Kusamba Rawan Ke-2 Tsunami di Bali
Pergeseran lempeng Eurasia dan Indo-Australia, akan memicu gempa bumi dan tsunami.
SEMARAPURA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali menyasar Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, sebagai pilot project (percontohan) desa tangguh bencana. Karena, untuk di Bali, Desa Kusamba menempati posisi ke-2 rawan bencana tsunami, setelah perairan di Badung.
Untuk melancarkan program ini, 30 warga Kusamba digembleng tentang pelatihan tanggap bencana, di Kantor Perbekel Kusamba, Senin (4/4) pagi. Materi pelatihan diberikan langsung oleh petugas BPBD Provinsi, BMKG, PMI, BPBD Klungkung dan sebagainya, digelar selama 8 hari sejak 4 -12 April 2016. Pembekalan materi lebih dipusatkan di Kantor Perbekel, kemudian kegiatan pada hari terakhir Selasa (12/4) bakal digelar simulasi tanggap bencana Tsunami di Pantai Manggalan Cedik Baru, Desa Kusamba.
Desa Kusamba terdiri dari 8 dusun berpenduduk sekitar 6.000 jiwa. Untuk memberikan pemerataan terhadap pelatihan desa tangguh bencana, 30 orang pucuk-pucuk pimpinan desa dicomot sebagai peserta pelatihan. “Untuk di Bali, Desa Kusamba menempati posisi kedua rawan bencana tsunami, setelah perairan di Badung,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Bali I Gusti Ngurah Semawa, didampingi Kepala Pelaksana BPBD Klungkung Putu Widiada.
Kata Semawa, saat ini terdapat dua lempengan yang berpotensi terjadi gelombang tsunami, salah satunya berada di sebelah terletak tenggara pulau Bali. Disebut dengan lempeng Eurasia dan Indo-Australia, jika ini terjadi pergesaran akan terjadi gempa bumi dan tsunami. Selama ini kerap terjadi gempa bumi, namun hal itu masih aman. Jika gempa bumi berkekuatan 7 skala richter perlu diwaspadai terjadinya tsunami. “Potensi-potensi bencana memang bisa kita prediksi, namun kapan terjadinya kita tidak tahu,” katanya.
Guna mengatisipasinya, maka menguatkan peranan desa-desa yang rawan bencana agar bisa tanggap untuk melakukan evakuasi. Sehingga usai pelatihan ini, para peserta tersebut bisa menyosialisasikan kepada warganya. Diantaranya, mengarahkan untuk menuju jalur evakuasi, upaya penyelamatan diri sendiri maupun orang lain dan sebagainya. “Kalau sudah pemimpin banjar/desa yang mengarahkan, warganya pasti mau mengikuti,” katanya. Pihaknya juga sudah memasang sejumlah papan peringatan bahaya tsunami di sejumlah titik di Bali. 7 w
Komentar