Dua Aktor Teater Jakarta Pentas di Buleleng
Dua orang sohiban, Mamexandria dan Roy Julian, personel Kantor Teater Jakarta pentas di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Buleleng, pada Selasa (28/8) malam.
SINGARAJA, NusaBali
Keduanya yang sudah ‘jatuh bangun’ di dunia teater sejak tahun 2012 silam, membawakan teater berjudul ‘belajar tertawa’.
Dalam pertunjukannya, keduanya lebih memfokuskan pada pola kerja keaktoran. Keduanya pun bermain maksimal, dengan adaptasi ruang yang sangat bebas dan konfrontasi tubuh. Dalam visi pertunjukan keliling Indonesia itu, Mamex dan Roy juga terbiasa dan lebih dominan memilih ruang pentasnya di jalanan dan di ruang publik.
Sebagian adegan dimainkan dengan irama yang diciptakan dari gerak dan suara, tanpa iringan background musik. Semua dimainkan sangat dinamis. Dalam pementasan yang dibagi menjadi empat babak, keduanya juga memanfaatkan seluruh ruang dan benda-benda yang tersedia, sebagai properti pementasan.
Roy usai pementasan mengatakan, jika teater yang dibawakannya merupakan pementasan dari latihan intens yang dilakukannya dalam perjalanan. Dalam visinya berkeliling Indonesia, duo aktor ini pun mengaku sering kali berlatih dengan berjalan kaki, membangun komunikasi ruang masing-masing. “Selama pementasan memang kami memilih tempat-tempat publik dan jalanan, karena awalnya kami dari gerombolan yang terusir. Bermain di stasiun kereta, kuburan, rumah sakit, taman kanan-kanak, dan dengan spontan berdaptasi dengan ruang,” ujarnya. *k23
Dalam pertunjukannya, keduanya lebih memfokuskan pada pola kerja keaktoran. Keduanya pun bermain maksimal, dengan adaptasi ruang yang sangat bebas dan konfrontasi tubuh. Dalam visi pertunjukan keliling Indonesia itu, Mamex dan Roy juga terbiasa dan lebih dominan memilih ruang pentasnya di jalanan dan di ruang publik.
Sebagian adegan dimainkan dengan irama yang diciptakan dari gerak dan suara, tanpa iringan background musik. Semua dimainkan sangat dinamis. Dalam pementasan yang dibagi menjadi empat babak, keduanya juga memanfaatkan seluruh ruang dan benda-benda yang tersedia, sebagai properti pementasan.
Roy usai pementasan mengatakan, jika teater yang dibawakannya merupakan pementasan dari latihan intens yang dilakukannya dalam perjalanan. Dalam visinya berkeliling Indonesia, duo aktor ini pun mengaku sering kali berlatih dengan berjalan kaki, membangun komunikasi ruang masing-masing. “Selama pementasan memang kami memilih tempat-tempat publik dan jalanan, karena awalnya kami dari gerombolan yang terusir. Bermain di stasiun kereta, kuburan, rumah sakit, taman kanan-kanak, dan dengan spontan berdaptasi dengan ruang,” ujarnya. *k23
Komentar