Cegah Longsor, BPBD Akan Pasang Webbing Jute dan Rumput Vetiver
Cuaca kerap berubah-ubah, sebentar hujan kemudian panas. Untuk mengantisipasi cuaca yang tak menentu tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung berencana memasang webbing jute (jaring dari serabut kelapa) dan rumput vetiver (akar wangi) untuk penahan longsor.
MANGUPURA, NusaBali
Rencana pemasangan serabut kalapa dan rumput akar wangi dengan nama ilmiah vetiveria zizanioides akan dilakukan di wilayah Badung Utara, tepatnya di Kecamatan Petang.
“Sejumlah tebing yang rawan longsor kami pasang. Petang adalah kawasan rawan bencana longsor, kami tangani dulu di sana. Tahun ini kami rencana akan pasang di dua titik yakni di Desa Pangsan dan Getasan. Masing-masing 10 are,” kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Badung I Wayan Netra, Rabu (29/8).
Secara teknis, anyaman serabut kelapa akan dibikin menyerupai jaring lalu dipasang di titik rawan longsor. “Sementara yang kami cari adalah daerah yang memiliki kemiringan sekitar 45 derajat,” ungkap Netra. Di sela-sela jaring dari anyaman sabut kelapa tadi ditanam rumput vetiver, dimana akarnya bisa mencapai 3 meter ke dalam tanah. “Jadi, akan sangat memperkuat daya tahan tanah,” tegasnya.
Teknik ini diakuinya memang bukan hal baru, sebab di sejumlah daerah di Indonesia telah banyak mempergunakan teknis serupa untuk penahan longsor. “Seperti di Garut, Jawa Barat, juga seperti ini,” ungkapnya.
“Intinya, dengan cara ini menjadi penahan agar tanah tidak mudah longsor. Dan bahan-bahannya ini alami semua,” kata Netra.
Disinggung terkait anggaran pemasangan webbing jute (serabut kelapa) dan rumput vetiver (akar wangi), Netra menyatakan anggaran bersumber dari APBD Badung tahun 2018. “Nilainya sekitar Rp 195 juta,” jelasnya.
“Apabila masyarakat Kabupaten Badung berminat sebagai penyedia webbing jute ini bisa menghubungi kami BPBD Badung di markas kami di Jala Raya Kunti II, Nomor 99, Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta,” imbuh Netra.* asa
“Sejumlah tebing yang rawan longsor kami pasang. Petang adalah kawasan rawan bencana longsor, kami tangani dulu di sana. Tahun ini kami rencana akan pasang di dua titik yakni di Desa Pangsan dan Getasan. Masing-masing 10 are,” kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Badung I Wayan Netra, Rabu (29/8).
Secara teknis, anyaman serabut kelapa akan dibikin menyerupai jaring lalu dipasang di titik rawan longsor. “Sementara yang kami cari adalah daerah yang memiliki kemiringan sekitar 45 derajat,” ungkap Netra. Di sela-sela jaring dari anyaman sabut kelapa tadi ditanam rumput vetiver, dimana akarnya bisa mencapai 3 meter ke dalam tanah. “Jadi, akan sangat memperkuat daya tahan tanah,” tegasnya.
Teknik ini diakuinya memang bukan hal baru, sebab di sejumlah daerah di Indonesia telah banyak mempergunakan teknis serupa untuk penahan longsor. “Seperti di Garut, Jawa Barat, juga seperti ini,” ungkapnya.
“Intinya, dengan cara ini menjadi penahan agar tanah tidak mudah longsor. Dan bahan-bahannya ini alami semua,” kata Netra.
Disinggung terkait anggaran pemasangan webbing jute (serabut kelapa) dan rumput vetiver (akar wangi), Netra menyatakan anggaran bersumber dari APBD Badung tahun 2018. “Nilainya sekitar Rp 195 juta,” jelasnya.
“Apabila masyarakat Kabupaten Badung berminat sebagai penyedia webbing jute ini bisa menghubungi kami BPBD Badung di markas kami di Jala Raya Kunti II, Nomor 99, Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta,” imbuh Netra.* asa
1
Komentar