Kemenkominfo Harapkan Media Turut Ciptakan Pemilu Berintegritas
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengharapkan insan media di Bali turut menciptakan Pemilu 2019 yang berkualitas dengan menjalankan peran yang baik dan bertanggung jawab.
DENPASAR, NusaBali
"Presiden sudah sering menggarisbawahi bahwa dalam proses pemilu untuk mencari pemimpin, jangan sampai mengakibatkan masyarakat kita terpecah belah, dan pers memiliki tugas yang penting dan strategis," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Publik, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemkominfo, Wiryanta, dalam acara bertajuk ‘Editor's Forum, Media Bermartabat untuk Pemilu Berkualitas’ di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Rabu (29/8).
Dalam acara yang diikuti puluhan wartawan, pers mahasiswa termasuk para pemimpin redaksi media di Bali ini, tampil sebagai narasumber yakni, Ketua Dewan Pers 2010-2016 Bagir Manan, Wakil Ketua Dewan Pers 2010-2013 Bambang Harymurti, Anggota Dewan Pers 2010-2013 Agus Sudibyo, dan Tenaga Ahli Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Ahmed Kurnia.
Lebih lanjut Wiryanta juga melihat peran media sosial (medsos) juga sangat besar untuk turut memengaruhi opini masyarakat dalam proses pemilu, di samping media jurnalistik yang sudah ada.
"Saat ini peran medsos sangat besar karena setiap orang yang memegang handphone dan terkoneksi internet dapat menuliskan informasi dan men-sharing informasi, meskipun bukan pekerja media," ujarnya.
Sementara itu, Agus Sudibyo mengatakan, meskipun di tengah maraknya masyarakat yang mengakses dan memanfaatkan medsos sebagai rujukan informasi, tetapi berdasarkan hasil penelitian, sekitar 71 persen masyarakat tetap masih percaya pada media jurnalistik sebagai rujukan informasi.
"Jadi, bagaimana kita menjaga kepercayaan ini dengan memberikan yang lebih baik dan lebih dipercaya dibandingkan media sosial. Kalau media dengan karya jurnalistiknya memberikan informasi yang sama dengan media sosial, apa artinya," ucapnya.
Menurut dia, semestinya wartawan atau jurnalis, dapat memberikan jurnalisme yang bermartabat, yang lebih baik. Hal ini agar profesi wartawan bisa tetap dipercaya masyarakat, apalagi menjelang Pilpres 2019. "Media saya harapkan jangan berkubu-kubu dan dapat menjaga independensi, mungkin bisa dibentuk forum bersama untuk saling mengingatkan gerakan santun bermedia," ujar Agus Sudibyo.
Pandangan senada disampaikan Prof Bagir Manan. Mantan Ketua Dewan Pers itu mengatakan terkait dengan pemilu, media harus berfungsi sebagai pencerah, sehingga dapat juga memotivasi masyarakat untuk datang ke TPS. "Pers seharusnya dapat menjadi mata dan telinga, sehingga tahapan dan proses pemilu dapat betul-betul memenuhi standar pemilu yang baik," ucapnya.
Bagir Manan juga mempertanyakan, masih sanggupkah wartawan untuk menjaga independensi dan menjaga kepercayaan publik, karena sejatinya mereka memang bekerja untuk kepentingan publik.
Sementara itu, Ketua PWI Bali IGM Dwikora Putra berharap dengan kegiatan yang diselenggarakan ini dapat tumbuh kesadaran dari insan media untuk bisa berpartisipasi menurunkan ‘tensi politik’ yang cenderung memanas dan dapat menimbulkan gesekan menjelang pemilu. *ant, mi
"Presiden sudah sering menggarisbawahi bahwa dalam proses pemilu untuk mencari pemimpin, jangan sampai mengakibatkan masyarakat kita terpecah belah, dan pers memiliki tugas yang penting dan strategis," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Publik, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemkominfo, Wiryanta, dalam acara bertajuk ‘Editor's Forum, Media Bermartabat untuk Pemilu Berkualitas’ di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Rabu (29/8).
Dalam acara yang diikuti puluhan wartawan, pers mahasiswa termasuk para pemimpin redaksi media di Bali ini, tampil sebagai narasumber yakni, Ketua Dewan Pers 2010-2016 Bagir Manan, Wakil Ketua Dewan Pers 2010-2013 Bambang Harymurti, Anggota Dewan Pers 2010-2013 Agus Sudibyo, dan Tenaga Ahli Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Ahmed Kurnia.
Lebih lanjut Wiryanta juga melihat peran media sosial (medsos) juga sangat besar untuk turut memengaruhi opini masyarakat dalam proses pemilu, di samping media jurnalistik yang sudah ada.
"Saat ini peran medsos sangat besar karena setiap orang yang memegang handphone dan terkoneksi internet dapat menuliskan informasi dan men-sharing informasi, meskipun bukan pekerja media," ujarnya.
Sementara itu, Agus Sudibyo mengatakan, meskipun di tengah maraknya masyarakat yang mengakses dan memanfaatkan medsos sebagai rujukan informasi, tetapi berdasarkan hasil penelitian, sekitar 71 persen masyarakat tetap masih percaya pada media jurnalistik sebagai rujukan informasi.
"Jadi, bagaimana kita menjaga kepercayaan ini dengan memberikan yang lebih baik dan lebih dipercaya dibandingkan media sosial. Kalau media dengan karya jurnalistiknya memberikan informasi yang sama dengan media sosial, apa artinya," ucapnya.
Menurut dia, semestinya wartawan atau jurnalis, dapat memberikan jurnalisme yang bermartabat, yang lebih baik. Hal ini agar profesi wartawan bisa tetap dipercaya masyarakat, apalagi menjelang Pilpres 2019. "Media saya harapkan jangan berkubu-kubu dan dapat menjaga independensi, mungkin bisa dibentuk forum bersama untuk saling mengingatkan gerakan santun bermedia," ujar Agus Sudibyo.
Pandangan senada disampaikan Prof Bagir Manan. Mantan Ketua Dewan Pers itu mengatakan terkait dengan pemilu, media harus berfungsi sebagai pencerah, sehingga dapat juga memotivasi masyarakat untuk datang ke TPS. "Pers seharusnya dapat menjadi mata dan telinga, sehingga tahapan dan proses pemilu dapat betul-betul memenuhi standar pemilu yang baik," ucapnya.
Bagir Manan juga mempertanyakan, masih sanggupkah wartawan untuk menjaga independensi dan menjaga kepercayaan publik, karena sejatinya mereka memang bekerja untuk kepentingan publik.
Sementara itu, Ketua PWI Bali IGM Dwikora Putra berharap dengan kegiatan yang diselenggarakan ini dapat tumbuh kesadaran dari insan media untuk bisa berpartisipasi menurunkan ‘tensi politik’ yang cenderung memanas dan dapat menimbulkan gesekan menjelang pemilu. *ant, mi
1
Komentar