jatuh ke Danau Batur beberapa waktu lalu, sampai saat ini belum dipasangi gadril. “Kami sudah usulkan namun belum mendapat anggaran. Tahun 2019 kami usulkan kembali,” jelasnya. Dikatakan, bila jalan dilengkapi gadril, jika terjadi kecelakaan kendaraan bisa tertahan oleh gradil sehingga tidak langsung jatuh. Seperti hal kecelakaan di Terunyan, karena tidak ada penyangga mobil langsung terjun ke danau. “Sarana pengaman jalan salah satu komponen yang penting meminimalisir kecelakaan,” sambungnya.
Gede Arta mengaku ajukan usulan secara bertahap untuk sarana pengaman jalan sebab sebagian besar jalan kabupaten belum dilengkapi gadril. “Tahun ini kami hanya mendapatkan anggaran pemeliharaan rambu-rambu yang sudah terpasang. Anggarannya Rp 20 juta,” imbuhnya. Terkait kondisi gradil di ruas jalan Kecamatan Tembuku, Gede Artha mengatakan jalan tersebut merupakan jalan provinsi. Sehingga sarana prasarana pengaman jalan menjadi kewenangan provinsi. “Ruas jalan dari Gunakasa Kelurahan Cempaga hingga Tembuku merupakan jalan provinsi. Masalah kondisi gadril maupun sarana lainnya kami tidak bisa berkomentar banyak,” ujarnya. *es
1
Komentar