Pohon Pule Roboh Timpa Pura Prajapati
Sebuah pohon pule tinggi sekitar 15 meter di Setra Desa Pakraman Pohsanten, Banjar/Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, roboh menimpa Pura Prajapati di areal setra setempat, Kamis (30/8) siang.
NEGARA, NusaBal
Selain menghancurkan sejumlah bangunan pura, pohon pule itu juga menghancurkan bangunan gudang. Diperkirakan kerugian total hingga Rp 200 juta.
Berdasar informasi, Jumat (31/8), robohnya pohon pule yang diperkirakan berusia 100 tahun lebih itu, terjadi Kamis (30/8) sekitar pukul 12.15 Wita. Pohon pule itu diduga tumbang ketika tidak ada angin kencang maupun hujan, dan lapuk. Saat kejadian tersebut tidak ada aktivitas warga di areal setra setempat, sehingga tidak sampai menimbulkan korban manusia. “Awalnya saya dengar ada suara gemuruh dari setra. Baru saya cek, ternyata pohon tumbang,” ujar Mangku Pura Prajapati, Made Suarna, yang juga kebetulan tinggal dekat areal setra setempat.
Timpaan pohon mengkibatkan kerusakan palinggih, bale pawedan, termasuk tembok di Pura Prajapati. Bangunan gudang berukuran 5 meter x 7 meter di sebelah Pura Prajapati, juga ikut hancur tertimpa batang pohon pule berdiameter sekitar 50 centimeter tersebut. “Pohonnya ini memang sudah lama. Dulu juga sering diambil sebagai bahan tapel (topeng) tapakan. Batang yang roboh ini hanya setengahnya. Rencana nanti, sisa batangnya itu juga akan sekalian dipotong, karena khawatir nanti menyusul roboh,” ujar Mangku Suana.
Setelah mengetahui kejadian pohon roboh itu, sejumlah krama setempat melakukan pembersihan awal. Tetapi karena ukuran batang pohon begitu besar dan panjang, warga melalui jajaran Pemerintah Desa setempat, meminta bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana. “Untuk perbaikan pura ini, nanti kami bahas dulu lebih lanjut dengan menggelar rapat desa. Rapat itu kami rencanakan setelah selesai pujawali, 9 September nanti,” ujar Perbekel Desa Pohsanten Gusti Agung Kade Sultra, Jumat kemarin.
Kepala Pelaksanaan BPBD Jembrana Ketut Eko Susila Artha Permana, mengatakan tumbangnya pohon pule, Kamis siang tersebut, mulai dibersihkan jajarannya bersama warga sekitar, Jumat kemarin. Dalam membersihkan batang pohon yang dilaksanakan mulai pagi hingga sore kemarin itu, diturunkan 3 chainsaw. “Kami baru bersihkan tadi, karena tidak berani sembarangan berkaitan pura, dan menunggu koordinasi dari desa. Sesuai pendataan kami, kerugian material diperkirakan Rp 200 juta. Khusus Pura Prajapati diperkirakan Rp 125 juta, dan bangunan gudang sekitar Rp 75 juta,” ujarnya. *ode
Berdasar informasi, Jumat (31/8), robohnya pohon pule yang diperkirakan berusia 100 tahun lebih itu, terjadi Kamis (30/8) sekitar pukul 12.15 Wita. Pohon pule itu diduga tumbang ketika tidak ada angin kencang maupun hujan, dan lapuk. Saat kejadian tersebut tidak ada aktivitas warga di areal setra setempat, sehingga tidak sampai menimbulkan korban manusia. “Awalnya saya dengar ada suara gemuruh dari setra. Baru saya cek, ternyata pohon tumbang,” ujar Mangku Pura Prajapati, Made Suarna, yang juga kebetulan tinggal dekat areal setra setempat.
Timpaan pohon mengkibatkan kerusakan palinggih, bale pawedan, termasuk tembok di Pura Prajapati. Bangunan gudang berukuran 5 meter x 7 meter di sebelah Pura Prajapati, juga ikut hancur tertimpa batang pohon pule berdiameter sekitar 50 centimeter tersebut. “Pohonnya ini memang sudah lama. Dulu juga sering diambil sebagai bahan tapel (topeng) tapakan. Batang yang roboh ini hanya setengahnya. Rencana nanti, sisa batangnya itu juga akan sekalian dipotong, karena khawatir nanti menyusul roboh,” ujar Mangku Suana.
Setelah mengetahui kejadian pohon roboh itu, sejumlah krama setempat melakukan pembersihan awal. Tetapi karena ukuran batang pohon begitu besar dan panjang, warga melalui jajaran Pemerintah Desa setempat, meminta bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana. “Untuk perbaikan pura ini, nanti kami bahas dulu lebih lanjut dengan menggelar rapat desa. Rapat itu kami rencanakan setelah selesai pujawali, 9 September nanti,” ujar Perbekel Desa Pohsanten Gusti Agung Kade Sultra, Jumat kemarin.
Kepala Pelaksanaan BPBD Jembrana Ketut Eko Susila Artha Permana, mengatakan tumbangnya pohon pule, Kamis siang tersebut, mulai dibersihkan jajarannya bersama warga sekitar, Jumat kemarin. Dalam membersihkan batang pohon yang dilaksanakan mulai pagi hingga sore kemarin itu, diturunkan 3 chainsaw. “Kami baru bersihkan tadi, karena tidak berani sembarangan berkaitan pura, dan menunggu koordinasi dari desa. Sesuai pendataan kami, kerugian material diperkirakan Rp 200 juta. Khusus Pura Prajapati diperkirakan Rp 125 juta, dan bangunan gudang sekitar Rp 75 juta,” ujarnya. *ode
Komentar