Lion Periksa Pilot hingga Pramugari
Izinkan Neno Warisman Pakai Mic
JAKARTA, NusaBali
Pihak Lion Air masih memeriksa pilot dan awak kabin pesawat yang memberi izin kepada Neno Warisman untuk menggunakan public address system (PAS). Pilot dan awak kabin pesawat itu akan diberi pendidikan ulang bila terbukti melanggar prosedur.
"Nanti kalau memang tidak ada kepahaman soal prosedur, kepatuhan ini akan dilatih lagi, di-masukin kelas lagi," kata Managing Director Lion Air Group Captain Daniel Putut di Lion Air Tower, Jl Gajah Mada, Jakarta Pusat, Kamis (30/8) seperti dilansir detik.
Total ada 7 orang yang diperiksa Lion Air. Yaitu, pilot, co pilot, 1 pramugara, dan 4 pramugari. Daniel menerangkan proses pemeriksaan internal itu biasanya memakan waktu dua minggu. Selama pemeriksaan, pilot dan awak kabin diberi sanksi grounded atau tidak boleh terbang.
"Kami berikan sanksi di-grounded bukan dalam tanda kutip sanksi hukum tapi di darat dulu untuk tidak terbang beberapa lama untuk melewati berbagai proses pemeriksaan. Ini lagi dilakukan intens oleh kami," tuturnya.
Lebih jauh ia katakan, pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan informasi dari awak pesawat bagaimana proses atau kronologis penggunaan public address yang seharusnya tidak dapat digunakan oleh penumpang umum. Tapi hari itu secara sembarangan digunakan oleh Neno Warisman, yang tercatat sebagai penumpang umum.
"Nah ini yang sedang kita selidiki, ada kesalahan apakah sehingga seseorang VIC atau seorang pramugara memberikan mic-nya kepada penumpang. Nah, kesalahan ini yang sedang kita dalami," ujarnya.
Dan apabila Capten atau pilot terbukti memberikan ijin kepada Neno Warisman, lanjut Daniel, pilot terancam sanksi 'didaratkan' sambil diberikan pendidikan ulang atau CRM oleh pihak management Lion Air tentang prosedur penerbangan.
"Untuk sanksi belum sampai ke situ (diberhentikan). Jadi nanti apabila diketahui ada ketidakpahaman prosedur atau ketidakpatuhan, maka dia kita teruskan dilatih lagi, dimasukkan kelas lagi, jadi yang tadi dua minggu mungkin bisa tambah karena ternyata mereka tidak mempunyai pengetahuan mengenai hal ini, jadi kita masukan kelas lagi namanya CRM. Kita coba latih lagi sampai benar-benar mereka menguasai prosedur penerbangan," kata Daniel.
Corporate Communication Lion Group Danang Mandala Priantoro , menambahkan pilot yang membawa pesawat Lion Air yang ditumpangi Neno bukanlah Capt. Pribadi Ali Sudarso. Pesawat dengan nomer penerbangan JT 297 rute Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru- Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta itu dipimpin oleh Capt. Joko Timbul Sembodo.
"Penerbangan JT 297 Lion Air yang melayani penerbangan rute Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ke Bandara Internasional Soekarno Hatta dipiloti oleh Capt.Joko Timbul Sembodo bukan Capt.Pribadi Ali Sudarso," kata Danang Mandala di kantor Lion Air, Jakarta Pusat, Kamis (30/8). *
Pihak Lion Air masih memeriksa pilot dan awak kabin pesawat yang memberi izin kepada Neno Warisman untuk menggunakan public address system (PAS). Pilot dan awak kabin pesawat itu akan diberi pendidikan ulang bila terbukti melanggar prosedur.
"Nanti kalau memang tidak ada kepahaman soal prosedur, kepatuhan ini akan dilatih lagi, di-masukin kelas lagi," kata Managing Director Lion Air Group Captain Daniel Putut di Lion Air Tower, Jl Gajah Mada, Jakarta Pusat, Kamis (30/8) seperti dilansir detik.
Total ada 7 orang yang diperiksa Lion Air. Yaitu, pilot, co pilot, 1 pramugara, dan 4 pramugari. Daniel menerangkan proses pemeriksaan internal itu biasanya memakan waktu dua minggu. Selama pemeriksaan, pilot dan awak kabin diberi sanksi grounded atau tidak boleh terbang.
"Kami berikan sanksi di-grounded bukan dalam tanda kutip sanksi hukum tapi di darat dulu untuk tidak terbang beberapa lama untuk melewati berbagai proses pemeriksaan. Ini lagi dilakukan intens oleh kami," tuturnya.
Lebih jauh ia katakan, pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan informasi dari awak pesawat bagaimana proses atau kronologis penggunaan public address yang seharusnya tidak dapat digunakan oleh penumpang umum. Tapi hari itu secara sembarangan digunakan oleh Neno Warisman, yang tercatat sebagai penumpang umum.
"Nah ini yang sedang kita selidiki, ada kesalahan apakah sehingga seseorang VIC atau seorang pramugara memberikan mic-nya kepada penumpang. Nah, kesalahan ini yang sedang kita dalami," ujarnya.
Dan apabila Capten atau pilot terbukti memberikan ijin kepada Neno Warisman, lanjut Daniel, pilot terancam sanksi 'didaratkan' sambil diberikan pendidikan ulang atau CRM oleh pihak management Lion Air tentang prosedur penerbangan.
"Untuk sanksi belum sampai ke situ (diberhentikan). Jadi nanti apabila diketahui ada ketidakpahaman prosedur atau ketidakpatuhan, maka dia kita teruskan dilatih lagi, dimasukkan kelas lagi, jadi yang tadi dua minggu mungkin bisa tambah karena ternyata mereka tidak mempunyai pengetahuan mengenai hal ini, jadi kita masukan kelas lagi namanya CRM. Kita coba latih lagi sampai benar-benar mereka menguasai prosedur penerbangan," kata Daniel.
Corporate Communication Lion Group Danang Mandala Priantoro , menambahkan pilot yang membawa pesawat Lion Air yang ditumpangi Neno bukanlah Capt. Pribadi Ali Sudarso. Pesawat dengan nomer penerbangan JT 297 rute Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru- Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta itu dipimpin oleh Capt. Joko Timbul Sembodo.
"Penerbangan JT 297 Lion Air yang melayani penerbangan rute Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ke Bandara Internasional Soekarno Hatta dipiloti oleh Capt.Joko Timbul Sembodo bukan Capt.Pribadi Ali Sudarso," kata Danang Mandala di kantor Lion Air, Jakarta Pusat, Kamis (30/8). *
Komentar