DPRD Soroti Pembuangan Anjing di Eks Galian C
Maraknya pembuangan anjing di eks galian C, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, hingga ada seekor anjing ditemukan terjangkit virus rabies, menjadi sorotan kalangan DPRD Klungkung.
SEMARAPURA, NusaBali
Karena jika itu terus dibiarkan ke depannya, maka risiko penyakit rabies akan tinggi. “Dinas Pertanian yang menangani masalah ini, sebaiknya bekerjasama dengan prajuru adat setempat untu mengatasi masalah ini,” ujar anggota DPRD Klungkung, Sang Nyoman Putryasa, Minggu (2/9). Dengan koordinasi tersebut otomatis dinas terkait cepat mendapatkan informasi untuk penanganan anjing liar. Jangan sampai sudah ditemukan kasus gigitan anjing positif rabies, baru mendapat penanganan.
Labih lanjut, politisi PDIP asal Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini menjelaskan langkah pencegahan jauh lebih efektif. Mengingat pengadaan VAR (vaksin anti rabies) terkadang juga sulit didapat sehingga bisa meminimalisir penggunaan VAR. Pihaknya mengajak masyarakat yang memiliki anjing betina dan beranak, agar tidak membuang anak anjing itu ke eks galian C maupun tempat-tempat lainnya. Karena kasus anjing positif rabies kembali mencuat tahun 2018 ini, sudah ditemukan empat ekor anjing positif rabies, dan seekor kucing ditemukan terjangkit virus rabies. Padahal tahun 2017 nihil ditemukan anjing positif rabies. Sementara itu, anjing rabies mulai ditemukan 18 ekor tahun 2010, 8 anjing rabies tahun 2011, 2 anjing rabies tahun 2012, 1 anjing rabies tahun 2013, 10 anjing rabies tahun 2014, 23 anjing rabies tahun 2015, 3 anjing rabies tahun 2016.
Putrayasa juga menyorot tentang ditemukannya kucing positif rabies. Dinas terkait juga mesti menelusuri penyebabnya, lanjut melakukan penanggulan agar tidak terjadi lagi. Mengingat kucing pergerakannya cukup agresif. “Ini harus segera ditanggulangi,” ujarnya.
Menindaklanjuti anjing positif rabies itu Dinas Pertanian langsung turun ke lapangan. Langkah ini untuk mengeliminasi sejumlah anjing liar secara obyektif yang disinyalir sempat kontak dengan anjing positif rabies tersebut, termasuk memvaksinasi puluhan anjing peliharaan.
Namun langkah eliminasi ini juga mendapat sorotan dari anggota DPRD Klungkung lainnya, I Made Jana. Kata dia, pasca ditemukan anjing positif rabies dinas terkait tidak serta merta mengeliminasi anjing di sekitarnya, karena lama-lama anjing lokal bisa punah. Terlebih sebagai penjaga rumah, anjing juga untuk sarana upakara caru. “Kami mendorong dinas terkait untuk menangkap anjing tersebut, kemudian memberikan vaksin, jadi tidak serta-merta memusnahkan atau eliminasi,” ujarnya. Namun kalau anjing itu memang memiliki gejala poisitif rabies ya herus dieliminasi.*wan
Karena jika itu terus dibiarkan ke depannya, maka risiko penyakit rabies akan tinggi. “Dinas Pertanian yang menangani masalah ini, sebaiknya bekerjasama dengan prajuru adat setempat untu mengatasi masalah ini,” ujar anggota DPRD Klungkung, Sang Nyoman Putryasa, Minggu (2/9). Dengan koordinasi tersebut otomatis dinas terkait cepat mendapatkan informasi untuk penanganan anjing liar. Jangan sampai sudah ditemukan kasus gigitan anjing positif rabies, baru mendapat penanganan.
Labih lanjut, politisi PDIP asal Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini menjelaskan langkah pencegahan jauh lebih efektif. Mengingat pengadaan VAR (vaksin anti rabies) terkadang juga sulit didapat sehingga bisa meminimalisir penggunaan VAR. Pihaknya mengajak masyarakat yang memiliki anjing betina dan beranak, agar tidak membuang anak anjing itu ke eks galian C maupun tempat-tempat lainnya. Karena kasus anjing positif rabies kembali mencuat tahun 2018 ini, sudah ditemukan empat ekor anjing positif rabies, dan seekor kucing ditemukan terjangkit virus rabies. Padahal tahun 2017 nihil ditemukan anjing positif rabies. Sementara itu, anjing rabies mulai ditemukan 18 ekor tahun 2010, 8 anjing rabies tahun 2011, 2 anjing rabies tahun 2012, 1 anjing rabies tahun 2013, 10 anjing rabies tahun 2014, 23 anjing rabies tahun 2015, 3 anjing rabies tahun 2016.
Putrayasa juga menyorot tentang ditemukannya kucing positif rabies. Dinas terkait juga mesti menelusuri penyebabnya, lanjut melakukan penanggulan agar tidak terjadi lagi. Mengingat kucing pergerakannya cukup agresif. “Ini harus segera ditanggulangi,” ujarnya.
Menindaklanjuti anjing positif rabies itu Dinas Pertanian langsung turun ke lapangan. Langkah ini untuk mengeliminasi sejumlah anjing liar secara obyektif yang disinyalir sempat kontak dengan anjing positif rabies tersebut, termasuk memvaksinasi puluhan anjing peliharaan.
Namun langkah eliminasi ini juga mendapat sorotan dari anggota DPRD Klungkung lainnya, I Made Jana. Kata dia, pasca ditemukan anjing positif rabies dinas terkait tidak serta merta mengeliminasi anjing di sekitarnya, karena lama-lama anjing lokal bisa punah. Terlebih sebagai penjaga rumah, anjing juga untuk sarana upakara caru. “Kami mendorong dinas terkait untuk menangkap anjing tersebut, kemudian memberikan vaksin, jadi tidak serta-merta memusnahkan atau eliminasi,” ujarnya. Namun kalau anjing itu memang memiliki gejala poisitif rabies ya herus dieliminasi.*wan
Komentar